Mulai

489 45 16
                                    

Vote.

Ellin terbangun. Ia sudah berada di UKS. Saat ini kepalanya teramat-amat pusing. Ia tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Hai, sudah bangun ya?", ucap seorang perempuan.

"Hah?", Ellin tak tau harus bicara apa.

"Kenalin, gue Septya Erisda. Panggil aja Eris. Santai aja sama gue ya, btw nama lo siapa?", ucap dan tanya perempuan itu.

"Mm g-gue Ellin Anantasya, panggil aja Ellin. Btw makasih ya udah nolongin", ucap Ellin.

"Bukan gue. Tapi kak Rafael", ucap Eris.

Ellin diam. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Beberapa detik kemudian, ia ingat. Sangat ingat. Sosok itu membuatnya takut. Ia bergetar.

"Hei, Ellin. Lo kenapa?", tanya Eris sambil menepuk-nepuk pipi Ellin.

Ellin masih bergetar. Ia malah menangis.

"Aduh gimana nih", bingung Eris dan ia pun keluar mencari Rafael.

Saat itu juga pintu UKS terbuka kembali. Tapi tidak ada siapa-siapa. Ellin mulai gelisah, keringat dingin.

BRAAKKK!!!

"Aaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!", teriak Ellin.

Pintu itu terbanting dan terlihat sosok wanita tanpa kepala dengan tubuh penuh darah amis.

"Aaaaaaaaaa!!!!!!!!!!", teriak Ellin lagi sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya dan menutup kedua matanya rapat-rapat.

Sosok itu mendekat mengulurkan tangan seakan ingin mencekik Ellin.

"Aaaaa!!!!! Pergi!!! Pergiii!!!! Pergi! Jangan ganggu gue!!!! Pergiiiii!!!!!", histeris Ellin.

BRAK!!!

Disana Rafael, Eris, dan 3 teman Rafael menatap Ellin yang menangis ketakutan diatas ranjang UKS. Rafael segera menghampiri Ellin dan merengkuhnya dalam pelukannya. Saat itu juga, sosok itu hilang.

"Hei, kamu gapapa? Ada apa?", tanya Rafael sambil menenangkan Ellin.

"Kak Erin, kak Aldy, kak Putra, nama dia Ellin Anantasya kak, panggilannya Ellin", ucap Eris pada 3 teman Rafael.

Erin, Aldy, dan Putra hanya mengangguk mengerti.

"Kenapa dia tuh?", tanya Aldy penasaran.

"Hhhiiiiii", celetuk Putra dengan suara horror.

"Pa an sih lu!", toyor Aldy.

Erin hanya diam. Ia menerawang. Beberapa detik. Ia terkejut. Dia bisa?, pikir Erin kaget.

"K-kak...a-aku takut...", isak Ellin sambil mencengkram baju Rafael dengan kuat.

"Iya iya ada kami kok. Emangnya ada apa sampe kamu ketakutan gini?", tanya Rafael.

Ellin diam. Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Setelah tenang, ia mencoba seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Kak? Boleh anterin aku ke kelas gak kak?", tanya Ellin.

"Boleh kok", jawab Putra.

"Dia kan nanya Rafael, bukan elo pe'a!", ucap Aldy dengan menoyor kepala Putra.

"Suka-suka!", acuh Putra.

👻👻👻

"Makasih kak", ucap Ellin.

"Iya sama-sama kok. Tapi tadi kenapa kamu kok takut sih? Ampe nangis lagi", ucap Erin.

"Engh yaudah kak aku masuk dulu. Makasih kak", ucap Ellin terburu-buru.

Vengeful GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang