Bagian 7 : Barka Amika Saputra

266 27 9
                                    

Besoknya Cia terbangun dengan kepala pusing. Suhu tubuhnya pun sedikit manukik naik yang semakin membuat tubuhnya lemas. Tidak banyak memori yang ia ingat semalam, yang ia ingat hanya....

"Raya?" Ia bergumam lirih. Ia tidak boleh bersedih lagi. Ia sudah berjanji pada hantu itu untuk selalu bahagia. Meski berat, ia harus bisa. Demi Raya.

Setelah menghela napas sekali, ia singkap selimutnya lalu berjalan keluar kamar.

Saat menuruni tangga, ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Ia melirik jam, jam sembilan pagi. Siapa yang bertamu? Pikir Cia. Dengan malas ia menyeret kakinya ke pintu tersebut.

Saat membukanya, Cia melihat seorang cowok memakai jins coklat baju kanvas putih dan rambut sedikit kecoklatan membelakanginya.

"Si--,"

"Selamat Pagi Nona Ester Ricia Tamara."

Mata Cia melebar. Suara itu....

Cowok itu berbalik dan menunjukkan wajah tampannya lalu tersenyum menanggapi keterperangahan Cia. "Masih ingat sama aku?"

Cowok itu masih sama seperti terakhir kali yang dilihat Cia. Yang berbeda hanyalah rambut coklatnya yang menggantikan rambut hitam legamnya. Kali ini, cowok itu terlihat segar. Terlihat nyata dan benar-benar hidup!

Seketika air mata haru Cia jatuh. Ini bukan fatamorgana. Ini nyata! Dengan cepat ia menghambur ke pelukan cowok itu. Bahkan saking senangnya, dirinya sampai terangkat.

"Raya!" Cia benar-benar memeluk cowok itu. Bukan bayangan, bukan khayalan.

"Ini bener kamu, kan? Aku nggak lagi mimpi, kan, Ray?"

Cowok itu-Raya- tersenyum. Ia balas memeluk Cia dengan hangat. "Iya, ini aku. Tapi.... Namaku sekarang bukan Raya lagi. Namaku Barka Amika Saputra ."

Cia menggeleng dalam pelukan Raya. "Aku nggak perduli sama nama kamu. Yang penting bagi aku kamu adalah Raya. Dirka Araya Anggara, cowok yang aku sayang, cowok yang aku Cinta!"

Raya merasa hangat. Mungkin ia patut sangat bersyukur pada Tuhan yang kembali menaruh jiwanya dalam diri seorang Mika, pemuda sekarat yang memiliki wajah mirip dengan Raya dan dapat sembuh namun dengan jiwa Raya yang bersemayam di dirinya. Mika tetaplah Mika, tapi kini dalam diri Mika ada Raya. Cowok yang dulunya adalah seorang hantu penunggu bioskop yang ditakdirkan bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Ester Ricia Tamara dan berakhir kepada berlabuhnya hati keduanya, membuat Raya si hantu penunggu biokop yang kembali ke alamnya terlahir kembali dalam diri Mika.

Raya melerai pelukannya sedikit dan menatap lembut wajah Cia. Ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat Cia menyeringai lebar. "Kenapa?"

Cia tertunduk dan tertawa kecil. "Sekarang... Aku harus siapin hati karena cowok yang jalan sama aku bukan hantu lagi, nih." Cia menghapus sisa air matanya dan menatap Raya.

Raya meringis mendengar penuturan Cia. "Aku kan juga pengen dilirikin cewek cantik."

Mata Cia melebar. Ia mencubit lengan Raya hingga membuat Raya merintih. "Awas aja kalau berani!"

Raya terkekeh lalu sesaat kemudian ia memegang dagu Cia. Keduanya bertatapan cukup lama sampai kemudian Raya memiringkan kepalanya. Semakin lama kepala Raya semakin kendekati Cia. Ia tersenyum saat melihat Cia tersenyum dan detik berikutnya... Senyum itu pun menyatu.

Matahari pagi masih bersinar terang, Mulai memancarkan rasa panasnya. Namun burung-burung yang bergerombol justru kegirangan hingga membuat semuanya menari-nari di atas sana. Beberapa diantaranya juga berkicau merdu di telinga. Membuat suasana terasa nyaman.

Saat kedua senyum itu berpisah, keduanya lalu menatap kedua manik mata orang dihadapannya.

"Thanks for making my life colorful," Cia bergumam pelan sambil tersenyum lembut.

Raya balas tersenyum dan menyelipkan rambut-rambut Cia yang menutupi wajahnya lalu berbisik tepat di samping telinga Cia. "Thanks for make me live again."

END....

bahagia kan sudah hidup lo, Ci? tenang, gue bukan author kejam yang menelantarkan tokohnya dalam keterpurukan kok /ngomong apa sih lo, Al/

thanks semuahhhhh

Love, Alfina

PENUNGGU BIOSKOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang