Part 5

5.7K 169 2
                                    

Turun dari mobil aku langsung lari masuk kerumah dan mencari nenek, kakek serta keluargaku yang lainnya.

Aku panggil panggil mereka dengan perasaan penasaran dan panic.
"Nenekkk.... kakekkk..... mah..... paahhhh... yuhhhuuuu aku pulang loh.."
Tiba tiba seorang pria tampan datang menghampiriku "suami ku" dengan pelan aku berkata itu saat ia hendak mendekati ku.
Dengan wajah terbelalak kaget dan perasaan malu aku lagi lagi berkata "eh salah kakak, hehehe apa kabar ka?" Kakak ku datang kepadaku dengan senyum yang yuhhhuuuu aduhay panasnya terik diluar serasa salju di otak ku saat ini, ia menghampiri dan mencium keningku, memeluk dan berakhir dengan mengacak - acak rambutku singkat.

Aku tersenyum malu sangat malu dan seneng bangettt.
Dengan suara bass khasnya dia berkata padaku.
"Badanmu sudah besar ya udah padet, enak di peluknya terasa, jangan pakai baju kekecilan nanti isinya kepadetan" sambil melirik dadaku dan sesekali melihat pinggang ku dia berkata tanpa rasa malu malu dan penuh senyuman geli.

Aku yang malu lalu berkata "kaka juga aku gk nyangka kaka bisa sebesar ini badannya, biasanya aku cuma bisa liat foto foto kk yang lagi gym dan lain lain, tp ternyata gini toh aslinya"
Kaka lalu tersenyum dan menggenggam tangan ku mengajak ku ke kamar ayah.

Sesampainya di kamar ayah yang ku lihat hanya ada ibu dan nenek di sana. "Loh di mana ayah dan kakek?" Tanya ku seketika melihat di kamar sepi.

Ibu dan nenek tiba tiba menatapku dengan wajah rindu dan penuh harapan.
Dengan wajah jawa tulen yang anggun ibu memanggil nama ku " micha? Kemari nak ibu kangen" aku yang entah mengapa merasa ingin menangis berusaha menahan dan berjalan menuju ibu memeluk dan menciun kedua pipi dan keningnya dengan mesra. Lalu aku di suruh duduk di samping ibu dan nenek di atas kasur yang sama sama sedang mereka duduki.

"Ibu ada apa sih? Micha gak ngerti? Dari td aku tanya ke nenek dan kake gak ada yang kasih penjelasan sebenernya knp?"
Tanya ku dengan takut, takut jika aku salah bicara dan mungkin bisa membuat mereka marah.

Kuremas tangan ibuku, bertanya dengan pandangan penuh kecemasan, ibuku pun membalasnya dengan penuh rasa cemas dan sedih yang terlihat jelas di matanya.

"Ibu minta maaf nak, kamu sepertinya harus memiliki suami secepatnya, kaka mu dev akan segera menikah"
Jawab ibuku dengan wajah sedih bercampur bahagia.
Seketika wajahku melirik kepada kaka ku yang sedang berdiri tepat di samping nenek.
"Ya ampun jadi gara gara itu? Waahh bagus dong ka?"
Tanyaku dengan wajah sedih tapi harus tetap bahagia.
"Strong micha" sebut ku dalam hati semangati diri ku sendiri yang patah hati, baru saja aku dipeluk lagi dengan suamiku yang telah lama tak bertemu, rindu ku terasa berkecamuk dengan rasa sedih dan kesal, mengapa kita bersaudara dan menjadi adik kaka kandung.
Aku tetap berusaha tenang dan menerima semuanya, dengan senyum menyerengit ku tatap kaka ku dan bertanya "kapan ka?"
Kaka ku membalas ku dengan senyumannya "bulan depan may tanggal 7 niatnya" dia menjawab dengan menaikan alisnya seperti meledek dan menertawai adiknya yang sedang patah hati ini.
Aku hanya mengangguk dan salting bukan karna bahagia tapi karna aku bingung harus melamukan apa.

"Congratulations ya ka" ku hampirinya dan memeluknya menahan tagis yang akhirnya tetumpah di dada bidang kaka ku itu.

Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang