Sembilan

1.6K 185 6
                                    

Atuk. Suara ringtone K-talk milik Junhee kembali terdengar. Tangannya mengambil ponselnya dan membaca pesan dari pria yang beberapa hari ini selalu membuatnya berbunga-bunga.

[Bear on, love me. Don't leave me. I love you | Bersabarlah akan diriku, cintai aku. Jangan tinggalkan diriku. Aku... Mencintai mu.]

Air mata itu semakin mengalir deras saat Junhee membaca pesan itu. Dirinya tidak mampu berfikir dengan jernih. Junhee meletakan ponselnya sembarangan dan memutar tubuhnya. Memeluk Donghae erat. "Aku... Aku menyukainya, oppa..." Renggeknya. "Tapi... Fansnya..."

Donghae menarik nafasnya. "Uljima... Jebalyo..." Lembut Donghae. Kyuhyun-ahh, ku harap kau tau bagaimana harus bersikap kalau kau memang membutuhkan adik ku, batin Donghae mengantungkan harapannya kepada sikap Kyuhyun.

***

Di ruang guru, Heechul dan Ryeowook duduk bersama di meja bundar dengan sarapan mereka. "Aku rasa, Junhee-ssi tidak akan datang..." Asumsi Ryeowook.

Heechul hanya mengangguk kecil. "Mungkin... Bahkan dirinya menyuruh Kyuhyun-ssi pulang semalam." Ceritanya.

"Jeongmal?" Kaget Ryeowook. "Apa Junhee... Marah kepada Kyuhyun?" Tebaknya.

Gelengan kepala yang diberikan Heechul untul Ryeowook. "Molla..." Pelanya.

Henry yang tidak berani ke meja bundar pun hanya duduk di kursinya menikmati sarapannya. Junhee-ahh, tolong datanglah... Paniknya. Aku bisa gila dengan dua orang itu. Cemas Henry akan sosok Heechul juga Ryeowook.

Pluk. Tepukan bersahabat mendarat di pundak Henry. "Morning..."

Henry menatap sosok yang di tunggunya. "Kau datang?"

Junhee mengangguk. "Ini bukan hari libur kan?" Santai Junhee seakan tidak ada kejadian luar biasa kemarin.

"Wassoe?" Heechul sudah menghampiri meja Junhee dengan wajah kagetnya. "Noen... Gwenchana?" Kawatirnya.

Junhee mengangguk. "Tenanglah..." Senyuman khas miliknya terlukis jelas di wajahnya. "Sudah jam 7, kajja..." Junhee mengambil bukunya dan berjalan keluar dari ruang guru.

Kelas 2-2-1, kelas di mana dirinya saat ini berdiri. Ini kelas ke empatnya hari ini. Dirinya sudah mendapat penolakan di banyakan kelas dan berharap kelasnya sendiri tidak menolaknya. Dirinya berdiri dengan rasa takut meski tidak terlihat di wajahnya.

"Saem, apa benar kau menggoda Kyuhyun opp?" Tanya salah satu muridnya dengan nada tidak senang.

Brak!

Taemin tanpa ragu menendang meja murid itu. "Kau jaga mulut mu atau ku pastikan tadi itu kata terakhir mu!" Tegasnya.

Murid itu pun menatap 'ngeri' sosok Taemin. Ya, Taemin lebih tua 3 tahun dari usia teman-teman sekelasnya. Bahkan mungkin harusnya saat ini Taemin duduk di semester akhir dunia perkuliahan bukan kelas 2 SMA.

"Taemin-ssi, palli anja." Junhee masih memasang wajah dinginnya. "Buka halaman 150..." Perintahnya, mengabaikan kejadian yang ada.

"Shirro." Lagi, protes kembali hadir dari murid lainnya. "Aku tidak mau di ajar oleh mu!" Ketusnya. Murid itu sudah berdiri.

Junhee pun membuang nafasnya. Menjadi seorang guru adalah impiannya dan penolakan dari murid merupakan pukulan untuknya. Junhee sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Joa." Matanya menyapu seluruh ruangan kelasnya. Dirinya menahan cairan bening yang berusaha menerobos kelopak matanya.

Taemin menatap kesal kondisi yang ada. Mianhae noona, kesalnya.

"Yang tidak ingin mengikuti pelajaran ku..." Junhee menarik nafasnya pelan. Mengumpulkan tenaga untuk menyelesaikan kalimatnya. "Keluarlah." Sambungnya.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang