4 : rahasia

1.1K 161 19
                                    

BUANG bungkusan itu, masukan semua bekas-bekasnya ke trashbag dan jangan disisakan, simpan sikat gigimu dengan benar dan apa ini astaga, Shouyou! Panci berisi karak hitam ini kau sebut dengan cream stew? Celana, celana dalammu berjamur! Dan kau menyimpannya di atas piano, dasar jorok. Kamar macam apa ini, hah!

"Jangaaaan, jangan buang kardusnya, Keiii!" Shouyou melompat, spontan merebut kardus besar dari kedua tangan Kei yang diambilnya dari pojok ruangan. Isinya berhamburan acak; komik, potongan-potongan puzzle piano, bahkan beberapa lembar kertas partitur yang sudah robek di sisinya.

"Kalau memang tidak butuh jangan disimpan terus, dasar bodoh," Kei nyaris terjungkal, bantal gudetama menghalangi langkahnya dan refleks ia tendang. Kardus lain diraih, kali ini yakin isinya tidak penting semua atau mungkin layak disumbangkan. Ia merasakan kumpulan jaring laba-laba bermain di sela-sela jarinya dan Kei meringis jijik. Kenapa, ya Tuhan.

"Itu juga jangaaan!"

"Cuma majalah juga!"

"Tapi itu kumpulan majalahku, pokoknya jangaaan."

Kalau Kei menghitung, perlu sekiranya tiga trashbag ukuran jumbo, lima kardus besar, bahkan beberapa bungkus sabun pencuci piring yang sengaja ia pinjam dari apartemen Tooru (dan diberi tatapan heran dari Koushi, terserah) untuk membersihkan sampah-sampah di rumah Shouyou. Argh, kamarnya benar-benar bau! Shouyou bahkan tidak punya pewangi ruangan sendiri. Pemuda oranye itu memang aneh atau bagaimana?

Trashbag-trashbag itu mengembung besar, kumpulan dari barang plastik atau bekas wadah makan cepat saji sampai gelas mie yang sudah berlendir karena terlalu lama dibiarkan. Shouyou masih memperingatkan Kei soal harus hati-hati saat memilih mana benda yang harus dibuang dan mana yang disimpan, merengek jangan sampai barang-barang berharga seperti syal pemberian adik perempuannya, atau phone strap berbagai alat musik klasik hadiah dari Kenma pada saat ulang tahunnya, atau juga miniatur bola voli pemberian Tobio teman semasa SMA; ikut bersama sampah lainnya lalu terbuang tanpa sadar. Semua itu membuat kepala Kei berdenyut sakit setiap kali Shouyou muncul di sisinya dan berteriak kalau ia nyaris membuang kotak musik berbentuk gudetama. Waktu itu Tooru-san baru saja pulang dari Miyagi dan memberikannya padaku, jelas Shouyou padahal Kei tidak meminta, astaga.

Kei tidak lagi mempermasalahkan soal kenapa ia harus melakukan ini, apa yang sebenarnya ia lakukan, dan atas alasan apa tubuhnya tiba-tiba bergerak ketika mendapati apartemen Shouyou. Kei tidak pernah mencap dirinya sebagai orang yang fanatik terhadap kebersihan, tapi ia yakin siapa pun akan bergerak spontan kalau melihat keadaan apartemen yang seperti kapal—tidak, bahkan lebih buruk dari kapal pecah! Tiga jam dihabiskan hanya untuk membuat ruang tengah, dapur, dan beberapa sekat yang dipenuhi dengan kertas partitur kembali layak untuk dipakai. Kamar tidur sengaja tidak dibereskan, kening Kei berkerut ketika Shouyou bilang kalau kamarnya bersih karena jarang digunakan. Namun saat Shouyou membuka pintu, perkataan pemuda itu benar. Yang ada hanyalah ranjang dengan sprei acak dan bantal guling yang tergeletak. Jangan tanya soal meja belajar atau lemari, Kei lelah dan biarkan Shouyou yang mengurus. Lagi pula, untuk apa juga ia berpikir sampai ke sana, geez.

"Wiiih, suara pianonya jadi bagus lagi." Jari-jari shouyou bermain acak, dari nada rendah ke nada tinggi, melatunkan pertengahan Canon in D dengan lancar, lalu tertawa renyah. Ia melompat ke tengah ruang apartemen, menghirup bau salonpas yang sengaja ia semprotkan (karena hanya ada itu dibanding pewangi ruangan) sebelum kemudian menghempaskan diri di sofa empuk berwarna biru pastel. "Kei memang hebat, deh."

Alih-alih menjawab, Kei mendengus sinis. Tangannya refleks melempar bantal gudetama yang sempat ia tendang ke arah Shouyou, telak mengenai wajahnya sampai terdengar gerutuan tidak jelas. Matanya melirik arloji, pukul setengah tujuh yang itu berarti, jam makan malam sudah lewat dan Kei hampir melupakan suara perutnya.

Toska [tsukihina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang