Tiga

2.2K 213 4
                                    

"Sent!" jarinya menyentuh icon send. "Lee Junhee pabbo." Frustasinya. "Makanlah gengsi mu, Junhee-ahh, makan gengsi mu." Kesalnya akan dirinya sendiri. Junhee pun memutuskan untuk mematikan ponselnya. dengan kasar menarik selimutnya.

Jam 12 malam bel apartemen milik Junhee terus berbunyi, memaksa Junhee untuk membuka matanya. Aish, siapa malam-malam begini, eoh? Kesalnya. Seperti zombi dirinya berjalan keluar dari kamarnya dan membuka pintu apartemennya. "Siapa eoh?" tanyanya.

"Naya."

Junhee pun membuka matanya lebar-lebar saat mendengar suara itu. diriya membulat sempurna melihat sosok yang ada di depannya. "Noen? Nu.. nuguya?" terbata-bata dirinya akibat rasa terkejut.

"Aku mencoba memhubungi mu tapi ponsel mu mati, aku... aku kawatir geuressoe aku meminta alamat mu dari Heechul hyung." Cerita namja tersebut. Dirinya terlihat penuh keseriusan dalam setiap katanya.

"Ah, sepertinya aku lupa mengecek batrenya." Saut Junhee sekenanya. "Em, kau mau..." Junhee terihat begitu canggung. "Masuk... maksud ku ini sudah malam, em..."

Senyuman terlukis di wajah tampannya. "Gwenchana. Aku akan datang lagi besok. Aku hanya memastikan kau baik-baik saja dan soal pesan siang tadi, hyung sudah jelaskan semuanya. Jangan marah lagi dengan Heechul hyung." Junhee mengangguk sekenanya.

*SKIP*

"Mianhae."

Junhee menatap tangannya yang ada di depannya dan sedikit menarik senyumnya. Dirinya meraih tangan tersebut. "Nado, mianhae, oppa."

"Teman." seru Heechul saat Junhee menggengam erat tangannya.

"Ne." Dukung Junhee.

Ryeowook yang baru datang pun tersenyum melihat sahabatnya kembali membaik. "Ah indah sekali rasanya melihat tikus dan kucing berteman lagi..." Ceplosnya.  "Junhee-ahh, apa Kyuhyun-ssi datang ke tempat mu semalam?" penasarannya. Heechul pun memberi perhatiannya.

Junhee mengangguk. "Oppa..." matanya menatap sosok Heechul. "Aku mengenal mu hampir 5 tahun tapi aku tidak tau kalau sepupuh mu itu seorang artis, bahkan kau diam saja saat aku bilang kalau aku menyukainya sebagai idola ku." protes Junhee.

Heechul mengacak-acak rambut Junhee. "Aku ingin kau melihatnya sebagai Cho Kyuhyun, bukan sebagai Cho Kyuhyun yang ada di wallpaper ponsel mu." Jelasnya. Ponselnya berdering dan wajah Kyuhyun di sana. "Waeyo?" dirinya mendengarkan ucapan Kyuhyun. "Dasar kau setan tengik! Arrasoe."

Junhee dan Ryeowook menatap Heechul seakan penasaran dengan inti percakapan yang baru saja berlangsung. "Setan tengik itu menginap di depan apartemen mu." Ujar Heechul. Junhee melongo mendengarnya.

"Kau tidak menyuruhnya masuk?" tanya Ryeowook kepada Junhee dan Junhee hanya diam terpaku, dirinya terlihat bingung.

"Gwenchana." Santai Heechul. "Dirinya menelepon karena ingin tidur di tempat ku lagi pula kalau Donghae-ssi tau yeodongsaengnya di kunjungi pria tengah malam, aku pastikan akan terjadi perang dunia ke tiga." Dirinya sudah duduk di kursinya. "Junhee-ahh..."

"Ne." Saut Junhee setuju dengan asumsi Heechul..

"Lusa uri Komo akan berulang tahun, kau kosongkan hari mu." Pintanya. "Noedo." Menatap Ryeowook.

"Naega?" Ryeowook menatap bingung Heechul.

"Bukankah kau ingin wanita?"

"Aish, hyung. Aku hanya bercanda dan cara mu mengatakannya membuat ku terlihat seperti bad boy." Ryeowook kembali memasang aegyo di wajahnya.

"Aish, aish." 'ngeri' Heechul menatap Ryeowook. "Datanglah!"

***

Jam 9 malam Donghae membuka pintu apartemennya. "Junhee-ahh..." Panggilnya seakan menahan rindu lantaran sudah seminggu dirinya meninggalkan Seoul.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang