PENDAKIAN [Rintangan Puncak Pangrango]

131 13 2
                                    

Perjalanan menuju Puncak Pangrango diawali dengan menyusuri jalur yang berselimut hutan hingga jalur yang rapat kanan-kiri dengan tebing tanah yang tinggi. Mereka berjalan bagaikan sekelompok tikus yang berjalan di sebuah selokan. Jalur yang melintang diantara tebing ini sangat licin dan sempit.

Di pertengahan jalan, Bela mulai sesak nafas. Bayu dengan sigap memberikan minum kepada Bela, namun tidak cukup membantu untuk meredakan nafas Bela yang tersenggal-senggal. Bayu hendak memberikan Bela oksigen, namun dilarang oleh Randy. Menurutnya, Bela akan semakin lemah jika terus-menerus bergantung pada sebuah tabung oksigen. Akhirnya mereka lebih memilih untuk berjalan perlahan dibandingkan harus menggunakan oksigen. Setelah 3 jam perjalanan, sampailah mereka di Puncak Pangrango.

 Setelah 3 jam perjalanan, sampailah mereka di Puncak Pangrango

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak berlama-lama menikmati pemandangan, mereka melanjutkan perjalanan ke Mandalawangi untuk melakukan pengukuhan anggota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak berlama-lama menikmati pemandangan, mereka melanjutkan perjalanan ke Mandalawangi untuk melakukan pengukuhan anggota. Mandalawangi serupa seperti Alun-Alun Surya Kencana. Hanya saja, karena letak Mandalawangi yang lebih tinggi dari Puncak Gede, bunga Edelweiss yang tumbuh lebih rimbun dan bunganya cenderung lebih besar. Walaupun luasnya tak sebanding dengan Alun-Alun Surya Kencana, pesona khas yang ditawarkan di Mandalawangi ini tidak kalah menakjubkan.

Hujan turun tiba-tiba, mereka ketar-ketir mencari tempat berteduh. Kebetulan sekali ada pendaki yang sedang bersinggah dan menawarkan mereka untuk berteduh dibawah flysheet. Mereka dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

Hujan turun tidak terlalu lama, tepat pukul 18.30 malam mereka melaksanakan pengukuhan. Para anggota muda memposisikan diri untuk berjalan jongkok, sesuai intruksi senior, demi mengambil sebuah slayer yang berada di tangan Roy dan Dion. Terlihat mudah, namun sebenarnya berat. Mereka harus tahan banting terhadap udara dingin yang tajam bagaikan tusukan ratusan jarum.

Saat prosesi pembacaan kode etik pecinta alam, Bela terjatuh pingsan. Kini, ia terkena hipotermia. Bayu dan Randy segera membawa Bela ke dalam tenda. Pengukuhan tetap dilanjutkan oleh Roy dan Dion. Tiba-tiba Roy mulai merasa pusing, mungkin akibat terbentur batu tadi siang. Rasanya semakin sakit dan ngilu karena suhu dingin yang menusuk tengkorak kepalanya. Namun Roy berusaha menghiraukannya hingga proses pengukuhan berakhir.

Usai pengukuhan, Dea dan Rafa menghampiri Bela di dalam tenda. Mereka berusaha mencari cara untuk menghangatkan Bela hingga akhirnya ia pulih. Sebelum semakin larut, mereka langsung bergegas untuk kembali menuju tenda di Kandang Badak.

Hujan kembali turun, mau tak mau mereka harus tetap melanjutkan perjalanan. Guyuran hujan membuat jalur semakin licin hingga seringkali membuat mereka terpleset dan terjatuh ke dalam genangan air dan lumpur. Langkah kaki pun semakin terasa berat karena lumpur telah menyelimuti sepatu mereka. Rafa dan Bela mulai lemah, suhu udara juga semakin dingin. Penderitaan mereka semakin sempurna.

Langkah demi langkah mereka usahakan walau penuh rintangan. Setabung oksigen pun akhirnya mereka gunakan untuk mengiringi perjalanan. Hingga pada akhirnya mereka sampai di Kandang Badak. Mereka segera membersihkan diri dan mengganti pakaian di dalam tenda masing-masing.      Setelah itu, seperti biasa mereka berkumpul di bawah selembar fly sheet, menyalakan api unggun sekedar untuk menghangatkan tubuh dan bercanda tawa menghilangkan rasa penat sekaligus lelah.

My Real Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang