"Isyana.. Isyana.. Isyana...!"
Airlangga keluar dari kamarnya dengan tergesa sambil terus berteriak memanggil nama adiknya, setelah mendapati istrinya tidak sadarkan diri saat bangun tidur.
Awalnya ia mengira istrinya itu tidur sangat lelap, malah ia sempat memandangi istrinya lama sambil menyusuri permukaan wajah sang istri dengan jari telunjuknya, sampai ia dapati istrinya tak bangun juga meski ia berteriak dan mengguncang-guncang tubuh istrinya.
Segera ia memakai pakaiannya dan segera memanggil adiknya yang seorang dokter. Semua penghuni villa terganggu dengan teriakan Airlangga barusan, merekapun seluar dari kamarnya masing-masing.
"kenapa sih Kak pagi-pagi dah bikin heboh?"
"Karlina pingsan. Kita tidur seranjang semalam. Apa phobianya belum benar-benar sembuh?" Airlangga terus saja bicara menyerocos
Isyana segera memasuki kamar Kakaknya sambil membawa kotak pp, ia sempat kaget melihat Kakak Iparnya yang tak sadarkan diri hanya berbalut selimut.
"udah deh Kakak keluar dulu! Aku mau obatin Karlina" sambil mendorong tubuh Kakaknya yang barusan mengekorinya.
***
"lo jangan mondar-mandir kaya setrikaan gitu geh, kaya lagi nungguin Istri lo lahiran aja" ujar Teguh
"iya Ngga, lo jangan raguin kemampuan adik lo sendiri, bentar lagi istri lo pasti sadar" Asti istrinya menimpali
"waktu gue nungguin Andini lahiran aja gak sampe segitunya" Tristan ikut bersuara
"gue khawatir banget, ini kedua kalinya gue bikin dia pingsan"
Kemudian Isyana keluar
"gimana udah sadar?" Danti yang pertama kali bertanya
"dia udah sadar, mending cepet kasih dia makanan soalnya aku gak bawa infusan!"
"jadi Kak Lina belum bener-bener sembuh?" Alan menanyai
"dia mah pingsan bukan gara-gara itu"
"Isyana ngerti Kakak udah gak sabar nungguin selama lebih dari 3bulan ini, tapi kira-kira dong Karlina kan baru sembuh"
"maksudnya?" Airlangga bertanya dengan memasang wajah tanpa dosa. Isyana hanya mengeleng-geleng kepala melihat respon Kakaknya yang sok polos itu
"oh.. jadi gara-gara 'itu'" kata Tedi yang kemudian memiting kepala Airlangga
"gara-gara 'itu' ya?" Tristan memukuli punggung Airlangga
"mentang-mentang puasa 5tahun, sekarang jadi bringas gini!" Teguh pun tak mau ketinggalan mengusili Airlangga
***
Keadaan Karlina sudah membaik, setelah membereskan barang-barang mereka kembali ke Jakarta pada minggu siang.
Lalu lintas begitu macet merakapun sampai di Jakarta malam hari, Karlina heran karena mobil para laki-laki ada di depan rumahnya. Ia mengira suaminya tak akan ikut ke Jakarta. Segera ia turun dari mobil dan menghampiri suaminya.
"kok Kakak ke ikut sini? Terus besok kerja gimana?"
"aku udah bilang ke Aldo besok aku bakal terlambat, aku berangkat dari sini aja pagi-pagi" Angga lantas mengangkat bawaan Lina.
Kedua mobil yang membawa mereka pergi, keduanya melambaikan tangan pada mobil-mobil tersebut. Lantas mereka masuk ke dalam.
Tangan kiri Lina menekan bel, sementara tangan yang satunya digenggam Angga. Pintu dibuka oleh Laras, dia senang anaknya telah pulang, tapi ia kaget saat membuka pintu, pemandangan yang ia lihat adalah anak dan menantunya yang saling bergandengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skinship
General FictionKarlina dijodohkan lalu bercerai dari suaminya dan menjadi takut pada sentuhan pria, ternyata mantan suaminya menjadi bos di tempat kerjanya. Akankah Karlina mencoba membuka hati untuk mantan suaminya itu?