Chapter 20

721 41 2
                                    

"Hiks..Hiks..Sehun..Sehunn.."

Terdengar Luhan menangis ketika Chanyeol baru saja selesai membuatkan sarapan.

Luhan dibiarkan Kris untuk tinggal apartemen Chanyeol, khawatir kalau Luhan akan melakukan hal yang tidak – tidak jika ia terbangun jika Kris menggendongnya dan membawanya pulang.

Chanyeol yang mendengar tangisan Luhan semakin keras, menghampiri dan melihat kondisinya pagi itu.

"Lu..Ada apa? Kenapa kau menangis hmm?" tanya Chanyeol lembut, mengelus kepalanya.

"Chan..Hiks..Chan..." Luhan memeluk Chanyeol erat, membagi rasa sedihnya yang tak dapat ia bendung.

Di dalam hatinya, ia sangat menginginkan Sehun kembali, tapi kenyataan justru membuatnya merasakan pedih yang menyiksa seluruh tubuhnya.

"Lu..Kau demam.." Seru Chanyeol menyadari tubuh Luhan yang begitu hangat saat membalas pelukan Luhan.

"Sehun..Sehun..." humam Luhan tanpa menghiraukan Chanyeol.

"Sweetie." Panggil Kai -calon tunangannya- di depan pintu kamar Luhan di apartemen Chanyeol yang sedikit terbuka.

"Kai..Aku bisa jelaskan -- " Seru Chanyeol terkejut melihat Kai yang entah kapan sudah berdiri di sana.

"Apa kau tak bisa melupakannya? Apa artinya aku buatmu? Haruskah kita menghentikan semua sandiwara ini?" tanya Kai lirih, mengabaikan Chanyeol.

"Aku..bertemu dengannya..Aku..a..aku hiks...Maaf.." tangisnya pilu, tak mampu menatap Kai.

"Menangislah Sweetie. Luapkan semuanya." Ujar Kai menarik Luhan dan memeluknya erat.

Chanyeol yang terdiam di sana segera keluar dan menutup pintu, memberi ruang untuk mereka.

"Bee..Aku merindukanmu.." gumam Chanyeol.

.

"Pagi Sehun." sapa Baekhyun mengusak kepala Sehun lembut.

"Pagi sayang. Hmm apa tidurmu nyenyak?" sapanya sambil tersenyum melihat Baekhyun yang terlihat cantik pagi itu.


"Sehun. Maafkan aku. Kemarin, aku seharusnya tak mengingatnya." Katanya merasa bersalah.

"Tak apa sayang, aku yang terlalu kasar padamu kemarin. Kau mau memaafkan aku kan?" Akunya menyesal.

"Tentu." Serunya cepat.

"Lalu, apa yang terjadi padamu kemarin? Kenapa kau tertidur di kamar mandi?" tanya Sehun.

"Tiba – tiba kepalaku pusing dan aku tak tahu lagi." jawabnya.

"Semalam suhu tubuhmu tinggi dan aku tak tidur. Aku khawatir jika kondisimu memburuk." Ujar Sehun dengan matanya yang nampak sayu dan lelah.

"Sekarang, sebaiknya kau tidur Hun. Jaga juga kesehatanmu. Atau, apa mau ku temani?" tawar Baekhyun yang sedikit ragu.

"Iya sayangku, aku akan tidur dan kau tak perlu kau menemaniku. Aku bisa tidur sendiri. Kau sudah terlalu lama tidur. Sebaiknya kau mandi dan sarapan. Aku akan bangun saat makan siang." Suruh Sehun dan berjalan ke tempat tidurnya.

"Begitu..Baiklah Hun." Seru Baekhyun yang langsung mengambil pakaian ganti dan handuk.

.

Clek.

Baekhyun yang baru saja selesai mandi, berjalan ke tempat tidur dan 'muach', mengecup kening Sehun cepat tanpa ingin mengganggu tidurnya.

"Terimakasih untuk menunggu dan mencintaiku selama ini Hun. Kau hebat. Aku menyayangimu." Bisiknya dan mengecup kening Sehun sekali lagi sebelum memulai aktivitasnya di luar kamar.

"Baekhyun. Kenapa kau terlambat?" lirih Sehun yang sebenarnya memang tak tidur.

"Terimakasih karna kau sudah mulai menyayangiku Baek. Tapi maaf, aku tak bisa membalasnya.." akunya di dalam kamar.

Berat untuk memberikan kesempatan pada seorang yang lama ditunggu jika seorang yang lain kembali masuk ke dalam kehidupannya yang sekarang.

Cinta, sebuah perasaan yang tak bisa dilupakan, bagaimanapun cara untuk meninggalkannya.

"Kau berhasil merebut kebahagiaan yang kupunya sekarang..Kau telah berhasil memenangkan hatiku Lu..Aku mencintaimu.." isaknya sedih.

.

Clek.

"Kai. Apa Hannie sudah lebih baik?" tanya Chanyeol.

"Dia baik – baik saja Yeol. Dia hanya butuh seseorang yang bisa menenangkannya."

"Ah soal itu, maaf.." ujar Chanyeol.

"Aku melihat semuanya Yeol. Kau tak salah. Justru aku yang salah. Seharusnya aku tak memintanya untuk menjadi tunanganku jika nyatanya dia tak mencintaiku. Entahlah..kurasa konyol jika yang aku ingat dari kecelakaan itu hanya soal pertunangan. Aku rasa, dia bukanlah perempuan yang selama ini kucari." Balasnya, mencurahkan pikiran dan perasaannya.

"Hmm..Apa cedera di kepalamu itu parah hingga kau tak bisa mengingat semuanya?" tanya Chanyeol kasihan pada Kai yang seakan tak tahu kemana arah tujuan hidupnya.

"Lambat laun kepalaku sedikit berdenyut ketika aku tiba – tiba mengingat sesuatu." Akunya.

"Seperti?"

"Hmmm, Byunee. Nama itu selalu terngiang di pikiranku. Aku rasa aku tak mengenal seorang yang bernama Byunee, tapi batinku bilang kalau aku mengenalnya. Heuh entahlah Yeol. Itu sulit dijelaskan." Keluhnya.

"Jangan terlalu memaksakan pikiranmu Kai. Ingat yang perlu diingat dan lupakan yang perlu dilupakan." Semangat Chanyeol.

"Hmm, kau benar kawan." Rangkul Kai.

"Seru sekali. Apa sih yang kalian bahas?" tanya Luhan yang baru membersihkan dirinya, rapih.

"Bukan apa – apa Sweetie. Kita pulang?" tanya Kai.

"Bukankah memang seharusnya aku pulang? Aku lelah dan ingin istirahat di rumah." Keluh Luhan.

"Baiklah, kita pulang sehabis sarapan." Setuju Kai.

Believe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang