Chapter Sembilan

18 6 2
                                    

Pekan ujian telah di mulai senin kemarin dan Taehyung juga berhenti mengganggu Jaera selama ujian sesuai kesepakatan mereka. Jaera mau bertaruh kalau pemuda itu tidak mengganggunya selama ia belajar untuk ujian. Dan dengan satu anggukan dari Taehyung menjadi jawaban permintaan Jaera. Walaupun tidak menganggu Jaera secara terang-terangan, pemuda itu tetap tersenyum saat berpapasan dengannya. Dan entah mengapa, ada yang salah dengan jantung Jaera saat Taehyung tersenyum. Kenapa jantungnya seperti terenyuh saat pemuda itu tersenyum?

Seperti pagi ini, hari ini ujian terakhir dan seperti biasa Taehyung akan memanggilnya dan berkata ‘Hwaiting’(semangat) tanpa suara. Tak lupa senyuman Taehyung yang membuat Jaera semakin ingin melihatnya terus. Merasa risihkah? Atau suatu hal lain? Ia sendiri tidak mengerti.

Ujian kimia cukup menguras otak Jaera. Ada 25 soal essay yang harus mereka kerjaan dan gadis itu masih tetap memandang soal nomor 17 saat melihat Taehyung bangkit dari kursinya dan meninggalkan kelas. Ini bukan sekali atau dua kali Jaera melihat Taehyung menyelesaikan ujiannya lebih awal dari yang lain. Pemuda itu sudah melakukannya sejak ujian di hari pertama. Setiap 30 menit sebelum ujian usai, pemuda itu akan meninggalkan ruangan. Membuat tanda tanya di kepala Jaera semakin banyak. Namun, gadis itu semakin yakin akan sesuatu.

Sepertinya ia akan kalah taruhan dari pemuda itu.

***

Jaera menghembuskan nafas perlahan dan merasakan jantungnya tidak bisa berhenti berdetak cepat sekarang. Di papan pengumuman, namanya ada di posisi kedua dan kalian bisa tebak nama siapa yang ada di posisi teratas.

Kim Taehyung.

Pemuda itu sukses membuat Jaera kecewa sekaligus kesal. Bisik-bisik dari kanan-kiri Jaera membuat gadis itu jengah. Kenapa firasatnya benar? Kenapa harus pemuda itu yang menang? Kenapa harus nama pemuda itu yang mengalahkan nomor satu miliknya selama ini? Kenapa bukan orang lain saja? Ia tidak rela dirinya kalah taruhan dari murid pindahan itu.

Sepasang tangan melingkar sempurna di pinggang Jaera. Taehyung menempelkan dagunya di pundak kanan Jaera. Gadis itu hanya terpaku dengan perlakuan Taehyung yang tiba-tiba. Dan oh! Ingatkan Jaera kalau sekeliling masih di penuhi teman-temannya yang sekarang memandang mereka. Ia mencoba melepaskan pergelangan tangan Taehyung, namun sepertinya gadis itu kalah kuat.

Otte (Bagaimana)? Aku bisa mengalahkanmu, kan? Jangan lupa pada janjimu, Jaera-ya,” bisik Taehyung pada telinga Jaera, membuat gadis itu bergidik. Kira-kira apa yang akan diminta Taehyung?

Taehyung mencium pipi kanan Jaera sekilas sebelum pergi meninggalkan gadis itu dengan sorakan beberapa pasang mata yang melihatnya.

Aku membencinya

***

Alur kecepetan? Maafkeun:'v ngga konsentrasi beberapa hari ini, vomment!

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang