Forgive Me, I just wanna take it back

20 2 2
                                    


Forgive me

I just wanna take it back

I don't wanna everything seems real

I just wanna know that is only my dream in my sleep

Sudah satu minggu sejak kejadian Sendy yang tidak datang pada makan malam mereka yang perdana di apartemen baru Vita. Sudah satu minggu pula Sendy tidak memberi tahu Vita tentang keberadaannya. Vita sudah mencari kesana-kesini. Ke kampus, atau ke kafe yang menjadi tempat favorit mereka. Bahkan hampir setiap hari Vita mengunjungi kos-kosan Sendy. Berharap ia menemukan Sendy disana. Namun selalu tidak ada Sendy. Dan jawaban yang didapat dari mulut Adi dan Rio adalah tidak tahu.

Vita cukup bingung dengan keadaan saat ini. Apa hal yang sebenarnya terjadi? Apa Sendy tengah focus mencari keberadaan si pembunuh atau bahkan Sendy sedang mencari cara untuk menghabisi nyawa si pembunuh? Sebenarnya Vita tidak masalah dengan hal itu. Ia juga tidak masalah jika Sendy tidak datang mendatanginya. Yang ia butuhkan hanya kabar. Ia sangat ingin tah dan memastikan bahwa keadaan Sendy baik-baik saja.

Satu minggu, dua minggu, namun Sendy tak kunjung muncul. Apakah Sendy ingin memutuskan hubungan mereka saat ini? Tapi kenapa? Apa kesalahan Vita? Atau, kenapa setidaknya Sendy tidak mengatakannya secara langsung. Tapi, Vita tidak mau. Vita tidak mau kehilangan Sendy. Ia sudah sangat menyayangi Sendy dan tidak bisa kehilangan dirinya.

Hampir setiap malam Vita memandangi foto dirinya bersama Sendy, baik yang terpanjang di kamarnya maupun yang ada di dalam ponselnya. Hingga ia tidak tahan dengan emosi dan perasaan kangen yang ada di dalam dadanya dan meneteskan air mata setiap mengingat momen kebahagiaan mereka saat itu.

" Sen, lu kemana sih? Gue kangen."

***

Ratih baru saja selesai masak bubur untuk keponakan kesayangannya. Ya, pernikahan yang tidak dikaruniai seorang anak pun membuat Sendy menjadi kesayangan Tiono dan Ratih sejak dirinya masih kecil dan masih memiliki keluarga utuh. Ratih mengambil semangkuk bubur ayam lalu mengantarkannya ke kamar Sendy.

" Sendy... Kamu udah bangun?" panggil Ratih pelan dari luar kamar Sendy.

" Udah kok, Tante. Masuk aja." Ujar Sendy yang langsung mengambil posisi duduk. Ratih masuk lalu meletakkan semangkuk bubur ayam dan susu ke atas credenza samping tempat tidur Sendy.

" Dimakan gih. Mumpung masih panas." Ujar Ratih lalu berjalan menuju jendela kamar Sendy dan membuka hordeng yang menutupi kamarnya.

" Iya, Sendy makan ya Tante." Sendy segera melahap bubur hangat itu. Rambut Sendy berantakan, tidak seperti biasanya.

" Kaki kamu gimana? Udah mendingan?"

" Udah kok, Tante. Udah nggak ngilu lagi. Malah udah bisa jalan normal, walaupun belum bisa lari."

" Oh bagus deh kalo gitu. Malem ini kita makan di luar ya. Sekalian ngerayain project om kamu. Dia baru menang tender lagi."

" Wuihh, om Yono hebat banget kalo bisnis. Untung Sendy jadi keponakannya. Bisa berguru nih nanti."

" Iya dong. Kamu tuh bukan lagi keponakan bagi om dan tante. Udah anak." Jawab Ratih dengan tersenyum. "Tante, mau siap-siap ke kantor dulu ya. Om kamu tadi udah pergi duluan karena ngurusin project baru ini."

" Iya, Tante. Makasih ya."

" Kalo butuh apa-apa. Bisa telfon tante atau minta tolong Bi Ima sama Pak Kadir. Kalo kamu mau keluar dan merasa udah bisa nyetir sendiri, pake aja mobil kamu. Kamu inget 'kan, ada satu mobil kamu disini. Eh, tapi kalo bisa jangan nyetir dulu deh. Kamu istirahat dulu aja."

Bright From The Dark StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang