Chapter 9

1.4K 98 0
                                    

"Aku puas dengan gaun yang pernah kau jahitkan untuk putri sulungku tempo lalu. Oh ya, apa kau bisa membuatkan satu lagi untuk putriku yang satunya? Ukuran tubuh mereka sama, hanya ukuran dada saja yang sedikit berbeda. Bisa kau datang ke rumahku? Aku akan memberikan biaya lebih untukmu, Baekhyun~ssi."

Baru saja kembali, Baekhyun sudah ditawarkan untuk merancang juga menjahit sebuah gaun pertunangan yang akan dipakai oleh putri dari keluarga Xi yang cukup terkenal sukses di beberapa negara.

Ia terus memikirkan dan mempertimbangkannya.

Apa harus dia pergi ke kota, walau hanya sekedar bekerja sesuai permintaan Nyonya Xi ?

'Oh Tuhan! Aku belum siap. Bagaimana jika aku tak sengaja bertemu dengan Chanyeol?' pikirnya selama dua hari belakangan sampai akhirnya, ia mencoba memberanikan diri untuk menetap sementara selama seminggu di apartemennya.

Hanya demi pekerjaan.

Semalaman ia mengendarai mobil seorang diri hingga sampai di apartemennya pagi hari.

Sesampainya di apartemen, Baekhyun menyempatkan untuk membersihkan diri dan mengganti semua pakaiannya, bergegas pergi ke rumah keluarga Xi yang jaraknya tak jauh dari apartemen Chanyeol, mantan kekasihnya.

'

"Selamat pagi nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan ramah ketika Baekhyun hendak masuk ke dalam rumah keluarga Xi.

"Ah iya, aku Baekhyun. Aku memiliki janji dengan Nyonya Xi pagi ini. Apa beliau ada?" jawab Baekhyun dan pelayan itu mengangguk, mempersilahkan Baekhyun menunggu di ruang tamu, meninggalkan dirinya untuk beberapa saat.

'Wuahhh, rumahnya sungguh mewah. Walau tak terlihat besar seperti yang ramai dibicarakan.' Puji Baekhyun memandangi ruangan itu.

Terdesain sederhana dan dapat dikatakan mewah dengan beberapa pajangan juga benda – benda pemanis yang terkesan mewah.

Keluarga Xi terkenal ramah dan salah satu yang terkaya, memang tak ingin memiliki rumah – rumah besar seperti layaknya kebanyakan dari beberapa pengusaha lainnya.

Mereka lebih menyukai mewah dalam arti yang sederhana.

Contohnya dapat dilihat dengan tempat tinggal mereka yang memiliki bangunan tak terlalu besar dan megah, namun mewah tapi sederhana.

Lapangan parkir mobil yang cukup luas juga dihiasi dengan sebuah taman kecil yang ditumbuhi bunga dan tanaman cantik lainnya.

"Baekhyun~ssi?" sapa Nyonya Xi ramah dengan senyum yang sungguh menawan.

"Ya Nyonya. Maaf atas keterlambatan saya." Balasnya membungkuk sopan pada Nyonya Xi.

"Hanya sepuluh menit dan itu tak menjadi masalah buatku. Hmm sebaiknya kita ke kamar anakku sekarang." Ajaknya menarik lengan Baekhyun akrab.

Tok tok..

"Sayang, buka pintunya. Desainer mu sudah datang." Ketuk Nyonya Xi pelan dan pintu berwarna pink itu terbuka, menunjukkan isi dalam kamar yang penuh dengan karakter hello kitty, mulai dari tempat tidur, meja, kursi, lemari hingga pintu kamar mandi yang di tempel beberapa jenis stiker hello kitty berukuran sedang.

"Selamat datang di kamarku Baek." Sapa seorang gadis cantik dengan senyum sama menawannya milik Nyonya Xi.

"Kamarmu terlihat unik Nona..." Puji Baekhyun pada perempuan cantik dihadapannya.

"Luhan. Namaku Xi Luhan." Katanya memperkenalkan diri.

"Maaf Nyonya, bukankah yang kemarin itu juga..."

"Wanita yang kau maksud adalah kakakku. Xi Jimin. Kami ini kembar namun wajahnya dan wajahku memiliki sedikit perbedaan jika kau lebih memperhatikannya." Potong Luhan.

"Begitukah. Oh maafkan aku." ucap Baekhyun cepat.

"Iya tak apa. Ibu, Baek pasti akan mengukur tubuhku dengan benar. Ibu bisa kembali melukis. Aku akan baik – baik saja, hmm." Katanya pada Nyonya Xi.

"Baiklah sayang. Jika ada sesuatu yang kau butuhkan, segera panggil mereka -pelayan- untuk membantumu ya." Jawab Nyonya Xi meninggalkan Luhan dan Baekhyun tanpa ragu.

"Nah sekarang kita berdua bukan? Panggil aku Luhan, tak perlu dengan Nona. Kurasa kita sebaya." Celetuk Luhan girang.

"Baiklah Nona. Maksuku Luhan." Seru Baekhyun segan.

"Mari kita ukur tubuhku." Pintanya cepat.

Merentangkan lengannya, membiarkan Baekhyun mengukur setiap lekuk tubuhnya secara detail dan memang benar dengan apa yang dikatakan Nyonya Xi, mereka memiliki ukuran dada yang berbeda.

Milik Luhan sedikit lebih besar dibanding kakaknya, berbeda beberapa senti.

"Aku sudah selesai Nona." Seru Baekhyun.

"Luhan." Protesnya.

"Ya maksudku begitu, Luhan." Jawab Baekhyun kikuk.

"Sebentar! Duduklah disini hmm." Suruh Luhan yang berjalan ke mejanya, menarik laci kecil dan mengeluarkan sebuah papan yang ditempeli kertas bergambar.

"Ini, lihat dan amati." Pinta Luhan menyodorkan papan itu pada Baekhyun.

"Bagus dan cantik." Pujinya terpesona dengan gambar gaun yang terkesan mewah dan elegan dengan lekuk – lekukan garis vertikal di pangkal gaun itu.

"Calon tunanganku yang menggambarnya. Dia ingin jika aku dapat memakai gaun itu di pesta pertunangan kami. Sebenarnya, aku sudah meminta beberapa perancang busana terkenal untuk menjahitkannya ketika dirimu tak bisa dihubungi, tapi hasil jahitannya sungguh tak secantik yang aku inginkan juga warna yang mereka pilihkan kurang menarik." Tuturnya dengan mimik kecewa.

"Jangan bersedih. Aku akan coba menjahitnya sesuai dengan apa yang kau inginkan dan aku akan memilihkan warna yang cocok untuk warna kulitmu yang putih ini. Hm mungkin sedikit tambahan lainnya akan membuatmu tampak lebih cantik dan anggun." Pikir Baekhyun untuk sebuah desain yang indah.

"Cool! Akan aku tunggu! Tapi kira – kira, berapa lama proses selesainya?" tanya Luhan tak sabar.

"Mungkin sekitar empat sampai enam hari." Kira Baekhyun.

"Pesta pertunanganku dua minggu lagi dari hari ini Baek dan kuharap gaun yang kau rancangkan untukku akan segera selesai, jadi aku bisa mencobanya sebelum hari pesta." Pinta Luhan dengan senyum yang cantik.

"Akan aku kerjakan semampuku Luhan." Tanggap Baekhyun tersenyum.

'

Tujuh puluh dua jam atau bisa dikatakan tiga hari kerja yang dilakukan Baekhyun untuk mulai menjahit gaun yang diinginkan Nona Xi.

Ia merombak gaun yang modelnya hampir sama dengan gaun yang pernah ia jahit dulu.

Model gaun yang sebenarnya ia simpan untuk perayaan resepsi pernikahannya dengan Chanyeol.

Baekhyun ingin sekali untuk terus bersama Chanyeol, menikah, memiliki anak, membesarkan cucu dan menikmati masa tua bersama.

Baekhyun sempat menangis mengingat semua mimpinya yang hanya sebuah mimpi.

Namun Baekhyun tetap melakukan kewajiban bekerjanya tanpa ingat untuk beristirahat.

Mengkonsumsi kopi -minuman yang ia benci- hanya untuk membuatnya terjaga.

Selama tiga hari -ia juga lupa membersihkan diri- tetap fokus dengan apa yang dikerjakan dan hasilnya sungguh memuaskan.

Gaun itu terlihat sangat elegan dengan warna biru langit ditambah hiasan pita dan bunga yang disimpulkan di sekitar bagian dada, membuat gaun itu terlihat manis saat dikenakan.

''

"Aku membawakan gaunmu Nona Xi." Sapa Baekhyun ketika Luhan membukakan pintu kamarnya.

"Bantu aku memakainya. Aku ingin memastikan bahwa diriku cantik dengan gaunmu!" tarik Luhan semangat dan menanggalkan pakaiannya.

"Wuah! Kau hebat dalam memilih warna Baek. Ini sungguh cantik!" puji Luhan senang saat melihat gaun itu dilepas dari bungkusnya.

"Pakailah!" Seru Baekhyun semangat.

Dan benar, gaun itu sungguh sangat cocok dan pas dengan tubuh dan wajahnya.

"Aku sungguh sangat menyukainya Baek! Terimakasih!" pekik Luhan senang, memeluk Baekhyun erat.

"Aku senang jika kau menyukainya Lu. Tapi sebaiknya jangan kau pakai terlalu lama. Aku tak ingin jika gaun ini rusak sebelum harinya, hehehe." ingat Baekhyun sambil terkekeh.

"Iya aku tahu. Terimakasih banyak Baek! Aku akan mengundangmu ke acara pertunanganku dan kau harus datang!" undang Luhan.

"Aku.."

"Tidak ada penolakan! Kau harus melihatku memakai gaun ini disamping calon tunanganku Baekhyun." Mohonnya dan membuat Baekhyun menyetujui permintaannya.

'

Baekhyun pulang ke desa, meninggalkan kota dan kembali ke kehidupannya.

Bertahan lebih lama di kota hanya membuatnya bersedih dan menginginkan Chanyeol kembali dalam hidupnya.

Tidak.

Baekhyun tak akan kembali pada Chanyeol yang memiliki cinta yang lain.

Baekhyun sudah memiliki Oh Sehun, seorang lelaki tampan yang ia temui di Paris, menemaninya di sana dan menjadi lelaki yang sungguh menyayanginya.

Ya Oh Sehun.

Lelaki yang meminta maaf pada Baekhyun untuk beberapa lembar foto yang membuat hubungan Chanyeol dan Baekhyun berakhir sedih.

Menjelaskan bahwa semua foto itu hanya rekayasa seseorang yang membenci hubungan Chanyeol dan Baekhyun.

Oh Sehun, lelaki yang menginginkan Baekhyun untuk dimiliki dan disayanginya seorang diri.

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang