13| Diadel Menangis

84 4 2
                                    

Diadel cepat-cepat mengangkat panggilan dari Gilang

"Halo?" suara Gilang mengawali panggilan ini.

Rasanya Diadel sudah tidak sabar.

"HALO KAK GILANG" dengan keras hingga menggema dalam kelas.

Kalian tentu tau tujuannya kan?

Seketika perhatian putri langsung teralihkan.

Ia langsung menengok kala Diadel mengucap kata "kak Gilang"

"Kak Gilang?" benak Putri.

"Kak, kakak ke kelas aja ya! Mumpung aku masih di kelas nih!" dengan sama kerasnya.

"Ok, aku tunggu ya" Diadel mengakhiri panggilan telfonya.

Dan dihadapan diadel sudah berdiri Putri yang mendekapkan tanganya di dada.

"hem, imajinasi lu ketinggian tau  gak?" dengan penuh kesinisan Putri mulai bicara.

"aduh maksudnya apa ya? Gue ga ngerti" dengan senyum yang penuh ejek Diadel membalasnya.

"lu kira lu bisa manas-manasin gue? Hah? Jangan kira lu bisa begoin gue yah! Ga mungkin cupu kaya lu bisa telfonan sama kak Gilang"

Dada Diadel memanas.

"hem, yaudah lu tunggu aja, kalo bener gue Cuma ngayal gak akan kan kak Gilang dateng! Emang gue bego!"

Seketika Putri terdiam dan berfikir, lalu ia kembali ke tempat duduknya seraya menunggu, Putri mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantin. "Apakah Benar Kak Gilang akan menemui Adel?"

Putri yang malang, benar saja setelah bebearapa lama, orang yeng ditunggu-tunggu datang, kak Gilang.

Dengkul Putri melemas, seakan-akan tubuhnya tak memiliki tulang lagi, dadanya sesak.

Kalian tahukan rasa iri? Kecewa? Dan tidak percaya?

Dan semua perasaan itu sekarang sudah berada dalam diri Putri.

"makasih ya kak udah ngenterin buku aku"

"ga papa, tenang aja" sambut Gilang dengan senyuman.

"makasih banget deh kak kemaren jalan-jalanya, that's my best day ever"

Coba tebak perasaan Putri sekarang

Gilang jadi bingung, kenapa Diadel menjadi aneh.

Maksudnya, baru saja mereka bertemu dan Diadel bersikap malu-malu dan banyak diamnya, namun sekarang? Gilang jadi tidak yakin apakah benar ini Diadel.

"oh kemaren, iya aku juga...."

Tiba-tiba tangan Diadel dengan cepat mengelus pipi Gilang lalu tanganya jatuh di pundak Gilang.

"kenapa?" Gilang binngung

"engga kak, aku kira ada noda tadi, ternyata engga" jawab Diadel sambil sedikit tertawa.

Namun tertawnya bukan unutk Gilang atau sikapnya, tapi untuk Putri.

Tiba-tiba lengan Diadel digenggam oleh seseorang, sedikit terasa seperti remasan.

"Puas lu sekarang? Hah? Puas lo?" Putri dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Diadel hanya membalasnya dengan senyuman.

*PLAK

Pipi Didel terkena sambaran tangan putri.

"gue benci  sama elu!!!"

Putri berlari meninggalkan Diadel, Gilang, dan pandangan aneh orang-orang di dalam kelas yang seketika menjadi sunyi.

"Apa-apaan ini? Kamu gak papa Diadel?" Gilang bingung dengan drama yang sedang berlangsung.

DIADELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang