Chapter Empat

28 6 2
                                    

Keesokkan harinya, Jaera turun dari kamar dan melihat 2 orang helper menyiapkan sarapan dan bekal untuknya. Ada Sungjae juga yang sedang menata makanan di atas meja. Ya, Jaera memang tinggal satu rumah dengan Sungjae. Pemuda itu menempati salah satu kamar di lantai bawah. Suara langkah kaki di tangga membuat Sungjae menoleh dari meja makan. Ia melihat Jaera turun sambil tersenyum.

“Selamat pagi, Ahgassi.”

Sapaan itu tidak di gubris oleh Jaera. Gadis itu malah melangkahkan kakinya memasuki dapur. Sungjae memperhatikan anak atasannya itu. Menaruh tasnya asal di salah satu kursi pantry. Lalu ia menghampiri kulkas dan mengambil tahu dan daun bawang. Kemudian berjalan lagi ke lemari penyimpanan dan mengambil rumput laut dari sana.

Sungjae menaikan alisnya, Sup rumput laut? Untuk apa di… dan sedetik kemudian pemuda itu teringat ini tanggal berapa. 8 Mei. Hari orangtua sekaligus ulangtahun Mirae –Ibunya Jaera. Sungjae menyuruh para helper yang sedari tadi diam memperhatikan Jaera untuk keluar dari dapur dan membiarkan gadis itu sendiri.

Tangan Jaera sangat telaten memotong daun bawang, tahu, bawang putih dan sebagainya. Sungjae berjalan kearah dapur dan duduk di salah satu kursi pantry, sambil memperhatikan Jaera. Memperhatikan apapun yang Jaera lakukan. Kegiatan langka yang Sungjae lakukan selama Jaera di rumah. Gadis itu selalu diam dan tidak pernah meladeni satupun orang yang tinggal bersamanya. Membuat Sungjae bingung sekaligus khawatir.

“Kalau kau sudah puas menatapku, silahkan sarapan Sungjae,” ucap Jaera sambil menutup kotak bekalnya. Sejak kapan gadis itu selesai membuat sarapan? Sepertinya kegiatan Sungjae membuat ia lupa waktu.

Jaera melangkahkan kakinya menghampiri kursi di sebelah Sungjae tempat tasnya berada. Memasukkan bekalnya ke dalam tas dan melangkahkan kakinya keluar dari dapur. Meninggalkan Sungjae yang menatapnya sedih.

***

271 words wkwk maapkeun:v

Vomment jangan lupaa~~

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang