Chapter Lima

34 8 4
                                    

Ya! Apa kau dengar ada murid baru?

Jinjja? Yeoja, namja? (Benarkah? Perempuan, laki-laki?)

Namja(Laki-laki) dan sangat tampan! Aku melihatnya tadi di ruang guru. Dan tebak ia berbiacara pada siapa!

Nugu? Nugu? (Siapa? Siapa?)

Park ssaem!

Kya! Daebak! Dia akan di kelas kita?!

Celotehan dari biang gossip di tengah kelasnya pagi ini tidak membuat Jaera menoleh. Ia malas mendengarkan walaupun suara mereka itu lumayan terdengar dari kursinya yang berada di pojok kanan kelas (kalau kau melihatnya dari depan papan tulis).

Bel masuk kelas membuat gerombolan biang gossip itu membubarkan diri. Namun beberapa detik kemudian, suara pekikan dari teman-teman perempuannya menarik perhatian Jaera. Gadis itu ikut menoleh kearah jendela di luar kelas. Park ssaem hendak masuk bersama dengan pemuda yang sejak tadi membuat heboh kelas. Seorang pemuda tinggi dengan rahang yang tegas mengekor di belakang wali kelasnya itu.

“Setelah saya mendengar kehebohan dari kelas ini, sepertinya kalian sudah tau apa yang akan saya sampaikan. Jadi, perkenalkan dirimu,” Park ssaem beralih pada pemuda di sebelahnya. Jaera bisa melihat pemuda itu dengan jelas. Postur tubuh tegap, rahang yang tegas, matanya tajam dan hidungnya yang mancung dan kacamata yang bertengger manis disana. Perpaduan yang sangat indah dan sulit untuk tidak terpaku pada objek itu.

Annyeonghaseyo (Halo), saya Kim Taehyung. Mohon bantuannya,”

Teriakan semakin menjadi ketika Taehyung menutup perkenalan dengan senyuman serta suaranya yang sedikit berat. Oh, sepertinya hanya Jaera yang tidak ribut di kelas. Ia bahkan tidak mendengar nama pemuda itu karna ia sedang asik melihat kelas 2-C sedang olahraga di lapangan. Pandangannya masih mengarah pada kelas 2-C kalau saja seseorang tidak memanggilnya.

Jaera menoleh dan mendapati siswa baru itu sudah menempati bangku di sebelah kanan dirinya. Ya, karna memang bangku itu yang kosong. Jaera menatap datar siswa baru itu, sedangkan murid lainnya memperhatikan mereka. Ada apa siswa baru itu memanggilnya?

“Semoga kita bisa berteman,” ucap Taehyung sambil tersenyum dan membuat murid lain sedikit heboh.

Namun, bukan Jaera namanya kalau menanggapi murid baru itu. Masih dengan tatapan datar, gadis itu tidak membalas ucapan Taehyung. Ia malah mengalihkan lagi pandangannya kearah lapangan. Membuat seisi kelas bisik-bisik membahas dirinya yang kurang sopan. Dan Taehyung cukup terkejut dengan perilaku Jaera itu. Namun pemuda itu malah menyunggingkan senyuman.

***

Rambut Jaera di terpa angin saat gadis itu membuka pintu atap sekolah. Matahari sedang tidak terik hari ini. Awan tampak menutupinya, seperti melindungi kulit Jaera yang lupa memakai sunblock tadi pagi. Gadis itu berjalan ke perbatasan tembok disana. Menaruh bekal di sisi kanan dan memanjat tembok. Ia mencoba duduk disana. Beruntung tembok itu bukan ujung dari atap sekolahnya, masih ada jeda sedikit, baru pagar mengelilingi atap sekolah.

Ia mulai memakan bekalnya yang dibuat tadi pagi dalam diam. Menikmati sup rumput lautnya dengan lahap di atas perbatasan tembok. Memang sup buatannya tidak seenak buatan sang Ibu, namun itu cukup membuat Jaera tersenyum tipis saat memakannya. Mengingat apa saja yang ia lakukan bersama Ibunya dulu.

Klek

Suara bunyi pintu membuat Jaera menoleh ke belakang. Ia mendapati Taehyung yang membuka pintu atap sekolah. Pemuda itu cukup terkejut mendapati Jaera sedang makan di atas atap. Siapa yang menyangka kau akan memakan bekalmu di atap sekolah?

Taehyung menghampiri Jaera yang hampir selesai dengan bekalnya.

“Hai. Aku tidak menyangka kau ada disini,” sapa Taehyung.

Jaera tetap tidak bergeming. Ia menyuap suapan nasi terakhirnya dan meneguk sup rumput laut dari termos.

“Kau sudah selesai makan?”

Seakan menutup mulutnya rapat-rapat, Jaera tetap tidak menanggapi pertanyaan Taehyung. Gadis itu tengah sibuk merapikan kotak bekalnya. Setelah kotak bekal rapi, Jaera turun dari tembok dan menepuk-nepuk sedikit rok belakangnya yang sedikit kotor. Gadis itu hendak berjalan menuju pintu ketika langkahnya di tahan oleh Taehyung. Jaera menoleh dan mendapati tangannya di tarik pemuda itu.

“Wae?” (Kenapa?) Satu kata datar dari Jaera membuat Taehyung tersenyum.

“Jadilah pacarku,”

***

623 words! Wkwk ini double update yaa~~

Yang kemaren request nyuruh double update udah aku post nih wkwk

Vomment jangan lupa~~

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang