A Liar (a)

4.8K 509 1
                                    

~Soojin's Pov~

Hari berganti hari, tidak kusangka kami telah melewati ujian semester pertama dikelas dua ini.

Seperti yang dijanjikan Hoseok Oppa, kami masih berhubungan baik. Tentu saja sebagai kakak dan adik.

Untuk Taehyung, tidak ada peningkatan. Tapi setidaknya kami mulai sering bertegur sapa.

Tentu saja itu berkat kiyo. Terkadang Taehyung akan menanyaiku apakah sudah memberi kiyo makan apa belum.

Atau sekedar mengatakan jika dia sudah memberi kiyo makan. Jadi aku tidak perlu repot-repot ke taman belakang sekolah untuk menemui kiyo.

Jika beruntung, kami bisa tidak sengaja bertemu di taman belakang sekolah. Lalu duduk dalam keheningan. Hanya ada suara kiyo diantara kami.

Ngomong-ngomong aku tak pernah lagi mendapatkan sticky note. Sejujurnya aku merasa sedikit kecewa. Ingin bertanya langsung pada Taehyung juga tidak berani. Tapi aku sangat penasaran.

Ah, aku pusing hanya memikirkan hal itu. Jadi aku memutuskan untuk menemui kiyo. Siapa tahu bisa 'tidak sengaja' bertemu Taehyung. Setidaknya dua hal itu bisa sedikit menghiburku.

"mau kemana?" tiba-tiba Jimin sudah berdiri disamping kursiku saat aku berdiri hendak melangkah menuju taman belakang.

"bertemu kiyo" ucapku sambil tersenyum manis.

"menjadikan kucing itu sebagai alasan untuk bertemu Taehyung ya?" tanyanya lagi dengan nada mengejek.

"hahahaa... Tidak juga Jim. Tapi jika bisa bertemu itu bonus. Kau tau sendiri kan, hanya kiyo penghubung antara kami" jawabku sedikit mendorong tubuh Jimin agar aku bisa melewatinya.

"sampaikan salamku pada kiyo. Oke!" teriak Jimin sebelum aku benar-benar keluar dari kelas. Aku hanya membalasnya dengan sebuah anggukan dan senyum tipis.

Dan disinilah aku. Duduk bersandar pada pohon besar sambil mengelus lembut tubuh kiyo.

Ah, kucing ini sudah tumbuh begitu besar. Aku masih ingat betapa kecil dan rapuhnya dia saat pertama kali kami bertemu.

"Soojin-ssi!" suara bass namja yang menyebut namaku sukses membuat mataku terbuka lebar. Aku kenal betul suara ini. Meskipun sangat jarang kudengar.

"oh, Taehyung-ssi. Kau mengagetkanku saja" ucapku sambil menatapnya.

Taehyung kemudian duduk tepat disampingku. Ah, jantungku kembali berdetak tidak beraturan. Hanya satu permohonanku saat ini, Semoga saja Taehyung tidak mendengarnya.

"kau suka kesini sendirian?"

Itu sebuah pertanyaan atau pernyataan?

"hanya disini aku bisa merasakan ketenangan" ucapku pelan.

"kenapa tidak pernah mengajak pacarmu kesini?"

Pertanyaan itu sukses membuatku menatap heran pada namja dingin disampingku itu. Pacar? Siapa? Aku?

"siapa? Aku? Pacar?" tanpa sadar aku menyuarakan isi kepalaku.

"eoh. Bukankah akan sangat menyenangkan jika bisa membagi ketenangan dengan pacar sendiri?" tanyanya lagi.

"siapa pacarku?" aku balik bertanya lebih kepada diri sendiri.

Jangan lupakan satu fakta, Taehyung sepertinya salah makan saat dikantin tadi. Lihatlah, dia bertingkah aneh. Dia menanyakan pacarku? No no... Dia tidak bertanya, itu bukan pertanyaan tapi sebuah pernyataan.

"Jiminkan pacarmu Soojin-ssi" ucapnya lagi dengan dahi berkerut. Terlihat bingung dengan responku mungkin.

"Heol!!! Kenapa semua orang pikir aku dan Jimin pacaran sih?" nadaku kini terdengar kesal. Iya aku kesal. Aku dan Jimin itu sahabat.

"jadi tidak?" sekarang aku tahu,Taehyung itu sedikit bodoh. Kenapa masih bertanya untuk hal yang sudah sangat jelas jawabannya.

"dia sudah punya pacar. Pacarnya di luar negeri. Gadis malang yang cintanya bertepuk sebelah tangan padamu. Syukurlah dia sudah memiliki Jimin sekarang. Lalu aku bagaimana? Malang sekali nasibku" jawabku asal.

Beberapa detik aku terdiam menyadari betapa bodohnya mulutku. Bagaimana bisa aku mengatakan hal ini?

"gadis yang apa?" tanyanya lebih bingung.

"bukan apa-apa" jawabku cepat.

Segera kuangkat tubuhku untuk menjauh darinya. Bisa bahaya jika aku terus-terusan disini.

Bodoh bodoh bodoh! Baru saja aku bicara apa? Hampir saja aku menyatakan perasaanku. Iya kan?

"Soojin-ssi!" panggil Taehyung sebelum aku beranjak lebih jauh.

"kurasa gadis yang kau maksud itu Chaein" lanjutnya.

Aku masih mematung ditempatku. Enggan untuk berbalik. Sejujurnya aku tidak tahu nama pacarnya Jimin. Jimin tidak pernah menyebutkan namanya padaku.

"tapi jika itu benar Chaein..." terdengar helaan nafas sebelum Taehyung melanjutkan kalimatnya.

"...kurasa kau dibohongi oleh Jimin"

Lanjutan kata-kata Taehyung berhasil membuat tubuhku berbalik menatapnya.

Aku marah. Tentu saja. Baru saja dia bilang Jimin apa? Membohongiku? What the f*ck? Tidak mungkin.

"apa maksudmu?! Jimin membohongiku? Tidak. Jimin tidak akan melakukan itu padaku. Aku kenal Jimin dengan baik!" nada bicaraku tidak dapat aku kontrol. Mataku menatapnya sengit.

Sejenak dapat kulihat Taehyung tertegun. Mungkin dia tidak menyangka akan mendapat respon seperti ini dariku.

"Chaein tidak pernah pindah keluar negeri. Dia memang pindah sekolah. Tidak keluar negeri. Dan aku sangat yakin dia tidak berpacaran dengan  Jimin" lanjutnya lagi.

Aku menatapnya semakin kesal. Aku ingin percaya. Kata-katanya masuk akal memang. Tapi Jimin tidak mungkin membohongiku kan? Lagipula apa keuntungannya?

Dengan menahan semua emosi yang hampir meledak, aku mengambil langkah panjang menjauh dari tempat ini.

Yang ada dikepalaku saat ini hanyalah siapa yang bisa aku percaya? Taehyung atau kah Jimin? Siapa pembohong diantara mereka??

With Luv,
Jioskim 😘

Saying I Love You [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang