MEMBUKA REALITA

71 13 1
                                    

           

Hari ini Dion menjemput Rafa untuk makan siang di sebuah kafe dekat sekolah. Selagi menunggu makanan yang dipesan datang, Dion mencoba menarik perhatian Rafa untuk membahas tentang Roy.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Dion mengawali pembicaraan.
"Ngomong aja." Jawab Rafa santai.

"Hmm.. Sebenarnya kamu sama Bang Roy ada masalah apa sih? Kok aku perhatiin kalian saling menghindar satu sama lain." Lanjut Dion.

Ya, Dion hanya berpura-pura tak mengeti apapun. Hal ini ia lakukan untuk memancing kejujuran hati Rafa.

"Gak ada apa-apa kok. Perasaan kamu aja kali." Jawab Rafa sedikit gugup.

"Kamu sebenernya masih sayang kan sama Bang Roy?"

"Hah? Aku tuh cuma sayang sama kamu Dion, bukan sama Bang Roy. Udah deh jangan bahas ini lagi."

"Tuh kan, kamu sensitif setiap aku tanya tentang Bang Roy.  Aku tau kamu bohong Raf.

"Dion cukup. Aku gak mau bertengkar sama kamu cuma karena masalah ini." Tegas Rafa.

"Hey Raf, dengerin aku.." Ujar Dion yang mendaratkan tangan kanannya di pipi kiri Rafa. Dion berusaha memfokuskan tatapan Rafa ke arah matanya.

"Please, kali ini saja, kamu gak bersikeras untuk nyembunyiin isi hati kamu. Aku tau kamu banget Raf, kamu gak akan bisa nyembunyiin isi hati kamu di hadapan aku. Aku tau hati kecil kamu tetap memilih Bang Roy sekalipun kamu berusaha menolaknya. Aku gak akan marah sama kamu Raf, justru aku mau kamu jujur apa adanya. Aku sayang sama kamu. Jadi, aku mohon tolong jangan menyiksa diri kamu sendiri dengan hati yang dipaksakan." Lanjut Dion dengan serius.

Rafa pun terdiam sejenak.

"Setelah hati yang terlalu sakit sejak ditinggalkan jantungnya, dan benih cinta yang dipertahankan untuk tetap tumbuh namun akhirnya berbuah kepedihan sekaligus kebencian, aku rasa, aku gak bisa." Lanjut Rafa.

"Ayolah Raf aku percaya ketulusan cinta kamu lebih kuat dari rasa benci dihati kamu yang apalah artinya."
"Kamu gak akan pernah ngerti..."

"Aku memang gak akan ngerti perasaan kamu. Mungkin ini berat buat kamu, tapi cobalah berani untuk ikutin kata hati kamu. Percayalah, selama ini kamu salah menilai Bang Roy."
"Maksud kamu apa?"

"Hmm.. Maaf aku baru mengatakannya sekarang. Jujur, aku mau cerita ke kamu sejak lama. Hanya saja aku menunggu waktu yang tepat. Mungkin setelah kamu tau semuanya, kamu akan marah sama aku ataupun Bang Roy. Tapi aku mohon kamu harus mengerti sikap yang dia pilih. Kamu boleh marah sama aku, tapi jangan sama dia."

"Tunggu tunggu, ini apa ya? Ada apa sebenernya? Aku gak ngerti deh." Tanya Rafa penasaran.

"Jadi waktu sebelum pendakian kemarin, Bang Roy ngajak aku ketemuan di kafe ini. Lalu..








Eehh penasaran yaa kelanjutannya apa😆😆 stay tune terus ya👌

My Real Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang