Hari ini hujan lagi, lebih besar dari biasanya. Orang-orang mulai menjauhkan diri dari rintikan hujan, begitu pun aku yang ikut menarik diri dari ribuan air yang turun.
Duduk di sudut ruangan agar aku bisa melihat langsung ke arah luar jendela. Ditemani dengan secangkir teh yang juga kedinginan karena ditinggalkan uap.
Lagi-lagi aku memutarnya di pikiranku. Tak terasa 5 tahun sudah panjangnya rindu ini terbelenggu. Dan kau masih sama, sama dengan kesibukan yang takkan pernah ku mengerti.
Mungkin aku terlalu bodoh untuk terus merindukanmu.
Mungkin aku terlalu polos soal cinta.
Tapi, inilah aku.
Harus kau tahu, rindu dan cinta itu tak bisa dipisahkan, karena mereka akan terus bersama sampai kapanpun.
Dan aku mungkin terlalu mencintaimu, sampai saat kau meminta untuk menjauh, aku mengiyakan.
Katamu melupakan itu hal mudah. Sama seperti debu yang akan hilang saat tertiup angin.
Tapi, itu menurutmu.
Bukan menurut persepsiku.
Jadi ku mohon, biarlah aku merasakan rindu ini sendirian, meskipun sakit.
-Nucasolo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara vol.1
Random"Percayalah, rancangan diksi dapat membawamu kedalam hidup yang menghidupkan." [S e l e s a i] Highest rank #71 in poetry.