Aku ga terlalu nyakin ama part ini. Mungkin rada aneh alurnya. Jadi, siap – siap aja dulu..
Happy Reading
******
Setelah kurang lebih 15 menit di toilet, Hyun Ji keluar. Ia tertawa, Kim Bum yang tahu maksudnya juga ikut tertawa.
Aku lega mereka sudah keluar. Tapi, aku sedih karna belum puas menyimpan mereka di perutku.
Hyun Ji segera menghampiri Kim Bum yang sedang rileks di sofa.
"Oppa?? Kau tidak berniat akan meninggalkanku kan?" Entah ada pikiran apa hingga pertanyaan itu keluar dari mulut Hyun Ji.Kim Bum terkejut dengan gadis ini. Apa Hyun Ji tahu jika ia akan pergi ke Seoul. Kim Bum memang berencana akan meneruskan pendidikannya di Seoul.
Hyun Ji sadar akan arah pertanyaannya segera meminta maaf pada Kim Bum. Ia tak bermaksud menyinggung tentang hal itu. Namun, rasanya bibirnya mengeluarkan pertanyaan itu tanpa disuruh. Kim Bum menoleh ke arah Hyun Ji. Sejujurnya ia tak ingin meninggalkan Hyun Ji disini. Hyun Ji dan Nam ahjumma lah yang menyemangitanya selama disini. Entah apa yang akan terjadi jika ia tak bertemu dua perempuan itu.
Kim Bum hanya menoleh dan tersenyum. Tak bersuara, tak mengeluarkan sepatah katapun. Kim Bum bingung untuk mengatakan hal itu atau menyimpannya. Memang tinggal beberapa minggu untuk dia berada disini sebelum pergi. Namun, dia tak sampai hati untuk menyampaikan kabar itu. Dia tak bisa membayangkan kesedihan Hyun Ji. Setelah So Eunberpisah darinya, lalu Kim Bum hadir mengisi hari – hari gadis itu. Dan sekarang, ia harus pergi meninggalkan gadis itu untuk ke tempat So Eun, Seoul.
Hyun Ji tak bisa bertanya lebih jauh lagi. Dia tahu. Bahkan, tanpa Kim Bum beritahu ia sudah tahu terlebih dahulu. Siapa lagi yang memberi tahu hal itu jika bukan Nam ahjumma. Dia tak akan menyuruh Kim Bum untuk tetap di sini, Busan. Oppa-nya itu akan melanjutkan pendidikannya dengan sebuah beasiswa, mana mungkin dia akan memohon Kim Bum tinggal. Dia senang sangat senang, meskipun nanti ia akan merasa kesepian lagi. Ia sama sekali tak peduli, dia tak ingin egois untuk kebahagiannya sendiri. Betapa dewasanya gadis kecil itu.
"Hyun Ji-ya, apa kau mau ke danau?" Kim Bum ingin Hyun Ji melupakan masalah ini. Ia tak tahu jika sebenarnya gadis itu tau semuanya.Padahal ia bisa membaca pikiran Hyun Ji. Tapi, tetaplah kemampuannya ada batasnya. Ada saatnya ia tak bisa dan tak mengetahui pikiran seseorang. Jadi, biarlah dia berusaha menutupi hal ini dari Hyun Ji sebentar.
Hyun Ji mengangguk setuju. Raut wajahnya memancarkan kebahagiaan. Dia tak ingin melewatkan saat – saat emas bersama dengan Kim Bum, meskipun hanya sebuah hal sederhana. Ia segera berdiri menarik Kim Bum keluar rumah. Kim Bum tak menolak. Dia mengikuti kemana gadis itu akan membawanya.
-
-
-
Chae Won tertidur di pundak suaminya. Joong Ki tetap setia terjaga meskipun terlihat sekali di wajahnya, dia kelelahan. Dia hanya menatap So Eun yang tertidur diatas ranjang dengan sangat damai. Setitik air keluar dari matanya. Entah rasanya dadanya sangat sesak melihat So Eun terbaring seperti itu. Ia ingin memeluk adiknya dan berkata padanya semua akan baik – baik saja. Namun, apa daya ia sekarang. Ia tak bisa berkata seperti yang ingin ia inginkan, tenggorokannya kering. Pada akhirnya ia terisak. Chae Won yan menyadari hal itu terbangun. Ia memandang sendu suaminya. Chae Won tahu, Joong Ki sangat tersiksa. Keadaan So Eun sangat tak baik. Mereka tak tahu kapan gadis itu akan terbangun. Dokter hanya berkata ia segera siuman. Hanya segera. Nyatanya, sampai saat ini mata gadis itu belum terbuka. Bahkan, ia tak bergerak sama sekali. Gadis itu benar – benar tidur dengan tenang. Apa yang ia mimpikan hingga bisa tidur setenang itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE REASON
FanfictionMy first story in here.. Hope you'll like it Happy reading... Kim So Eun. Gadis baik, pintar, juga cantik. Namun, ia tak dapat melihat indahnya dunia. Meski begitu ia bahagia karna ada malaikat yang selalu menjaganya. Membangunkan semangatnya untuk...