Episode 14

2.8K 41 3
                                    

Setelah melihat Dam Ryung tewas karna sebuah tombak tajam yang menembus jantungnya, Se Hwa memeluknya dengan erat dan menusuk dirinya dengan tombak tajam itu. Dam Ryung dan Se Hwa pada akhirnya tewas.

Joon Jae terbangun dari hipnotisnya dan menangis dengan terisak-isak, "Saya tidak bisa melindunginya. Pada akhirnya karena saya ..." Dia kembali menangis saat membayangkan Sim Chung menusuk dirinya menggunakan tombak tajam yang tertancap pada tubuh Dam Ryung: "Karena saya tidak bisa melindunginya."

Ucapan Dam Ryung remaja terngiang dalam telinga Joon Jae yang berjanji pada Se Hwa bahwa bahkan setelah dia terlahir kembali, dia akan mencarinya, bertemu dengannya, mencintainya dan melindunginya: "Saya akan pastikan mengingatnya."

Joon Jae berkata setelah berjanji seperti itu, dia melupakan semuanya, meskipun Se Hwa terlahir kembali dan mencarinya, bertemu dengannya, dan mencintainya, dia tak bisa mengingatnya dan hanya membuatnya menangis.

"Saya tidak bisa melindungi apapun," ucap Joon Jae sambil menangis.

Dae Young berdiri di depan pintu ruangan seorang dokter, dan saat dia membuka pintunya, dia mendapati Joon Jae ada disana sedang menceritakan apa yang ia lihat di alam bawah sadarnya bagaimana Dam Ryung harus tewas untuk menyelamatkan Se Hwa yang terperangkap di jaring, dan pada akhirnya mereka berdua meninggal karna Se Hwa menusuk dirinya menggunakan tombak yang menusuk Dam Ryung.

Si terapis berkomentar itu adalah takdir yang menyedihkan, sementara Joon Jae bertanya-tanya mengapa mereka terlahir kembali dan kembali bertemu.

Si terapis berkata bahwa bagi seseorang yang terlahir kembali, itu berarti ada sebuah mimpi yang belum terpenuhi, dan bahwa mimpi itu bisa saja sebuah cinta yang belum terpenuhi atau bisa saja sebuah ketamakan yang belum terpuaskan.

Joon Jae bertanya mengapa takdir malapetaka kembali terulang, dan si terapis bertanya diantara dua takdir ini mana yang benar-benar merupakan takdir malapetaka – apakah takdir antara Joon Jae dan orang yang berusaha untuk menyakitinya, atau takdir antara dirinya dan orang yang ia cintai.

Si terapis berkata, "Jika kau tidak mencintainya dan jika dia tidak mencintaimu, maka tidak akan ada akhir tragis seperti itu. Cinta kalian pada akhirnya membunuh satu sama lain. Apa ada takdir yang lebih buruk dari itu?"

Joon Jae bertanya apa dia berpikir semua ini akan kembali terulang, dan si terapis menjawab jika dia berhenti disini dan mengirim wanita itu kembali di tempat dimana dia seharusnya berada, dia akan bisa menghindari akhir yang tragis.

Joon Jae berkata tidak, karna fakta bahwa semua kembali terulang bukan sebuah kutukan tapi sebuah kesempatan – sebuah kesempatan untuk mengubah akhirnya.

Dalam perjalanan pulang, Joon Jae kembali merenungkan pertanyaan terapis kenalannya – apa dia percaya bisa merubah takdir itu. Kita melihat Joon Jae berkata pasti ada alasan mengapa dia mengingat semuanya. "Kali ini ... saya akan melindunginya. Saya pastikan akan melindunginya," ucap Joon Jae.

Dia mengeumudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, dan sesampainya ia di rumah Joon Jae dengan tergesa-gesa bertanya Chung ada dimana. Nam Doo berkata tak tahu, dia baru saja keluar. Setelah Joon Jae pergi dengan tergesa-gesa untuk menyusulnya, Nam Doo berkomentar, "Ketika seorang pria dibutakan oleh seorang gadis, dia akan menjadi seperti itu. Dia sama sekali normal sebelumnya."

Joon Jae berlari dengan kencang untuk menyusulnya. Saat mendapati Sim Chung sedang berada di depan mesin pengambil boneka, dia menghampirinya dan memeluknya dengan erat. "Heo Joon Jae, apa kau bermimpi mengerikan?," tanya Sim Chung yang tampak bingung karna tiba-tiba dipeluk.

"Mimpi yang menakutkan. Saya telah menyelesaikannya. Saya tidak akan memimpikannya lagi," ucap Joo Jae. Joon Jae menatap Sim Chung, dan sejenak mengingatkannya akan wajah Se Hwa di jaman Joseon. Dia kemudian bertanya apa ada sesuatu yang ingin Sim Chung lakukan.

The Legend of The Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang