MOS [Dua]

49 3 0
                                    

Hari ke-dua MOS, Rafa terlambat datang. Seperti biasa, dari depan gerbang sekolah ia sudah dikerjai oleh senior berpita cokelat. Mereka ini memiliki sebutan 'Askom' (Asisten Komisi Kedisiplinan). Rafa diperintahkan berjalan setengah jongkok menuju lapangan dalam sekolah, sembari diiringi gertakan para Askom.

Permainan tidak hanya sampai di situ saja. Setelah tiba di lapangan, Rafa harus menghadap Ketua Komisi Kedisiplinan atau 'Komdis.' Ialah Beny, bertampang sangar, berperawakan tinggi besar serta berkulit cokelat. Semua harus memanggil Beny dengan panggilan khusus, yaitu 'Mas'.

"Ngapain aja baru datang jam segini?" Tanya Beny dengan ketus.

"Maaf Mas, saya kesiangan. Semalam begadang ngerjain tugas." Jawab Rafa pelan.

"Tugasnya berat emang?"

"Nggak sih Mas, cuma banyak.."

"Woi! Lihat dong teman-teman kamu yang lain! Mereka bisa ngerjain dan datang pagi buta!" Teriak Beny.

"Iya maaf Mas, saya janji gak akan kesiangan lagi.."

"Turun dulu 3 seri!"

"Iya Mas."

Rafa pun akhirnya terpaksa melakukan push up sebanyak tiga puluh kali dengan kesal. Karena setiap satu seri, artinya sepuluh hitungan.

---

Hari terus berlalu. MOS terasa begitu ringan karena Rafa melewati semua bersama sahabat humornya, yaitu Dea. Hari ini adalah hari terakhir, kegiatan MOS diisi dengan acara penampilan demo eksktrakurikuler.

Topeng judes para senior pun terlepas. Lagi-lagi Beny menarik perhatian seluruh peserta MOS. Bagaimana tidak, semua junior termasuk Rafa dibuat tertawa karena melihat sosok Beny yang biasa bertampang sangar tanpa riasan senyum, tiba-tiba tersenyum lebar dan melawak untuk pertama kalinya. Terlihat sangat lucu.

Rafa dan Dea semakin asyik menyaksikan demo ekskul, hingga akhirnya perhatian mereka tertuju pada sebuah ekskul, yaitu Himpunan Pecinta Alam. Ekskul tersebut menampilkan aksi Prusiking (memanjat dengan tali) dan Reppling (turun dengan tali), yang disajikan dalam bentuk drama bertema penyelamatan.

"Wooow..  keren  banget ya De! Fix aku ikut ekskul ini aja deh. Ekskulnya anti-mainstream banget buat cewek. Bayangin deh, kalau banyak perempuan lihai memanjat dengan tali, dan menyelamatkan  nyawa orang di alam bebas sana. Wuuzhh.. amazing! It's a real wonder woman."

"Ah iya Raf, aku juga mau! Bonus juga kan tuh bisa cuci mata liat kakak kelasnya. Kece-kece abis, makin semangat deh buat ikut."

"Dasar centil. Cowok kayak gitu pasti udah ada yang punya De,  jangan ngarep deh!"

Begitulah obrolan singkat Rafa dan Dea saat menyaksikan penampilan ekskul tersebut.

Setelah kegiatan MOS berakhir, Rafa dan Dea langsung mendatangi tempat berkumpul ekskul Pecinta Alam. Tanpa berpikir panjang, mereka pun mendaftarkan diri.

My Real Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang