Airlangga Dirgantara memasuki ruang kerjanya, direktur yang baru menjabat kurang dari tiga bulan itu tidak menginginkan ada penyambutan, pengangkatan atau hal lainnya 'terlalu ribet' katanya, sehingga belum banyak karyawan yang melihat wajah dari direktur baru tersebut.
Dirga Group telah mengakuisisi perusahaan penerbitan Media Kata, tetapi tidak ada yang berubah pada perusahaan tersebut, hanya beberapa petingginya yang diganti, sehingga para karyawan tidak perlu khawatir akan nasib mereka.
Airlangga Dirgantara lah yang ditunjuk oleh Mahendra Dirgantara, yang merupakan anaknya untuk memimpin perusahaan penerbitan yang telah diakuisisi oleh perusahaannya tersebut.
"kenapa Ayah datang kemari, Ayah tidak percaya padaku?" Mahendra datang mengunjungi Airlangga di Bogor
"Ayah bukan tidak percaya padamu, tapi Ayah tidak percaya pada dia!" sambil menunjuk Aldo yang baru datang
"kenapa Big Bos selalu curiga padaku"
Aldo adalah sekretaris Mahendra sebelumnya, kini menjadi orang kepercayaan Airlangga sekaligus sahabat, sehingga ketika mereka bicara seperti tidak ada strata yang berbeda
"hn, Dia sering sekali tak ada di ruangannya" Airlangga memang irit bicara
"pasti cari mangsa" jawab Ayah Airlangga
"hmm, aku ketemu bidadari" Airlangga pun memasang wajah malas dan bosan
"wanita seperti apa yang kau lihat" jawab Mahendra, Airlangga memalingkan muka
"Dia bidadari yang sangat tangguh"
"bidadari? Kau sudah menyapanya? Dia di divisi apa?"
"Dia di divisi IT, aku melihatnya dari jauh. Katanya dia janda"
"janda?" wajah Mahendra kaget sekaligus heran, playboy macam Aldo bisa melirik janda
"yes Big Bos, sepertinya dia adalah bidadari yang turun dari langit untuk membuat pengelana yang selalu berbuat dosa ini untuk bertobat"
"dia janda cerai atau ditinggal mati suaminya?"
"aku belum tau Big Bos, sepertinya Ia ditinggal mati suaminya" Aldo pun berlutut
"Sayangku, Engkau telah meninggalkanku. Aku tidak akan mencari pria lain, aku akan merawat anak-anak yang ditanggalkan ini agar mereka tidak sendiri dan untuk menemaniku. Karena aku tidak akan menggantikan tempatmu dengan orang lain" Aldo berlagak seperti sedang dalam pentas drama, lalu ia berdiri
"Big Bos di sinilah tantangannya, dia pasti belum melupakan suaminya. Aku akan berjuang untuk mendapatkannya agar ia tidak hidup sendiri lagi" Mahendra pun mengangguk
"kau barusan bilang merawat anak-anak yang ditinggalkan?"
"yes Big Bos, dia merawat anak-anak kurang beruntung yang ditinggalkan orang tuanya. Hatinya sangat baik seperti bidadari" Mahendra berdiri tanpa memperdulikan Aldo dan pamit pulang pada Airlangga
"kalian memang ayah dan anak, sama-sama jahat" Mahendra pun meningglakan ruangan Airlangga sambil tersenyum melihat wajah Aldo. Aldo mendekati Airlangga yang memalingkan muka
"Bos tidak penasaran dengan bidadariku?" Airlangga menggeleng
"yakin kau tidak ingin melihatnya?" Aldo terus membujuk, tapi Airlangga mengacuhkannya dengan membaca laporan.
Lalu Aldo mengambil gelas kopi dan menyiramkannya ke monitor
"ya! kau gila?" Airlangga melihat Aldo memakai telepon "apa yang mau kau lakukan?"
"memanggil bidadariku, ku tau Bos penasaran. Makanya aku melakukan ini"
"kau yang menjadikan alasan bodoh ini untuk bertemu dengannya, kau bahkan belum pernah menyapanya" Airlanga mencibir, Aldo hanya menjawab dengan cenyengiran kuda
Aldo menghibungi divisi IT dan menyuruh salah satu staff untuk membetulkan monitor yang disiram air kopi tadi
Tok.. tok.. tok..
"bidadariku datang" ujar Aldo
Pintupun terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skinship
General FictionKarlina dijodohkan lalu bercerai dari suaminya dan menjadi takut pada sentuhan pria, ternyata mantan suaminya menjadi bos di tempat kerjanya. Akankah Karlina mencoba membuka hati untuk mantan suaminya itu?