Bab 2

1.3K 89 8
                                    

Bab 2

          Tentu saja, aku adalah gadis berpikiran waras. Aku tidak akan berlama-lama berdiri di mana siluman akan menyerangku terang-terangan. Itu sama saja dengan bunuh diri. Walaupun seorang pria membuat lidahku kelu di tengah hutan. Walaupun aku kerap bertanya-tanya siapa namanya dalam perjalanan pulang ke desa.

            Detak jantungku kembali ke ritme pastinya ketika Ethan yang bersinar terbentang di bawah lembah tempatku berpijak. Kulanjutkan langkahku tanpa menoleh ke belakang. Berjalan menyusuri lembah yang sepi, entah kenapa, terasa ganjil. Lembah tak pernah sepi seperti ini. Suara jangkrik dan arus sungai akan menghiasi tiap malam. Tapi, tak ada suara jangkrik. Arus sungai pun terdengar kejam, menghantam batu-batu di pinggiran sungai.

Langkahku terhenti sejenak. Pandanganku mengelilingi lembah seakan-akan suatu yang buruk akan terjadi malam ini.

Suara langkah kaki terdengar nyaring di belakangku. Mataku membelalak. Aku sungguh terkejut, mengetahui refleksku bekerja terlalu cepat, menghunuskan pedang ke angin malam. Aku tidak menembus apapun. Hanya suara arus sungai. Dan desisan iblis yang menjelma dalam desiran angin malam.

Kukeluarkan perlahan napasku yang tertahan pada tenggorokan. Aku kembalikan pedangku pada sarungnya dan berjalan lurus menuju desa. Diiringi dengan desisan iblis yang setia menghantui.

***

            Aku dilempari tatapan jijik oleh penduduk desa. Para penduduk menjauhiku dan segera kembali ke dalam rumah. Bahkan, ada yang muntah. Tidak ada yang mendekatiku. Lagipula, siapa yang mau mendekati gadis bergaun lumuran darah hitam yang busuk bagai limbah? Itu jelas wajar, aku memberitahu diriku sendiri.

            Tepat di sana, di sebelah rumah Kepala Desa Ethan yang terletak hampir di pusat Ethan berdiri rumahku yang sederhana. Berbagai bunga yang setiap minggu kurawat, bermekaran indah di pekarangan rumah. Tembok luar rumah bebas lumut, kami—aku dan pamanku—rajin membersihkan rumah. Mengingat pamanku, aku berjalan dengan lesu menuju rumah.

Aku berdiri tegap di depan pintu cokelat bertuliskan nama keluargaku; Tisdale. Tanganku meraih kunci rumah yang tersimpan di kantong gaunku. Memutar kunci itu pada pintu rumahku adalah rutinitas yang paling tak kunantikan setiap kalinya pamanku pergi mendatangi rapat tahunan organisasinya. Ketika pintu terbuka, aku langsung menerobos masuk ke dalamnya.

            Mendapati rumah gelap dan dingin tanpa kehadiran seorang pun di dalamnya membuatku bergidik. Serta tak terbiasa. Aku terbiasa dengan keadaan rumahku di mana pamanku tercinta, Percival, duduk di kursi menghadap meja kerja, berkutat pada ratusan dokumen ataupun meneliti kumpulan-kumpulan manuskrip. Walaupun pada saat itu, ia tidak akan melontarkan sapaan apapun. Ia akan mengembangkan sebuah senyum yang sungguh manis. Itu saja sudah cukup.

            Tapi, sekarang, aku harus melewati tiga hari tanpa senyum serta kehadiran pamanku. Rumah akan sungguh sepi. Tidak ada suara api di tungku. Suara lembaran kertas yang dibuka. Suara mesin ketik. Suara radio. Suara hentakan kaki paman. Hanya akan ada suara napas dan langkahku. Maka dari itu, untuk menghindari kesunyian, aku menyelinap masuk ke Hutan Timur. Juga untuk menghilangkan kesepian. Meski paman melarang keras aku masuk ke hutan.

Aku mengambil beberapa lilin dari laci dan menyalakan semuanya dengan api. Menerangi seisi rumahku. Kumasuki kamar mandi dan menanggalkan gaunku di sana. Dengan cekatan aku mencuci gaunku, membersihkan belatiku, dan memandikan tubuhkku. Aku sama sekali tak sudi mengotori rumahku dengan darah siluman.

            Aku sedang membasuh badanku untuk yang terakhir kalinya saat tiap gerakanku berhenti dalam kekompakkan yang mesti diacungkan dua ibu jari. Napasku lagi-lagi tercuri. Tatapanku terpatri pada jendela kecil di kamar mandi yang mengarah ke perkarangan rumah kepala desa. Aku melihat pria tampan itu berdiri di depan pintu rumah si tua Alonso. Aku tidak mungkin salah. Wajahnya yang penuh pesona sukar dilupakan.

Born of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang