Pingsan I

15K 754 8
                                    

Lina bertengkar dengan mantan suami sekaligus mantan bosnya di depan kostannya.

Lina hendak meninggalkan Angga tetapi dicekal oleh Angga. Lina kaget dan mulai berkeringat dingin

"kau tidak bisa pergi begitu saja, aku bisa menuntutmu atas pelanggaran kontrak kerja" Angga memegang tangan Lina

"lepas!" Lina berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Angga

"kamu harus ikut aku!" Angga memaksa Lina

"lepas.. lepas! Lepasin" Lina terus berusaha lepas dari Angga dengan cara memukul-mukulnya, tapi Angga bersikukuh untuk membawa Lina.

Pukulannya tak berarti apa-apa bagi tubuh kokoh Angga, Lina tak sanggup lagi melawan Angga dan phobianya, akhirnya Lina pun pingsan.

Angga kaget ketika Lina pingsan, lebih kaget lagi karena ada dua orang anak laki-laki yang menghampiri dan meneriakinya orang jahat.

'jika seperti ini aku bisa dipukuli orang sekampung' batin Angga

"tenang! Om bukan orang jahat, Ibu kalian sedang sakit"

"lihat! dia pingsan" sambil matanya menunjuk Lina, dua anak laki-laki itu melihat ibunya dan menangis

"ayo, kita bawa Ibu kalian ke dalam" Angga membopong tubuh Lina.

Cakra segera menelepon Indri

"Tante, Tante cepat ke sini, Ibu pingsan Tante!" Cakra menelepon Indri sambil menangis dan panik

"tenang nak tenang Tante akan segera ke sana" sambil memegang handphonenya Indri segera bergegas ke tempat Lina, sampai ia tidak sadar menggunakan sandal yang tertukar.

"aww.." teriak Angga yang bahunya diggigit Satria, ia sedang duduk untuk membaringkan Lina

Angga marah dan hendak memarahi Satria, tetapi kemudian ia menatap Satria lekat-lekat

'kenapa aku merasa anak ini seperti gambaranku ketika kecil?' Angga membatin

"Lina.. Lina.. Lina.." Indri yang sudah sampai memanggil nama Lina, kemudian ia melihat siapa orang yang duduk di samping Lina

"jadi Kakak yang nyebabin Lina begini?" Indri mencoba menahan amarahnya, ada banyak pertanyaan dalam benaknya. Tapi Indri memprioritaskan untuk memeriksa Lina.

***

Selesai memeriksa Lina, Indri memangku Riana yang menangis

"Ibu gak kenapa-napa kan Tan?" tanya Cakra

"Ibu kalian gak kenapa-napa kok, cuma pingsan sebentar lagi juga sadar, tapi kalian jangan ganggu yah biarin dia istirahat!"

"kamu masih jadi perawat?" Angga bertanya pada Indri, Indri tak menjawab ia memperhatikan Satria terus menatap Angga dengan marah, Indri ingin menanyakan banyak hal pada Angga, tapi ia tak mungkin mengatakannya di depan anak-anak.

Angga yang terus-terusan ditatap oleh Satria merasa salah tingkah, ia benar-benar tak berniat membuat Lina pingsan, ia pun tak menyangka gosip Lina yang phobia skinship dengan lelaki itu benar bahkan separah ini

'sejak kapan Lina takut disentuh lelaki?' Angga sangat penasaran, tapi Atmosphir yang ada di kamar kost itu begitu canggung, ia jadi urung bertanya pada Indri dan ia merasa tidak betah di sana akhirnya ia pamit pulang saja. Bahkan sampai Angga menaiki mobilnya Satria terus saja menatapnya seolah ingin menerkam.

'sejak kapan aku takut pada anak kecil, bahkan karismanya lebih menakutkan dariku'

Tak lama setelah Angga pergi Lina akhirnya sadar, hal pertama yang ia lihat setelah sadar dari pingsannya adalah tatapan Indri yang seperti sedang mengintrogasi.

Indri menyuruh anak-anak untuk bermain sendiri dan jangan mengganggu Ibunya, Lina jadi memilki ruang untuk menceritakan segalanya pada Indri, ia menceritakan seluruhnya sedari awal Dirga Group yang mengakuisisi tempat kerjanya hingga ia bertemu mantan mertuanya yang mengusirnya dari tempat kerjanya.


SkinshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang