Kala Malam Gelap Pekat

23 1 0
                                    

Nyaris saja aku terjerembap diantara lubang - lubang yang nyaris tak terlihat. Nyaris pula aku memekik ketika terantuk kepingan - kepingan logam berkarat. Terlalu gelap, terlalu sunyi. Menyebalkan ini mencekam.

Tujuanku sebenarnya hanya satu, keluar memandang sang kejora yang sedang bercumbu dengan purnama. Yang mengobati sunyiku, yang bisa membuat diriku lalai sejenak terhadap pekat yang cekam.

Mungkin kamu bertanya, "Kenapa tidak kamu nyalakan saja pelitamu?" Sejujurnya jika aku punya pasti ku nyalakan. Sejujurnya hidupku hanya pagi, senja dan malam. Sejujurnya aku tidak ingin mengusik mereka, yang berdua bergantung manja diangkasa.

Jatuh sudah aku, tapi saat ingin berdiri terlihat sudah mereka dengan jelas. Dengan perlahan aku memeluk diriku sendiri, menatapi mereka yang bergantung manja dengan cemburu. Aku meringkuk semakin dalam semakin hangat, pipi ku pun terasa hangat karena lelehan airmata.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang