His Secrets

4.9K 501 8
                                    

~Soojin's Pov~

Kejadian mengerikan itu telah berlalu hampir seminggu lamanya. Tapi aku masih merasa takut jika bertemu dengan Jimin.

Beberapa kali dapat kulihat dia mencoba untuk menghampiriku. Dan tak sekali aku melihat dia memperhatikanku.

Namun, saat dia mencoba untuk mendekat, aku akan segera menjauh.

Aku masih belum bisa melupakan kejadian itu. Meskipun Jimin sudah puluhan bahkan ratusan kali mengirimiku pesan permintaan maaf.

Mulai tersebar gosip bahwa kami putus. Oh ayolah, kami bahkan tidak pernah pacaran. Bagaimana bisa putus.

Tapi, mungkin kata berakhir juga dapat menggambarkan hubungan kami sekarang. Kami memang berakhir. Persahabatan kami berakhir.

Yang membuat aku merasa kesal, gosip aneh itu tidak hanya menyeret aku dan Jimin, namun juga Taehyung.

Bagaimana bisa mereka menyebarkan gosip bahwa aku meninggalkan Jimin demi Taehyung?

Bahkan Hoseok oppa yang sedang sibuk menyiapkan diri untuk ujian kelulusan menyempatkan diri untuk menemuiku hanya untuk menanyai hal tersebut.

Well, gosip itu sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Kenapa aku bisa mengatakan demikian? Sekarang aku sedang dikantin duduk berhadapan dengan seorang Kim Taehyung yang sedang menikmati roti dan sekaleng soda.

Sementara beberapa siswi dibelakangku jelas-jelas sedang membicarakan aku dan Taehyung.

Tentang aku yang tidak tahu diri meninggalkan Jimin yang selama ini selalu menemani hari-hariku lebih dari 7 bulan.

"jangan dipikirkan. Makan saja" Taehyung mendorong piring berisi roti kehadapanku.

"kalau aku tidak ada, kau tidak akan punya teman. Seharusnya kau punya teman lain selain Jimin. Kau tidak berubah sama sekali" ucapnya lagi sambil menegak habis cola miliknya.

Yah, Taehyung benar. Seharusnya aku punya teman lain selain Jimin. Aku tidak akan kesepian kan sekarang? Dan gosip aneh itu tidak akan muncul.

"palli. Sebentar lagi bel masuk kelas berbunyi" suara tenang Taehyung menyadarkanku dari lamunan.

Segera kulahap roti dan meminum jus apel didepanku. Lalu beranjak menuju kelas bersama Taehyung.

Saat sampai dimejaku, kulihat Jimin sedang menatapku sendu. Aku bisa melihat jelas penyesalan hanya dari tatapannya.

Sungguh aku tak sanggup melihat tatapannya seperti itu. Bagaimanapun banyak hal menyenangkan yang kami lalui sebagai sahabat. Rasanya aku sulit menerima kenyataan apa yang terjadi hari itu. Aku berharap itu hanya sebuah mimpi buruk.

Saat aku menarik buku dari dalam laciku, kutemukan sticky note berbentuk burung.

Aku ingin bicara berdua. Diatap sekolah, pulang sekolah. Kumohon, percaya padaku. Aku tidak akan menyakitimu. Izinkan aku menjelaskannya. Untuk yang terakhir.

Park J.M

Kulirik Jimin, dia masih menatapku penuh harap. Wajahnya menyiratkan permohonan. Aku hanya mengangguk mengiyakan ajakannya.

Dan disinilah aku sekarang. Diatap sekolah. Meskipun aku masih merasa takut padanya, aku mencoba untuk percaya jika dia tak akan menyakitiku.

Lagipula didepan pintu penghubung tangga dan atap sekolah, ada Kim Taehyung. Dia bersikeras untuk menemaniku.

"terima kasih kau masih mau menemuiku setelah apa yang terjadi..."

Saying I Love You [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang