Para Jagoan dan Putri

15.7K 775 2
                                    

Pukul 17.00 aku siap bergegas dari kantor, aku merindukan para jagoan dan putriku. Pak Aldo sering menawarkanku untuk pulang bersama, terimakasihlah pada Oki yang mengumumkan kepada seluruh Penduduk Kantor Penerbit Media Kata tentang phobiaku. Untuk beberapa hari aku menjadi artis di sini, apalagi ketika di kantin gosip itu sangat jelas terdengar, sebenarnya itu bukan gosip sih faktanya aku memang begitu. Karena hal itu pula aku mendapat beberapa teman wanita dan Pak Aldo tak berani dekat-dekat denganku lebih dari satu meter.

Kostan, rumah Indri, sekolah para jagoan dan kantor terletak berdekatan sehingga aku selalu menggunakan sepeda. Seragamku celana jadi aku tidak ribet menggunakan sepeda. Terdapat lonceng pada sepedaku, saat kubunyikan lonceng ini di depan rumah Indri maka anak-anakku pasti akan langsung keluar.

"Ibu sudah pulang" ujar para jagoanku sambil melompat-lompat, sementara Riana digendong Indri

"kalian ingat, kalian harus membujuk Ibu kalian untuk mampir di sini dan makan malam bersama Tante!!" perintah Indri pada anak-anakku, jika sudah begini mereka akan menarikku turun dari sepeda. Padahal aku ingin cepat-cepat pulang, jika aku tertahan di sini aku tak akan sempat membuat makan malam untuk mereka, dan itu memang rencana Indri untuk mengajakku makan malam bersama di rumahnya.

"'si him him' pulang kapan Ind?"

"dia lembur, mungkin pulang sekitar jam sepuluh atau lebih. Jadi di sini agak lama ya Lin, kalo perlu nginep!"

"yee, enggak ah gak enak sama 'si him him', sini Riana Ibu gendong" sambil mengulurkan kedua tanganku, Indri memberikan Riana ke pangkuanku dan kita masuk ke dalam

"pulang kerja pasti haus nih orange juice" Indri menyodorkan gelas padaku

"ini mah sirup jeruk Ind"

"sama ajalah mo sirup ke, jus ke"

Kita sedang berada di ruang tamu sekaligus ruang tv, tidak banyak pernak-pernik yang ada di sini Indri bilang perabotan itu mudah berdebu dan dia malas bersih-bersih. Hanya tv yang ditempel ke dinding, corner sofa, coffe table jendelanya pun Indri memilih menggunakan window blind karena tak perlu dicuci. Indri duduk di sebelahku yang memangkul Riana

"Bu, Satria kalo aku udah gede pengen jadi pemadam kebakaran" tiba-tiba anakku berucap

"kalo Cakra pengen jadi paramedis"

"emangnya tugas pemadam kebakaran sama paramedis ngapain?"

"nolongin orang" jawab mereka berdua

"kalo orang yang nolongin orang itu badannya harus kuat, badan kalian kuat gak?"

"kuatlah Ibu gak liat kita berotot? Nih.." mereka berpose seperti binaragawan

Aku mendudukan Riana diantara aku dan Indri lalu aku bilang

"kalo digelitikin kalian kuat gak?" akupun menggelitiki mereka Indri pun turut serta, sesi gelitik menggelitik ini dipenuhi tawa Riana pun ikut tertawa

"Tante ama Ibu kalian mau nyiapin makan malam, kalian nonton tv dulu ya!"

"Robocar Poli" mereka berteriak serentak, mereka menari saat opening themesong dan menonton dengan serius

'jadi gara-gara ini mereka pengen jadi damkar dan paramedis'

Pukul 20.00 kita pulang ke kostan aku tak mau sampai mereka ketiduran, karena bagaimana aku menggendongnya. Kita memang tinggal di tempat kost dengan kamar yang cukup luas cukup untuk tidur kita berempat, dapur dan kamar mandi di dalam, mungkin setelah mereka masuk SD aku harus memikirkan mencari rumah karena kedua jagoanku sudah saatnya punya kamar sendiri.

SkinshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang