Pembantaian Setelah Perpisahan

190 24 6
                                    

Malam ini begitu sendu. Malam dimana akan ada perpisahan. Mereka, berada di rumah sakit.

"Maafin Eris ya, Kak Aldy. Eris beneran gak tau," ucap Eris kepada Aldy yang duduk di kursi roda.

Bersiap untuk pergi.

"No problem, princess."

Putra langsung melotot kepada Aldy. Aldy terkikik sebentar lalu mengangkat kedua tangannya tanda tidak ingin melakukannya lagi.

"Sok bahasa Inggris lo, bro." Ucap Felix.

"Aldy, gue minta maaf banget soal kejadian ini. Gue bener-bener minta maaf..." Tengku menjabat tangan Aldy.

"Bukan... salah lo."

"Aldy!" Suara Ayah Aldy terdengar begitu pintu ruangan terbuka. "Sudah 'kan? Kalau begitu ayo kita berangkat."

Semua pasang mata memperlihatkan kesedihan dengan akan kepergiaanya Aldy. Sedangkan Eman sudah tak menampakkan diri setelah ia mengatakan 'Gue pergi sebentar'.

Akhirnya dengan berat hati mereka semua memeluk Aldy dan bersalam lalu mengucapkan selamat tinggal.

"See you again."

Bersama kedua orang tuanya, Aldy pergi dan menghilang di belokan koridor rumah sakit.

Mereka semua menghela napas. Setelah itu mereka duduk di kursi panjang rumah sakit.

Tiba-tiba Ellin memekik. Ia melihat sosok Galih. Tapi kali ini beda, Galih terlihat putus asa.

"L-Lo kenapa?" tanya Ellin.

"Gue minta maaf. Sebenernya gue mati karna bunuh diri."

Suaranya dapat didengar oleh teman-teman Ellin sehingga mereka ikut terkejut.

"Kok lo bohong!?"

"Gue tau... kalian pasti bakal marah besar tapi gue mohon kalian cepet pergi dari sini. Masa lalu bakal datang dan akan terjadi di sini."

"Maksud lo? Jelasin dulu kenapa lo bohong sama kita sampai Aldy hampir mati gara-gara lo."

"Gue ini budak. Budaknya Palasik. Kalau gue bisa bunuh manusia dan minum darahnya sebanyak-banyaknya, gue bakal jadi hantu yang abadi dan gak bisa dikalahkan. Dan gue harus berbagi darah manusia sama Palasik."

"A en je a ye," celetuk Putra.

"Jadi maksud lo... lo itu budak. Tapi kok lo mau sih? Lo itu udah mati. Seharusnya cari jalan yang benar. Manusia aja masih berada di jalan yang salah dan elo tau itu." Ucap Naila.

"Please, kalian cepet pergi dari rumah sakit ini! Gue gak bisa bantu. Ingat, cepet pergi dari sini sekarang juga kalo kalian gak mau jadi mayat!"

Galih menghilang.

"A en je a ye," celetuk Putra lagi.

Semuanya menjadi cemas akan ucapan Galih. "Bentar deh, coba gue browsing dulu, apa itu Palasik." Beberapa saat Erin membacakan. "Pelesit (Palasik) menurut cerita, legenda atau kepercayaan orang Minangkabau dan Melayu adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Minangkabau pelesit bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi. Pelesit sangat ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau yang memiliki balita karena makanan pelesit adalah anak bayi atau balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis pelesit tersebut. Ilmu pelesit dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang pelesit maka anaknya pun akan jadi pelesit. Pada umumnya pelesit bekerja dengan melepaskan kepalanya. Ada yang badannya yang berjalan mencari makan dan ada pula yang kepalanya yang melayang-layang mencari makan." Tutur Erin.

Vengeful GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang