Sticky Note

5K 532 16
                                    

~Soojin's Pov~

Hampir satu minggu ini Jimin tidak masuk sekolah. Aku benar-benar terlihat seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Alhasil aku lebih banyak menghabiskan waktuku di perpustakaan. Mengingat jika aku terus berada di kelas hanya akan membuat perasaan yang susah payah aku kubur bangkit kembali, ini adalah langkah terbaik.

Selama tidak ada Jimin, Hoseok sunbae selalu menemaniku di perpustakaan. Bahkan terkadang dia dengan suka rela mengantarku pulang sekolah.

Hari inipun begitu, Hoseok sunbae sedang duduk tenang didepanku sambil membaca sebuah novel terjemahan yang aku sendiri tidak mengerti artinya.

"Soojin-ah..." panggil Hoseok sunbae membuatku mengangkat wajahku  menatap wajahnya.

"ye, sunbae?" aku menatapnya bingung karena Hoseok sunbae terlihat gelisah.

"ada hal yang ingin aku katakan padamu. Maksudku ada yang ingin kutanyakan padamu...." Hoseok sunbae terlihat berpikir sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.

"kau dan Jimin, apa kalian pacaran?" tanyanya sambil menggaruk tengkuk yang aku yakini tidak gatal sama sekali.

"apa? Aku dan Jimin? Hahaaa...." tawaku pecah mendengar pertanyaan Hoseok sunbae.

"tidak, kami hanya berteman. Gosip itu benar-benar ya" lanjutku.

"benarkah?" Hoseok sunbae tiba-tiba menarik tanganku kedalam genggamannya dan matanya terlihat berbinar.

Secara halus ku tarik tanganku. Aku tak ingin mendapat hukuman karena dituduh bermesraan di perpustakaan.

"tentu saja benar sunbae. Jimin dan aku berteman baik. Dan dia temanku satu-satunya. Lagipula Jimin sudah punya pacar" jawabku tersenyum simpul.

"syukurlah. Aku pikir kalian berpacaran" ucapnya lagi membuatku semakin bingung.

"ada apa sunbae?" aku bertanya padanya karena aku masih bingung maksud dari kata syukurlah yang barusan dia ucapkan.

"aku menyukaimu Soojin-ah. Sebelum kita saling mengenal, aku sudah sering memperhatikanmu. Tapi kau selalu bersama Jimin, jadi kupikir kalian berpacaran." Hoseok sunbae kini menatapku serius dengan senyum manis tersungging dibibirnya.

Aku hanya mematung mendengar pengakuannya. Heol! Dia sunbae populer disekolahku. Apa benar dia menyukaiku? Dan ini adalah yang pertama kalinya dalam hidupku mendapat pengakuan cinta.

Tapi kenapa aku justru merasa kecewa? Apa sebenarnya aku masih memgharapkan si namja dingin bermarga Kim itu?

"aaa... Kau tidak perlu menjawabnya dalam waktu dekat. Aku tau ini pasti mendadak. Dan kau baru mengenalku seminggu. Jadi pasti sulit. Mari kita saling mengenal lebih dekat satu sama lain kedepannya" kini Hoseok sunbae mengelus puncak kepalaku.

Aku yang mendapat perlakuan manis darinya hanya dapat mengangguk. Apa salahnya kan saling mengenal. Siapa tau saat sudah semakin dekat perasaan itu akan muncul?

Keesokan harinya si bantet Jimin akhirnya masuk kembali. Aku yang tidak bertemu dengannya lebih seminggu tanpa sadar berlari dan memeluknya.

"ya! Kau ini kenapa memelukku begitu. Aku tau kau merindukanku, tapi kita terlihat sedang bermain drama picisan kau tau?" Dengan kasar Jimin mendorong tubuhku lalu tanpa belas kasih menoyor kepalaku.

"kau itu ya, karena ada pacarmu kau melupakanku? bahkan kau tak menghubungi sama sekali. Bagitukah yang disebut sahabat eoh?" aku mulai melangkah mengikutinya menuju kelas kami.

"hehehe mianhae. Kau tau sendiri aku sangat sibuk. Bagaimana kabar cinta bertepuk sebelah tanganmu?" tanyanya saat kami telah masuk ke kelas kami dan menemukan Taehyung telah duduk manis di kursinya.

"aku mati-matian menjauh darinya. Setiap hari aku ke perpustakaan. Kau tau Hoseok sunbae?" aku sedikit menarik tubuh Jimin mendekat, berbisik ke telinganya.

"kenapa dengannya?" tanyanya acuh.

"Hoseok sunbae menyatakan perasaannya padaku! Bukankah itu awal yang baik? Mungkin aku bisa mulai menyukainya dan melupakan Taehyung" aku kembali berbisik di telinga namja yang berpredikat sebagai sahabatku itu.

Namun yang aku dapatkan bukanlah jawaban. Jimin hanya menatapku lama. Lalu bergegas menuju mejanya. Aku tak mengerti arti dari tatapannya itu.

Kenapa dia justru memberikan tatapan seperti itu padaku? Bukankah seharusnya dia senang? Sunbae populer di sekolah ini menyukaiku. Jadi aku bisa melupakan Taehyung kan? Aku melirik ke arah meja Taehyung, dia sedang serius membaca. Ah, dia selalu tampan.

Lupakan masalah itu dulu. Sekarang waktunya belajar, karena bel tanda masuk telah berbunyi.

##

Saat istirahat, aku menarik Jimin menuju kantin. Jimin terlihat malas. Mungkin ini efek dari ditinggal pacarnya lagi. Anak ini kalau sedang malas terlihat sangat imut.

Aku segera memesan 2 ramyun dan 2 cola untuk kami, dan dalam waktu yang tidak lama pesanan kami datang. Saat sedang menikmati ramyun sambil sesekali bercerita, Hoseok sunbae mengahampiri kami dan langsung duduk di samping jimin. Menghadapku.

"aku mencarimu di perpustakaan, ternyata sedang disini" ucapnya sambil tersenyum menatapku.

"gadis ini akan lebih memilih makanan dibandingkan buku sunbae, percayalah" belum sempat aku berkata, Jimin telah menjawab sambil menatapku mengejek.

"oh begitukah?" Hoseok sunbae beralih menatapku.

"sebenarnya perkataan Jimin benar" ucapku malu.

"Hoseok sunbae, aku duluan ya. Perutku sakit. Ya! Kau yang bayar ya!" Jimin tiba-tiba pergi meninggalkan aku dan Hoseok sunbae berdua.

Sial, itu pasti hanya alasan supaya aku yang bayar. Dasar playboy menyebalkan. Aku hanya bisa menatap kesal punggung Jimin yang semakin menjauh

"kau sangat imut saat kesal ya?" ucapan Hoseok sunbae sukses membuatku tersenyum malu.

Setelah kegiatan makanku yang dihisai kata-kata manis Hoseok sunbae tentang betapa imutnya aku makan, batapa menggemaskannya aku saat tersipu dan lain-lain, aku kembali menuju kelasku.

Saat aku merogoh laciku aku menemukan selembar sticky note berbentuk burung dengan sebuah kalimat yang membuatku heran.

"jangan melangkah terlalu jauh,aku takut tak akan mampu untuk meraihmu"

K.t.h

Namun yang membuat aku lebih kaget adalah inisial dari pengirim sticky note tersebut. Kth? Kim Tae Hyung?

Saying I Love You [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang