Hyeri berjalan dengan tergesa-gesa menuju kantornya sambil membawa dokumen tebal dalam pelukannya.
"Hakyeon-ah, panggilkan Hongbin kemari. Dan Heera-ya, tolong bantu aku."Hyeri memasuki ruang introgasi kemudian menata dokumen di tangannya jadi barisan kertas. Heera buru-buru membantu Hyeri menata dokumen-dokumen itu di atas meja besar tengah ruangan.
"Ada apa, Hyeri-ya?" tanya Hongbin yg baru datang.
"Tutup pintunya!" perintah Hyeri.
"Tadi aku kembali lagi ke rumah sakit, aku memaksa kepala rumah sakit untuk memberikan data pasien yg dokter Taekwoon tangani, dan ini hasilnya." Hyeri menunjukkan seluruh dokumen yg berjejer rapih di atas meja.
"Ini data pasien yg Dokter Taekwoon tangani dalam lima tahun terakhir." Hyeri memberi lembar pertama pada Hongbin yg berisi data tahun 2013, tahun pertama Taekwoon bergabung dengan rumah sakit itu.
Data pertama pada tahun 2013 ada 2 orang pasien yg meninggal dari 150 pasien yg di tangani. 2014 ada 7 orang pasien yg meninggal dari 250 pasien yg di tangani dan terus meningkat setiap tahunnya. Yg terakhir tahun 2017 sudah ada 13 orang pasien yg meninggal dari 100 orang yg di tangani Taekwoon, 6 orang dari 13 orang yg telah meninggal merupakan korban kecelakaan.
"Tapi kenapa pihak rumah sakit gak mecat dia dengan banyaknya kematian yg terjadi?" tanya Heera yg ikut memperhatikan data-datanya.
"Entahlah, anehnya semua orang juga langsung diam jika aku bertanya tentang Dokter Taekwoon seakan mereka berusaha menyembunyikan sesuatu. Bahkan aku harus mengancam kepala rumah sakit hanya untuk mendapatkan data-data ini." Hyeri memijat pelipisnya pening.
"Dan kami dengar dia memperjual belikan oragan-organ tubuh pasiennya yg sudah meninggal. Kita bisa menggunakan itu sebagai alasan untuk menangkapnya," kata Hongbin.
"Betul, tapi kita harus punya bukti yg kuat untuk menangkapnya," tambah Hakyeon.
"Tapi bagaimana caranya untuk mendapat bukti kalau dia melakukan perdagangan organ tubuh secara illegal?" tanya Heera.
"Bener juga. Gimana ya?" kata Hongbin kebingungan sendiri.
Keheningan melanda ruangan itu, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing sampai Hyeri menjentikan jarinya.
"Kenapa gak kepikiran dari tadi," kata Hyeri.
"Mwo?" tanya Hongbin, Hyeri hanya terus tersenyum menatapnya kemudian beralih pada Hakyeon dan Heera.
"Hakyeon-ah, Heera-ya, tolong bantu aku ya."
________________________________
Ravi menyuapi Hawoon karena tangan kanan Hawoon terikat dengan tangannya sambil berusaha mengajak Hawoon mengobrol. Dia belum memberitahu Hawoon kalau Taehyung itu sedang memanfaatkannya karena mereka belum cukup dekat untuk saling mempercayai satu sama lain, maka itu untuk saat ini Ravi sedang melakukan pendekatan untuk saling mengenal dengan Hawoon."Hawoon-ah, enak gak makanannya?" tanya Ravi.
"Kalo gak enak ngapain aku makan," jawab Hawoon ketus. Ravi menghela nafas panjang.
"Masih marah, ya?" tanya Ravi.
Hawoon diam, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Menatap wajah Ravi membuat mood Hawoon semakin turun."Buka mulut." Ravi menyuapi Hawoon lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never let you go
FanfictionMain cast: -Lee Hawoon -Lee Hongbin -Ravi (Kim Wonshik) -Kim Hyeri Lead cast: -Cha Hakyeon (N) -Jung Taekwoon (Leo) -Lee Jaehwan (Ken) -Han Sanghyuk -Son Hyunwoo (Shownu) -Chae Hyungwon -Kim Taehyung (V) - Jung Hoseok (J-hope) -Lee Heera