*****
Seminggu ini So Eun benar – benar kembali. Ia mulai bisa tertawa riang seperti dulu. Hari – harinya penuh dengan canda dan tawa. Ia mulai membuka dirinya pada dunia luar. Ia sering keluar bersama Chae Won, meskipun hanya sekedar berjalan – jalan sejenak di sekitar rumah atau ke taman bermain. Chae Won memutuskan untuk cuti sementara, ia ingin menemani adik iparnya itu. Joong Ki senang melihat perubahan pada diri So Eun. Dan saat ini, ia memutuskan untuk memulai mencarikan donor mata untuk So Eun.
Joong Ki mulai memasukkan data diri So Eun ke beberapa rumah sakit untuk donor mata. Ia ingin menepati janji. So Eun harus bisa melihat, usia adiknya baru 18 tahun. Masa depannya masih jauh, sudah cukup sampai sekarang, ia ingin adiknya dapat melihat keindahan dunia.
Chae Won tahu hal yang dilakukan Joong Ki. Ia tentu saja sangat setuju juga senang. So Eun dapat melihat, harapan yang sangat diidamkan oleh keluarga kecil itu. Namun, tentu saja hal itu tak diketahu oleh So Eun. Sepasang suami istri itu memang ingin merahasiakannya. Mereka tak ingin terlalu membebani pikiran So Eun. Jika saja sudah pasti, mereka baru akan memberi tahu hal itu.
"OPPA!!" Suara So Eun menggelegar di dalam rumah. Hari ini adalah jadwal check up kesehatannya karna trauma beberapa hari ini. Joong Ki segera keluar kamar dan menghampiri So Eun yang sudah duduk di depan TV. So Eun terkadang tertawa mendengarkan acara yang ada di depannya. Joong Kimelihatnya senang, meski sudah 18 tahun, masih saja So Eun tetap menjadi adik kecil manisnya.
"Sso-ah kemari, sarapan dulu." So Eun yang mendengar kata sarapan terlonjak. Ia langsung berdiri dan berjalan menuju ke meja makan. Tak butuh waktu lama untuk So Eun sampai ke meja makan. Karna memang meja makan berada di sebelah tangga belakang sofa yang ia duduki tadi. Joong Ki segera merangkul bahu So Eun sesaat So Eun duduk. So Eun risih, tak biasanya Oppa-nya berlaku seperti ini. Ia memberontak berusaha melepas rangkulan Joong Ki. Namun, rangkulan itu semakin erat. Ia yang kesal hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan memasang mimik muka kusutnya. Chae Won hanya tertawa melihat kelakuan kakak adik di depannya, tak berusaha membantu So Eun. Joong Ki memang suka menggoda adiknya itu setelah So Eun mulai berubah. Dan alhasil, ada saja hal yang membuat So Eun kesal dengan tingkah laku kakaknya.
"Sso – ah makanlah. Dari kiri ke kanan, bayam, kimchi, nasi, daging, dan telur. Arasseo??" Chae Won mengarahkan tangan So Eun ke makanan yang ada di hadapannya. Chae Won memang sering melakukan hal itu akhir – akhir ini. Biasanya makanan So Eun sudah dicampur dalam satu piring untuk memudahkannya makan, namun akhir – akhir ini So Eun menolak hal itu. Ia ingin mandiri katanya. Dan ia juga berkata tak sopan jika terus – terusan makan seperti itu.
So Eun mengangguk. Ia senang, hidupya mulai bisa menjadi lebih mandiri lagi dari dirinya dulu. Joong Ki mengacak rambut So Eun gemas. Adiknya benar – benar menggemaskan menurutnya. So Eun mendelik, matanya melotot ke arah Joong Ki. Meskipun tak dapat melihat, ia tetap mendelik ke arah Joong Ki dongkol. Joong Ki menarik hidung So Eun. Sontak So Eun memberontak dengan memukul Joong Ki asal.
"Akkhhh! YA!!" Joong Ki mengaduh kesakitan. Ia mengelus – elus tangannya. Adiknya memukulnya dengan keras. Chae Won tak berbicara. Hanya menyaksikan kelakuan Joong ki dan So Eun sudah membuatnya tersenyum. So Eun tertawa.
"Hahahhaha. Jangan mengangguku Oppa!! Aku lapar. Ingin sarapan s-e-g-e-r-a." So Eun segera berbalik meraba makanan di hadapannya. Lalu ia mulai memakan sarapannya perlahan. Joong Ki dan Chae Won segera menyusul So Eun untuk sarapan.
***
"Kondisinya sudah stabil. Ia baik – baik saja saat ini. Jika saja nanti trauma itu terulang. Bawa langsung kesini saja.." Joong Ki dan Chae Won mendengarkan dengan seksama perkataan Dokter Park. Mereka lega bahwa So Eun baik – baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE REASON
FanfictionMy first story in here.. Hope you'll like it Happy reading... Kim So Eun. Gadis baik, pintar, juga cantik. Namun, ia tak dapat melihat indahnya dunia. Meski begitu ia bahagia karna ada malaikat yang selalu menjaganya. Membangunkan semangatnya untuk...