1| Pria itu?

642 48 25
                                    

Langkahnya menuju gerbang itu tinggal beberapa alunan lagi.

tetapi hati dan pikiranya sudah terkejut , karna melihat dua orang guru berdiri di hadapan beberapa siswa, di dekat halaman parkir yang ada di dalam gerbang itu.

Diadel yakin benar bahwa dirinya sudah terlambat.

"Fuck yeah! buat hari ini" Umpat gadis itu pada dirinya sendiri, sembari berlari mendekati beberapa orang itu.

kedatanganya di sambut oleh sepasang mata bola yang mengekori Diadel hangat dan ramah.

mungkin karna terlalu hangat, pandangan itu bisa membakar dirinya sekarang

Namun, pandangan itu tidak datang dari dua orang guru terserbut

Melainkan datang dari seoarang pria dengan mata sayu yang memiliki garis tipis yang tidak terlalu panjang di bagian akhir ekor matanya.

Amat dalam pria itu memandangi Diadel, seakan tak membiarkan seorangpun masuk dalam arus deras penuh kehangatan itu.

Diadel jadi sadar kalau dia sedang diperhatikan oleh seseorang pria yang...

'hot'

Diadel juga sempat memperhatikan wajah si pria sepintas, lalu segera melukiskanya dalam otaknya.

yang ia lihat adalah :

1. Bibir tipis yang berwaran merah pucat milik pria itu, seakan terasa amat manis saat dikecup, bak gula-gula yang menggelitik yang sekarang membentuk simpul senyuman.

2. Dipadu dengan kemilau mata sayunya, membuat siapapun terenyuh dan merona bagai tertarik masuk dalam sebuah portal yang ia buat.

3. Hidungnya tinggi menjulang laksana berdiri di atas sebuah taman surga firdaus.

Kesimpulan : semua elemen itu sangat pas jika dipadukan, hingga membuat semua wanita jadi ingin membelainya.

Diadel memamng tergabung dalam tim karya ilmiah di sekolahnya, hingga ia pandai membuat hipotesis dan menyimpulkan sesuatu.

dan sekarang.

ya tepat sekarang, tubuh Diadel berada tepat di sampingnya.

Semakin saja jiwanya berontak.

meminta agar mulutnya berkarta "siapakah gerangan dikau? Wajahmu alihkan duniaku" tapi mulutnya memang keras kepala.

tak bisa dia senagkan hati pemiliknya.

Diadel merasa aneh, karna dia tidak pernah melihat sosok pria ini sebelumnya.

Tiba-tiba tubuh Diadel terasa tertarik ke belakang.

meninggalkan ruang antara kenyataan dan harapan, yang tercipta bak sebuah tiupan.

ia tersadar, kala sebuah ucapan salam tiba-tiba terlontar dari bibir seseorang.

Suara itu sangat lembut dan mendayu.

itu suara milik ibu Risma ,yang kebetulan sedang menjadi guru piket pada hari itu, dan setelah salam itu terdengar.

sudah dapat diramalkan, bahwa sebentar lagi akan terdengar nada radio lusuh, yang bercuap mengenai petuah-petuah bijak yang lebih terdengar seperti hukumuan karna telah datang terlambat.

Bu Risma masih saja berpacu dalam nasehatnya.

Seorang guru lainya bernama bu Dian sibuk menghampiri para siswa yang datang terlambat satu-persatu, untuk dicatat namanya di buku point.

sambil terus bergeleng kala mendatangi siswa satu-persatu,mungkin ia heran hari ini ada banyak siswa yang datang terlambat.

Diadel juga heran, kenapa ia bisa berdiri di sebelah pria 'aduhai' yang sedari tadi curi-curi pandang denganya.

DIADELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang