Chapter 11

1.1K 80 0
                                    

"Wanita yang kucium? Apa maksudmu Kai~ssi?" tanya Chanyeol bingung.

"Sweetheart. Apa yang kau katakan? Tak mungkin itu Chanyeol! Lelaki bodoh ini tak pernah menyukai dunia malam yang kejam." Bela Luhan.

"Hmm ya kurasa lelaki itu mirip dengan Chanyeol. Tapi kalau tidak ya tak masalah Sweetie." Senyum Kai menenangkan calon tunangannya itu.

"Kurasa aku harus pergi." Putus Chanyeol yang hendak beranjak pergi.

"Yeolli tunggu! Ini undanganmu bodoh! Ingat untuk datang! Kalau tidak awas kau!" ancam Luhan dan membiarkan Chanyeol pergi.

Perasaan Chanyeol yang mengatakan jika ada sesuatu yang janggal dalam hubungannya dengan Baekhyun dapat dikatakan benar.

Chanyeol merasa bersalah saat itu, 'Seharusnya aku sadar dan ingat semuanya! Tapi, apa benar yang dikatakan Kai tadi? Lalu bagaimana Baekhyun dan lelaki itu?'

Chanyeol yang bingung, memutuskan untuk menyelidiki semuanya, mulai dengan mengunjungi bar yang ia yakin datangi di malam lalu dan kejelasan foto – foto mantan tunangannya.

.

Malam yang indah bagi Baekhyun saat dia dapat merasakan kembali kamar tidur di apartemennya setelah Sehun mengantarnya.

Baekhyun memutuskan untuk menepati janjinya pada Sehun dan mulai memberanikan diri untuk segala macam hal yang pernah terjadi di hari kemarin maupun hari esok.

Nal anna haejwo, Yeah ...

Ponsel Baekhyun berdering dan bergetar nyaring, sedikit mengganggu waktu nyamannya, namun Baekhyun bukan perempuan yang tak peduli dengan setiap panggilan.

"Halo." Seru Baekhyun singkat menanggapi panggilan dari nomor yang tak dikenalnya.

"Byunee? Kaukah itu?" tanya seorang perempuan dengan nada lirih yang tertahan.

"Y..ya, Ini...saya sendiri. Bisa..Bisa..saya bantu?" jawabnya terbata dengan ketakutan yang kembali menghantui, mengingatkan akan sesuatu yang lalu.

"Byunee. Ingat aku?" tanya perempuan itu dengan nada yang sama.

"S..Siapa?" tanyanya takut.

"Sahabatmu." Katanya dengan nada bergetar.

"Si..Siapa..nama..mu?" Baekhyun mulai merasakan ketakutan akan pertanyaannya sendiri.

"Kau..Kau bahkan melupakan aku! Kenapa Byunee! KENAPA! Argghhhh, sakit! Lepas! Tolong lepaskan aku! Byunee! Tolong aku..Byunee --"

Tut Tut Tut...

Panggilannya terputus saat perempuan itu berteriak histeris seakan di seret dan di siksa dengan kasar.

Suara itu, suara perempuan itu, membuat tubuh Baekhyun melemah, bergetar hebat, membuatnya meringkuk takut dan terjaga sepanjang malam itu.

.

Chanyeol yang sangat ingin tahu dimana letak kesalahannya berhasil mendapat salinan video yang terekam malam lalu.

Beruntung Chanyeol juga mengenal baik pemilik bar dan ia mendapat informasi lain kalau memang benar ada seorang perempuan cantik yang datang menjemputnya.

Perempuan itu adalah Baekhyun, yang mengantarkan Chanyeol pulang ke apartemen walau Ia tahu kalau Chanyeol mabuk dan ikut merusak kepercayaan yang mereka miliki.

Untuk alasan ini, tentu Chanyeol merasa sangat bersalah terhadap Baekhyun, namun pikirannya tak hanya sampai penyesalan yang karena kesalahan dirinya, ia meminta asistennya untuk ikut menyelidiki originalnya foto – foto yang membuat hubungan mereka berakhir dan waktu untuk membuktikan bahwa foto itu benar atau tidak butuh waktu yang sedikit lama.

.

"Sweetie. Boleh aku tahu isi hatimu yang -mungkin- tak pernah bisa kau sampaikan padaku?" tanya Kai di perjalanan pulang ke rumah Luhan setelah asyik menghabiskan sisa malam berdua di café favorit mereka.

"Sebenarnya ada satu perasaan yang kusimpan dalam dan selalu ingin aku buang jauh. Tapi kupikir, setelah adanya dirimu, hatiku sungguh terasa tenang dan damai Kai." Bohong Luhan.

"Kau menyayangiku bukan hanya karna perjodohan 'kan?" Tanya Kai menyakini Luhan.

"Aku memang mulai menyukaimu saat kita pergi berlibur bersama ke Disneyland. Hanya kau yang berani membawaku ke tempat yang menurut orang tuaku  dan berbahaya." Jelas Luhan.

"Kau tahu kenapa mereka sungguh sangat melarangmu untuk bebas seperti Jimin Noona?" goda Kai.

"Memangnya apa?" Tanya Luhan penasaran.

"Karna kau terlalu cantik dan.." Kai menggantung kata – katanya, seolah tak yakin atas perubahan sikap Luhan padanya.

"Dan apaaaa?" rengek Luhan manja, merasa akan dipuji oleh calon tunangannya itu.

"Mereka takut jika kau bertemu lagi dengan Oh Sehun." jawab Kai cepat tanpa melihat Luhan.

Luhan yang mendengar itu langsung diam dan membisu.

Air di pelupuk matanya mulai berlomba mengalir, menodai wajah cantiknya.

Luhan menangis untuk waktu yang cukup lama.

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang