Empat

1.7K 200 7
                                    

Omo, apa kau sudah sangat mengilai penyanyi ballad itu?" Kaget Ryeowook. "Bahkan kau sampai mengikuti fan base?"

"Ani." Sanggah Junhee. "Dunia fan-girl hanya akan menyiksa yah walaupun mengasyikan kendae aku masih tau batasannya. Igo..." Tangannya menunjukkan sesuatu di ponselnya. "Setiap aku buka email ku, berita tentangnya akan muncul geuressoe aku tau."

Ryeowook mengangguk-angguk. "Arrasoe."

"Saem."

Junhee, Ryeowook juga Heechul melihat ke arah seorang siswa laki-laki yang berdiri menghampir meja mereka. "Ne." Saut Junhee. "Waeyo?"

"Bisa kita bicara, saem." Pintanya.

"Katakanlah." Santai Junhee.

"Bisa... Bisa kita bicara hanya ada kau dan aku, saem?"

"Yah, wae?" Kesal Heechul dengan permintaan murid yang selalu membuat masalah di sekolah. "Kau ingin melakukan sesuatu kepada wali kelas mi kerigo kau ingin hanya berdua saja?" Tebaknya.

Namja itu hanya diam, seakan tak mendengar ucapan Heechul.

Junhee bangun dari duduknya. "Kocongma." Ujarnya kepada Heechul. "Kajja..." Kakinya membawanya keluar dari ruang guru.

Meski namja itu hanya seorang siswa tapi tinggi tubuhnya lebih tinggi dari Junhee, membuatnya seakan menundukkan kepalanya kepada Junhee. "Saem..." Pelan suaranya.

Junhee hanya diam menantikan kata berikutnya, atau kalimat berikutnya.

"Bisa kah..." Namja itu menarik nafasnya. "Bisakah aku pinjam uang mu?" Kali ini matanya menatap sepasang mata Junhee.

"Seberapa banyak?"

"1 juta won!"

Junhee membulatkan matanya. "Mwo?!" Kagetnya. "Yah, Lee Taemin-ssi... Kau mau pakai apa uang sebanyak itu, eoh?" Bingung Junhee.

Mianhae, saem. Tapi kau tidak perlu tau. Batinnya. "Aku... Aku harus membayar hutang geuressoe aku butuh 1 juta." Alasannya.

Senyuman kecut terlukis di wajah Junhee. "Setelah meminjam dari ku, kau bayar hutang mu, lalu bagaimana cara mu membayar ku, eoh?" Kesal Junhee. "Apa sebenarnya yang kau beli sampai 1 juta won, hah?" Junhee sudah penuh dengan emosi kepada anak didiknya.

Taemin, murid Junhee hanya diam tak ingin membuka mulutnya. Dingin. Begitulah dirinya. Selalu bertindak sesuka hatinya, bukan perkara besar baginya jika harus berurusan dengan guru. Itu sudah hal yang biasa. "Kau ingin pinjam kan atau tidak, saem?"

Junhee menarik nafasnya. "Apa kau memakai narkoba?"

Taemin menatap tajam sepasang mata Junhee. "Waeyo? Kau ingin aku mengunakannya?"

"Shirro!" Tegas Junhee. "Kalau kau ingin pinjam uang ku, kau harus menjawab pertanyaan ku, apa yang kau beli hingga kau sampai berhutang pada orang sebanyak 1 juta won!"

"Arrasoe." Singkat Taemin memutar tubuhnya.

"Aish! Dasar anak jaman sekarang!!!" Junhee terlihat betul menahan emosinya. Dirinya kembali ke ruang guru dan duduk dengan sisa-sisa emosinya.

"Waeyo? Apa lagi ulah yang di buatnya, eoh?" Penasaran Ryeowook.

"Oepso." Santai Junhee. Enggan untuk membuka suaranya.

***

Junhee sudah bersiap dengan rambut yang di gulung ke atas, membiarkan tengkuknya juga punggungnya terpajang cantik. Tubuhnya terbalut gaun berwarna hitam pendek yang seakan membuat kakinya sedikit lebih jenjang.

"Junhee-ahh..." Teriak Donghae dari luar kamar Junhee. "Kau sudah siap?" Tanyanya.

Junhee pun keluar dari kamarnya. "Ne." Sautnya. Matanya menatap Donghae dengan penuh rasa kagum. Melihat Donghae terbalut jas hitam dengan kemeja merah maroon di dalamnya. "Oppa, kenapa kau justru jadi oppa-ku, eoh?" Ceplosnya.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang