Never let you go

I'll Protect You

Sesuai yang udah kuumumin waktu itu, semua ff bakal di ganti jadi pakai bahasa baku semua, kecuali untuk beberapa tokoh tertentu spt Ravi.

.
.
.
.
.
.
.

Hawoon menaruh kopernya di kabin diatas tempat duduknya sebelum duduk di tengah Jaehwan dan Hongbin. Ia menatap keluar jendela pesawat yg telah lepas landas itu dengan mata yang sayu.

"Hawoon-ah, kau yakin akan baik-baik saja? Apa kau tidak mau beristirahat beberapa hari dulu?" tanya Hongbin.

"Jangan mulai, Oppa. Kau hanya terlalu khawatir, aku tidak apa-apa kok. Sebelas hari beristirahat sudah cukup untukku."

"Aku kan hanya khawatir," jawab Hongbin.

"Walaupun kalian tidak ikut aku bisa menjaga diriku sendiri kok."

Hawoon menunjuk Hyeri, Ravi, Jaehwan dan Hongbin.

"Kau itu hanya seorang bocah kecil yang keras kepala dan susah diatur, Woonie. Mana mungkin kami akan membiarkanmu berangkat sendiri setelah kejadian waktu itu."

Hawoon menekuk wajahnya sebal mendegar jawaban Jaehwan.

"Yah, sebenarnya kejadian waktu itu tidak sepenuhnya kesalahan Hawoon," ketus Hongbin tiba-tiba, membuat Ravi yang duduk di hadapannya langsung menggaruk tengkuknya gugup.

"Oppa geumanhae," tegur Hawoon.

"Iya, gue minta maaf, Bin. Itu salah gue," sahut Ravi.

"tidak, Ravi-ya. Hongbin, kau juga tidak boleh begitu. Lagipula Ravi sudah berkali-kali minta maaf, kan? Juga ini semua terjadi karena kesalahanku di masa lalu, jadi aku yang harus bertanggung jawab atas semunya," kata Jaehwan lagi.

"Gwaenchana, tidak usah menyesal seperti itu, Oppa. Semuanya juga akan selesai sebentar lagi, dan kita akan mendapatkan Hakyeon dan Heera kembali."

Hawoon berpindah tempat duduk ke belakang agar ia dapat beristirahat dengan tenang. Hawoon memasang earphone dan memejamkan matanya, saat ia mulai terlelap, seseorang duduk di sampingnya. Hawoon mengintip siapa yang duduk di sampingnya.

"Hawoon-ah, mianhae ..."

Akhirnya ia melepas sepasang earphone yang menyumbat kedua telinganya dan menatap orang di hadapannya dengan wajah datar. Ravi memegang tangan Hawoon dan bicara dengan suara gemetar.

"Mungkin aku sudah berkali-kali minta maaf padamu saat kau masih koma, tapi aku belum pernah minta maaf secara langsung padamu. Kumohon maafkan aku yang kekanakan dan pemarah sehingga menyebabkanmu berada dalam bahaya. Aku sungguh-"

"Gwaenchana."

Tiba-tiba Hawoon memeluk Ravi, membuat namja itu terkesiap sekaligus senang

"Oppa tidak perlu minta maaf, aku yang salah. aku yang terlalu keras kepala dan tak pernah mendengarkanmu. Seharusnya waktu itu aku menurut padamu," lirih Hawoon.

"Jadi aku yang harusnya minta maaf karena telah merepotkanmu dan merusak hubungan baikmu dengan Hongbin Oppa."

Hawoon menenggelamkan wajahnya di bahu Ravi, sedangkan Ravi membelai kepala Hawoon lalu mengecupnya.