This Is About Me

45 3 0
                                    

You have to know about me

" Wowwww....." teriak Vita dan Sendy bersamaan saat mereka menaiki wahana Halilintar di Dufan.

Mereka memutuskan hari ini untuk menghabiskan waktu mereka bersama-sama. Tujuan mereka adalah Dunia Fantasi. Vita pernah bercerita pada Sendy bahwa dia sama sekali tidak pernah pergi ke Pusat Wahana bermain yang sangat terkenal di Indonesia ini. Ia sejak dulu sangat ingin pergi ke sini, hanya saja orang tuanya tidak pernah memperbolehkannya untuk melakukan hal-hal yang berhubungan keluar rumah seperti pergi ke Dufan ini. Akhirnya, hari ini Sendy mengabulkan permintaan Vita yang sudah lama dipendamnya itu.

Layaknya pasangan baru pada umumnya, mereka berdua begitu bahagia dan ingin menghabiskan waktu hari ini dengan sangat berarti. Mereka bermain dari satu wahana ke wahana lainnya tanpa memperdulikan waktu yang terus berjalan saat itu. Vita begitu antusias menarik Sendy untuk memainkan beberapa wahana lainnya, walaupun wahana itu terkenal extreme seperti wahana halilintar, wahana tornado, wahana air terjun Niagara dan berbagai wahana lainnya. Hingga akhirnya..

" Uekk...Uekkk... Uekk...." Vita memuntahkan seluruh isi perutnya sesaat setelah bermain wahana halilintar. Sendy terus mengurut tengkuk kekasihnya itu.

" Udah gue bilang sih. Lu malah sotoy. Itu wahana pasti buat mabok."

" Yah, lu kok nggak mabok."

" Gue 'kan lelaki, lagian gue udah pernah naik tu wahana. Udah abis muntahnya?" ujar Sendy saat melihat Vita berhenti mengeluarkan isi perutnya itu. Vita mengangguk lalu Sendy memberikan beberapa lembar tissue untuk dirinya.

" Makan yuk, laper." Keluh Vita yang menyadari perutnya belum diisi apapun padahal haro sudah menujukkan pukul satu siang.

" Oh iya, belum makan ya kita. Gue ajak tempat makan yang lu pasti cocok deh. Yuk." Sendy menarik tangan Vita membawanya menuju tempat makan favoritnya.

***

Hari terasa begitu indah. Tidak ada lagi kepura-puraan Vita tentang mobilnya. Mereka duduk di tepian pantai ancol. Suasana pantai yang saat itu tidak terlalu ramai disertai iringan sunset membuat suasana hati mereka sejuk.

" Gue nggak pernah ngerasain ini sebelumnya. Sebanyak apapun duit yang gue punya, gue lebih memprihatinkan dari orang yang hidupnya sederhana."

" Lu masih beruntung Vita. Lu masih punya bokap yang sayang sama lu. "

" Untuk apa Sen? Dia sayang sama gue? Dia nggak akan ngerelain nyokap gue kalo dia sayang sama gue. " Vita membuang nafas panjangnya.

" Sen, lu nggak pernah kangen sama orang tua lu?"

" Orang tua?" Sendy tertawa sinis. " Orang tua gue udah meninggal Vita."

" Oh... Sori ni gue nggak bermaksud..."

" Nggak pa-pa. Gue sampe sekarang nggak tau kenapa mereka bisa meninggal. Yang gue tau waktu itu gue masih kelas 5 SD. Pas gue balik, rumah gue udah ada garis polisi. Om dan tante gue langsung meluk gue. Dan disitu gue udah ngeliat bokap gue dimasukkin ke dalam mobil ambulance. Banyak darah berceceran di rumah gue. Dan gue disana cuma diem. Gue nggak ngerti apa-apa sampe sekarang. Kalo gue tanya ke om sama tante gue, mereka nggak pernah mau jawab. Gue yakin ada orang yang sengaja ngelakuin semua ini."

" Maksud lu, bokap lu dibunuh?"

" Mungkin seperti itulah. Umur 12 tahun, dan gue udah harus hidup tanpa bokap nyokap. Makanya gue lebih milih kos sekarang. Untung asuransi bokap gue cair, dan jumlahnya cukup besar dan bisa buat gue lulus dengan tidak kekurangan di kampus ini."

Bright From The Dark StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang