5 - 'Temen'

75 10 1
                                    

Sekarang Keana sudah duduk di kursi kelas kuliah gabungan. Beberapa mahasiswa lain juga terlihat mulai mengisi kursi-kursi kosong ruangan besar itu hingga perlahan terlihat penuh. Semakin lama semakin ramai, tetapi kalimat pertanyaan Sandy terus terngiang di kepala Keana sejak lima belas menit yang lalu. Pertanyaan yang sama yang selalu ia tanyakan pada dirinya sendiri.

"Lo suka sama Jananta gak sih?" Tanya Sandy sambil menyeringai. Sementara itu, Keana hanya diam mematung dengan pertanyaan Sandy karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.

"Hah?" Akhirnya hanya kata itu yang keluar dari bibir Keana.

"Lo suka, kan pasti sama Jananta?"

"Maaf, Kak, Saya harus ke kelas dulu. Permisi." Keana kemudian berbalik dan meninggalkan Sandy begitu saja di parkiran.

Sandy hanya tertawa kecil melihat tingkah Keana "Kenapa sih mereka tuh bikin gue penasaran banget?"

- Latibule -

Jauh di gedung sebelah, Jananta sudah duduk di kelas sambil sesekali memainkan ponselnya. Dengan wajah yang setengah mengantuk seperti biasanya karena kebanyakan begadang, Jananta memasang earphone di telinganya untuk menghindari panggilan dari teman-teman satu kelasnya. Jananta dan earphone sudah seperti saudara yang tidak bisa terpisahkan, ditelinga Jananta selalu terpasang earphone saat ia bepergian kemanapun.

Tak lama berselang, Sandy masuk kelas dan langsung menghampiri Jananta.

"Nyet!" Panggil Sandy. Namun yang dipanggil tak kunjung merespon. Dengan kesal, Sandy melepas earphone Jananta dari telinganya. "Nyet! Budeg!"

"Ck!" Jananta berdecak kesal. "Apaan?"

"Gue tadi ketemu cewek lo." Sandy berujar santai sembari mengeluarkan ponsel dari kantongnya dan mengirim pesan kepada seseorang.

"Cewek gue? Siapa?"

"Keana."

"Oh, si Keke." Jananta kembali memasang earphonenya.

Sandy kembali melepas earphone Jananta "Oh, jadi panggilan sayangnya Keke?"

"Kaga." Balas Jananta cuek.

"Terus?"

"Temen."

"Yakin cuma temen?" Sandy menyenggol pundak Jananta sambil tersenyum menggoda.

"Lo kayak gay beneran San, lama-lama."

"Anjing lo." Sandy kemudian menggeser kursinya agar sedikit menjauh dari Jananta.

Yakin cuma temen?

"Sialan." tanpa sadar Jananta menggumamkan umpatan.

"Buset, gue udah ngejauh juga masih dikatain sialan. Bener-bener ya lo."

Jananta menghela nafas. "San, gue cabut dulu, ya. Titip absen." Jananta kemudian meninggalkan kelas. Ia perlu menenangkan pikirannya saat ini.

- Latibule -

Kantin teknik tidak terlalu ramai saat Jananta tiba disana dan langsung memilih kursi paling pojok yang ada di kantin tersebut. Jananta meletakkan ranselnya dan menyulutkan api pada ujung batang rokok yang sudah terhimpit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Setelah ujung batang rokok Jananta terbakar, ia mulai menghisap rokoknya dan mengeluarkan kepulan asap putih pekat dari bibirnya.

"At least lo cerita ke gue apa masalah lo sama gue, biar gue gak bingung sendiri kayak gini. Lo bilang kita temen?"

Temen...

LatibuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang