Hurt

5.3K 565 6
                                    

~Soojin's Pov~

Setelah menjadi stalker dan mengikuti Taehyung dengan seorang gadis yang aku sendiri tak tau siapa, aku merasa sangat menyesal.

Aku merasakan sesuatu yang aneh pada dadaku. Rasanya sesak. Dan aku ingin menangis. Inikah yang dimaksud Jimin? Hanya aku yang akan tersakiti?

Gadis yang bersama Taehyung saat itu jelas sangat spesial. Terbukti dari senyum yang terus terukir disudut bibir Taehyung.

Hari ini tanpa sadar aku menitikkan air mata saat menatap Taehyung. Ingatan tentang hari itu kembali membuat dadaku sesak.

Tiba-tiba Taehyung menatap ke arahku, matanya terbuka sedikit lebih lebar. Terkejut. Terkutuklah air mataku yang tak bisa kukendalikan ini.

Dengan tergesa aku memilih untuk keluar kelas. Aku tak bisa terus berada di kelas saat ini. Setidaknya aku harus menghirup udara luar agar sesaknya berkurang.

Taman belakang sekolah menjadi tujuanku. Aku duduk di bawah sebuah pohon besar menghirup oksigen sebanyak yang bisa aku hirup.

Meaow...

Suara seekor kucing kecil membuat rasa sesak di dadaku sedikit berkurang.

"kau disini, kiyo?" aku mengangkat kucing kecil berwarna kuning tersebut dan meletakkannya di pangkuanku.

Ini kucing kecil yang membuat aku mulai memperhatikan Taehyung. Kucing kecil yang terluka lalu di obati Taehyung saat hari pertama aku bertemu dangannya.

Aku yang membawanya kesini. Aku rasa tempat ini lebih baik dan lebih aman daripada pinggir jalan. Dan aku yang menamainya Kiyo...

Kukeluarkan sosis siap makan yang selalu aku bawa setiap hari. Tentu saja untuk makan kiyo.

"kau menyukainya? Makanlah"  ucapku sambil mengelus tubuh kiyo yang masih berada di pangkuanku. Tanpa kusadari aku tersenyum. Kiyo selalu bisa membuatku tersenyum saat aku merasa sedih.

"kau menangis?" entah sejak kapan Jimin sudah ada di sebelahku. Ikut bersandar pada pohon besar ini.

"ani" aku memfokuskan diri pada kiyo, aku tak ingin Jimin tau aku menangis karena namja dingin itu.

"sudah berulang kali aku katakan, jangan jatuh cinta padanya" Jimin berkata pelan. Sangat pelan. Tapi aku masih bisa mendengarnya.

"keunde wae? Kenapa jangan?" aku mulai memberanikan diri menatap namja disampingku itu. Persetan dengan tangisku yang mulai pecah kembali saat ini.

"kau bukan orang pertama yang menyukai Taehyung. Ada banyak yeoja yang mengejarnya."

"dulu Taehyung tidak sedingin itu, tapi semakin lama dia terlihat membentengi dirinya dari yeoja dengan cara bersikap dingin. Yang aku tau, dia tak pernah bisa melupakan cinta pertamanya" Jimin menarik nafasnya sebelum melanjutkan lagi.

"meski kau berusaha sekuat tenaga, kurasa itu percuma. Jadi berhentilah sebelum semakin jauh. Aku berkata begini, karena..."

"dulu ada gadis yang kusukai. Dan menangis karena Taehyung, lalu memutuskan pindah sekolah. Aku tak mau kehilangan teman baikku kali ini" ucap Jimin menatapku serius.

Jimin menarikku dalam pelukannya, mengelus rambutku lembut. Aku tak tau sejak kapan aku menjadi dekat dengan namja ini. Tapi berkat Jimin sakit yang kurasa di hatiku sedikit terobati.

Seharusnya dari awal aku menuruti kata-kata Jimin untuk tak jatuh cinta pada Taehyung. Sehingga aku tak merasakan sakit ini. Merasakan sakit karena jatuh cinta sendiri.

Saying I Love You [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang