12

2.4K 204 120
                                    

I know I stand in line until you think you have the time to spend an evening with me
And if we go someplace to dance, I know that there's a chance you won't be leaving with me

And afterwards we drop into a quiet little place and have a drink or two


Senyum tertahan di bibir keduanya. Tak sabar menanti kelanjutan liriknya.


And then I go and spoil it all by....

"Saying something stupid like I love you," senandung keduanya bersamaan, kemudian masih sempat saling melempar senyum sebelum si lelaki kembali fokus menekuni jalan yang ada di depannya.


I can see it in your eyes that you despise the same old lies you heard the night before
And though it's just a line to you, for me it's true and never seemed so right before


Lelaki itu sekali lagi menatap gadis di sampingnya, "I practice every day to find some clever lines to say to make the meaning come through," melantun sepenuh hati, membuat si gadis tersipu malu.


But then I think I'll wait until the evening gets late and I'm alone with you
The time is right, your perfume fills my head, the stars get red and, oh, the night's so blue
And then I go and spoil it all by saying something stupid like "I love you"

....


"Saranghae."


I love you
I love you
I love you


"Nado, saranghae," balas si gadis menerima pengakuan lelaki di sampingnya, berbarengan dengan bunyi lirik terakhir lagu yang kini menjauh sebelum akhirnya benar-benar menghilang.

"Ini gila," racau gadis itu tiba-tiba. Suaranya tidak kencang, lebih mirip sedang menggumam, namun sebentar kemudian gelak tawanya meledak. Membuat lelaki yang ada di sampingnya tersenyum diam-diam. Ia sudah tahu maksud gadis itu.

"Pasti kita dianggap tidak waras jika sampai ada orang yang melihat," keluhnya masih berusaha membendung tawa.

"Atas dasar apa?" tanya si lelaki pura-pura tidak paham.

"Masih bertanya atas dasar apa?" gadis itu menggelengkan kepalanya tak percaya, "mereka pasti berpikiran bahwa kita ini sepasang kekasih!"

"Bukankah memang benar? Kau sendiri yang selalu membanggakan lelaki tampan ini sebagai kekasihmu."

Gadis itu mendengus sebal. Yang dikatakan lelaki di sampingnya itu adalah sebuah kebenaran yang tidak bisa dibantahnya.

"Begitu aku mendapat kekasih, aku pasti akan menyeretnya langsung ke hadapan Appa saat itu juga!" pekiknya kesal lalu mengerucutkan bibir. Membuat lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri terkikik geli.

"Ayah rasa kau tidak perlu melakukan hal itu," jawabnya tetap fokus dengan kendali mobilnya.

Tuan Moon berencana melanjutkan, namun gadis kesayangannya lebih dulu memotong kalimatnya.

"Biar saja, dengan begitu Appa tidak akan bisa meledekku lagi!"

Lelaki itu terkikik geli sekali lagi. Benar-benar hanya itu yang dilakukannya. Tak lagi ingin menyambung kalimat tak selesainya. Ia memilih menyerah. Menyerah untuk memberitahu putrinya mengenai perjodohan yang sudah dirancangnya.

Sungguh, Tuan Moon sudah memutar otaknya puluhan kali guna mencari alasan, mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan. Ia sudah menjajal peruntungannya di setiap waktu yang mereka habiskan bersama, entah melalui candaan atau sebuah obrolan serius. Ia benar-benar sudah mencoba. Namun pada akhirnya tetap tak bisa. Sebanyak ia telah mencoba, sebanyak itu pula lidahnya mendadak kelu, perbendaharaan kata di otaknya seketika menghilang. Ia terlalu takut jika putrinya tak bisa menangkap maksud baiknya, kemudian segala sesuatunya akan menjadi serba berkebalikan dengan apa yang seharusnya. Ia paling tak ingin hal itu sampai terjadi.

Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang