Chapter Sepuluh

32 5 0
                                    

Liburan musim panas baru saja dimulai minggu ini. Biasanya Jaera akan mengambil beberapa part-time atau belajar di perpustakaan kota. Menghilangkan rasa bosan selama liburan. Namun entah mengapa gadis itu merasa tidak senang dengan liburannya kali ini. Ia masih berbaring di tempat tidur walau jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah 9 pagi. Melihat langit-langit kamar sambil mengingat kesepakatan bodohnya bersama Taehyung sebelum liburan.

Taehyung sedang duduk di pinggiran tembok perbatasan di atap sekolah saat Jaera menghampirinya. Angin semilir menerpa rambut mereka. “Sepertinya kau tidak suka dengan kekalahanmu Jaera.” ucap Taehyung membuka keheningan mereka selama beberapa saat. Gadis itu hanya menatap datar Taehyung tanpa mengucapkan apapun. Ia hanya mau perjanjian bodohnya ini cepat selesai.

Karna tidak ada tanggapan dari gadis itu, Taehyung melanjutkan pembicaraannya, “Aku pernah bilang padamu, ‘Jadilah pacarku’, kan? Kabulkan permintaanku itu.”

Jaera mendelik, apakah dia sudah gila? Gadis itu tidak mau berurusan dengan orang lain lagi. “Kenapa kau selalu menanyakan itu?”

Taehyung melipat tangan di dada sambil menaikkan bahunya, “Entahlah. Seperti tertarik padamu karna kau berbeda,”

Berbeda? Dari segi apa? “Bisakah kau meminta yang lain selain itu?” tawar Jaera. Ia harus menghindari permintaan Taehyung yang itu. Ia tidak mau terikat pada siapapun. Itu akan membuat dirinya tersiksa.

“Yang lain? Bagaimana kalau ‘tidur bersamaku’? Kau mau?” ujar Taehyung sambil memajukan sedikit badannya ke depan.

Ada kata penekanan di bagian ‘tidur bersamaku’ yang langsung membuat Jaera menampar pemuda itu. Dia sudah benar-benar gila!

“Yak! Kenapa kau menamparku? Aku kan hanya bercanda,” protesnya sambil mengusap pelan pipinya yang sedikit memerah sekarang.

“Bercandamu keterlauan Taehyung,”

“Jadi kau menerima permintaanku sebelumnya?” tanya Taehyung tanpa mengubris ucapan Jaera. Gadis itu baru membuka mulutnya ketika Taehyung melanjutkan lagi kalimatnya, “Call (Oke)! Jangan lupa selama liburan kita kencan, uri yeoja chingu (pacarku),”

Lalu senyuman Taehyung mengembang membuat kerja jantung Jaaera tiga kali lebih cepat dari biasanya. Gadis itu semakin yakin kalau dirinya akan membenci pemuda itu sebentar lagi.

Suara ketukan pintu membuat Jaera tersadar dari lamunannya. Ia menoleh kearah pintu kamarnya yang terbuka. Seorang helper berumur sekitar 30an masuk sambil membungkuk sedikit.

Agassi, ada tamu sedang menunggu di ruang tamu. Katanya dia pacar Agassi,”

Awalnya Jaera hanya menyiritkan kening, namun detik berikutnya gadis itu mendelik dan langsung bangkit dari tempat tidur tanpa melihat rupanya lagi di cermin. Di ujung tangga, ia bisa melihat sosok Taehyung mengenakan jeans hitam pendek, kaos putih dan topi sebagai pamanisnya. Oh astaga! Tolong ingatkan Jaera untuk ke rumah sakit setelah ini. Sepertinya memang ada sesuatu yang tidak beres dengan jantungnya. Kenapa jantungnya selalu berdetak 3 kali lebih cepat dari biasanya? Taehyung mendongak ke arah atas karna suara gaduh. Pandangannya terhenti pada Jaera yang masih mengenakan baju tidur berwarna biru muda dan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

Pemuda itu terkekeh pelan, “Segitu semangatnya bertemu denganku sampai kau belum mengganti baju tidurmu, Jaera-ya,” Jaera tersikap lalu memandang tubuhnya sendiri. Ah sial!

“Aku akan turun 30 menit lagi,” Gadis itu masuk ke kamarnya dengan berjalan cepat. Membanting pintu dengan keras, membuat terkejut helper dan Taehyung. Namun detik berikutnya terdengar suara tawa Taehyung, “Dia lucu sekali.”

Sungjae mendengar suara gaduh dari dalam rumah saat dirinya menutup pintu depan. Ia baru saja selesai lari pagi ketika mendapati seseorang masih tertawa di ruang tengah. Tumben sekali ada tamu di pagi hari. Biasanya ia akan mendapat telepon terlebih dahulu jika akan ada orang yang ingin bertamu ke rumah Jaera.

Nuguseyo? (Siapa)”

Taehyung menoleh ke asal suara dan mendapati Sungjae mengenakan celana training panjang dengan kaos putih yang basah karna keringat. Handuk kecil tersampir di leher dan headset yang terpasang di salah satu telinganya.

“Ah, annyeonghaseyo. Kim Taehyung, teman Jaera,” ucap Taehyung sambil bangkit dari kursi dan membungkuk sedikit pada Sungjae. Ini kakaknya Jaera? Tapi tidak mirip.

“Teman Jaera? Aku baru tau Jaera punya teman. Kau teman sekelasnya?” tanya Sungjae dengan nada heran. Pemuda itu memperhatikan penampilan Taehyung dari atas ke bawah. Tidak mencurigakan tapi kenapa Jaera tidak pernah bilang ia punya teman? Dan temannya laki-laki pula!

Ne (iya), aku teman sekelasnya, hyung.”

Sungjae menyiritkan keningnya. Baru pertama kali ada yang memanggilnya Hyung dan itu dari teman Jaera. Terdengar aneh tapi Sungjae tidak menganggap itu sesuatu yang buruk.

“Aku sudah siap,” suara Jaera membuat dua pemuda itu mengalihkan pandangannya ke arah belakang Taehyung. Jaera tampak cantik walau hanya mengenakan jeans panjang, kaos putih polos dan topi pink sebagai pemanis.

“Huah, uri Jaera tampak cantik,” pekik Taehyung membuat Sungjae tersikap. Dia bilang ‘uri Jaera’? Apa maksudnya?

“Kau mau kemana?” tanya Sungjae. Tidak biasanya gadis itu pergi keluar rumah dengan seseorang. Terlebih lagi pemuda itu mengaku kalau ia teman Jaera.

“Pergi,” jawab Jaera acuh sambil melewati Taehyung dan Sungjae bergantian. Gadis itu keluar dari rumah tanpa menoleh ke belakang lagi. “Wah, dia benar-benar tidak sopan. Hyung aku akan kembali,” ucap Taehyung sambil membungkuk sedikit. Mengikuti Jaera yang sudah keluar rumah duluan. Sejenak Sungjae berfikir tentang nama pemuda itu.

Namanya Taehyung? Taehyung yang itu?

***

Maaf untuk ngga update minggu lalu karna admin keluar kota hehe vomment!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang