"Anda diminta untuk kembali bekerja di pemerintahan Mrs. Kikyo." Kata kepala sekolah pada Mrs. Kikyo yang berdiri didepannya.
"Bagaimana dengan anak-anak saya, siapa yang akan mengajar mereka?" Tanya Mrs. Kikyo.
"Anda tenang saja, akan ada guru penganti yang akan menggantikan tugas anda." Jelas chairman.
"Tapi, bagaimana jika mereka tidak cocok dengan guru baru tersebut? Anda tahu sendirikan mereka berbeda dengan murid lain." Kata Mrs. Kikyo.
"Anda sangat menyayangi mereka, padahal dulu anda yang bersikeras menolak menjadi guru mereka." Ujar charmain dengan seringaian diwajahnya.
"Itu sebelum saya mengetahui siapa mereka. Saya pikir mereka sama seperti murid lainnya." Kilah Mrs. Kikyo.
"Baiklah saya akan coba berbicara pada mereka." Kata kepala sekolah.
"Terima kasih, chairman." Setelah berterima kasih Mrs. Kikyo segera pergi meninggalkan ruang kepala sekolah.
.
.
."Itu tadi sangat menyenangkan!!" Seru Leon dengan wajah berseri-seri.
Mereka tengah berkumpul diruang kelas mereka setelah menjalankan misi dari Mrs. Kikyo.
"Iya, rasanya sudah sangat lama tubuh ini tidak bergerak seaktif ini." Kata Alan.
"Dasar pak tua!" Timpal Leon. Sedetik kemudian sebuah amunisi melesat dengan cepat melewati samping kiri Leon.
"Barusan kau mengatakan apa?" Tanya Alan dengan sebuah HK MG43 Machine Gun ditangganya.
"Ha ha ha, bu.bukan apa-apa..." Jawab Leon dengan tawa hambar.
"Sudahlah kalian ini, kita kan sudah berhasil dalam misi, jadi jangan mengacaukan kesenagan ini dengan pertengkaran kalian." Kata Violet menengahi.
"Kak Alan menang pembawa masalah." Kata Raito.
"Apa kau bilang bocah!!!" Seru Alan kesal.
"Aku bukan bocah!! Kak Alan tak melihatku menebas para orge itu dengan katanaku!!" Balas Raito.
"Huh, aku membunuh mereka dengan sekali bidik!" Alan tak mau kalah.
"Hei!! Bukan hanya kalian yang melawan mereka tahu! Aku juga menghajar mereka dengan shinjutsuku!" Satsuki ikut menimpali perdebatan mereka.
Akhirnya semuanya ikut menceritakan kehebatan mereka waktu melawan makhluk-makhluk kegelapan saat misi terakhir mereka.
.
.
.Raito tengah berdiri berhadapan dengan Makoto. Tepat lima menit yang lalu iya mendapatkan pesan dari Makoto kalau ada misi penting untuknya.
"Misi apa yang harus saya selesaikan, Big Bos?" Tanya Raito. Nadanya tegas, sangat berbeda dengan dirinya jika diluar misi.
Makoto menyerahkan sebuah map merah pada Raito yang dengan segera membaca rincian misinya dengan saksama.
"Desa Doff?" Tanya Raito.
"Itu adalah salah satu desa yang ada di Eldro, aku ingin kau kesana karna ada aktifitas gelap yang dirasakan oleh tim kita." Jelas Makoto.
"Baiklah saya terima misi ini. tapi, bagaimana dengan sekolah saya?" Tanya Raito lagi.
Mendengar itu Makoto benar-benar tak dapat lagi menahan senyumanya untuk tidak kelur.
"Aku akan urus itu, tapi kau benar-benar sudah menyayangi mereka ya?" Tanya Makoto.
"Mereka semua sudah seperti kakak bagiku." Jawab Raito dengan senyum tipais dan pandangan menerawang.
"Baiklah, kalau begitu kau harus secepatnya menyelesaikan misi ini dan pulang dengan selamat agar mereka tidak khawatir." Kata Makoto.
"Hm, papa benar. Aku pergi dulu. Ciao ciao."
.
.
.Seluruh penghuni ruang kelas 1-C terlihat tidak memiliki semangat sama sekali dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar lagi, bahlan Leon dan Satsuki yang buasanya memiliki semangat dan energi lebih besar dari yang lainnya juga terlihat murung. Kelas yang biasanya hagat beruba menjadi kelam seketika.
"Kalian semua ini kenapa?" Tanya Miss. Kikyo akhirnya.
"Kami hanya tidak memiliki semangat
untuk melakukan apapun saat ini." Ujar Leon. Jika kata-kata itu keluar dari mulut Leon tidak disaat seperti ini sudah pasti banyak yang akan menganggap kiamat akan segera tiba."Raito?" Tanya Miss. Kikyo.
"Iya siapa lagi." Kali ini Satsuki yang menjawabnya.
"Sudahlah kalian ini, Raito hanya pergi karna ada urusan keluarga untuk beberapa hari bukan beberapa minggu, kenapa kalian secemas ini." Kata Miss. Kikyo mencoba menghibur mereka.
"Tapi rasanya sepi Miss. Jika tak ada bocah satu itu." Sahut Leon.
Miss. Kikyo memberikan sebuah senyuman tipis menaggapi perkataan Leon.
.
.
.Tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan di desa tempat Raito berada saat ini.
Puing-puing bangunan dibiarkan begitu saja, tak tersentuh tangan manusia sejak kejadian itu.
Masih segar rasanya dalam ingatan Raito akan hari itu, semua kenagan buruk yang terjadi pada malam itu mulai bermunculan diingatan Raito, seolah baru semalam terjadi.
Ia masih bisa mendengar jeritan penduduk yang nyawanya direngut paksa oleh makhluk-makhluk kegelapan. Api menyenebar dengan cepat ke segala arah, serangan makhluk-makhluk kegelapan yang seolah tiada habisnya.
"Ini...."
Raito berhenti disebuah bangunan yang terlihat masih kokoh berdiri dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang berada disekitarnya.
Raito mengambil papan nama yang tergeletak didepan kakinya.
Doff house
Satu-satunya panti asuhan yang berada di kota Doff, tempat Raito tinggal sebelum dia diadopsi oleh Makoto.
Raito menatap halaman depan panti asuhan dengan pandangan terluka, ia seperti melihat kilatan-kilatan masa lalunya.
Dalam pandangannya seolah terdapat sekumpulan anak kecil yang sedang bermain dengan gembira, tak tersentuh kerasnya dunia luar.
Raito juga masih menginat seberapa polosnya dia dimasa itu, ia hanya tahu bermain, bermain, dan bermain.
"Aku merindukan kalian semua..."
Raito memejamkan matanya meresapi segala perasaan yang tiba-tiba melingkupinya.
"Lama tak bertemu, Shin."
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
E.N.D : The Knight And Drak Creature
FantasyDisebuah pelanet yang jauh dari bumi, sebuah planet yang menjadi bagian dari gugusan bintang aquarius. Planet dimana tidak hanya manusia yang menempati planet tersebut. Planet dimana pertempuran masih berkobar dimana-mana. Oleh karna itu, mereka dib...