♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡
Hai kamu!
Mulai hari ini, aku berjanji, akan selalu menyapamu setiap aku melihatmu. Ya, aku berjanji. Dan semoga Allah merestui dan meridhoi janjiku.
Semoga Ia mengijinkan aku selalu menyapamu.Tadi, aku sempat berpikir. Mungkinkah hubungan kita adalah semacam matahari dan bumi?
Aku pernah membaca sebuah tulisan, "Matahari mencintai bumi. Tapi matahari menjauh, karena ia tahu, jika ia mendekat maka bumi akan mati."
Apakah aku bumi dan kau matahari?Kau tahu, kau itu memang benar benar seperti matahari. Kau bersinar paling terang diantara kami. Kau adalah bintang terbesar yang paling dikenal oleh orang lain, terutama guru guru yang bernotabene 'sangat tahu'. Cahayamu memang benar benar yang terbesar diantara kita. Mungkin, itulah alasan kau matahari dimataku, dan mungkin dimata yang lain.
Dan 'matahari' tidak bisa mendekati 'bumi'. Karena 'bumi' akan mati jika 'matahari' itu mendekat. Ya, seperti itulah aku. Aku selalu dalam posisi terancam setiap kau mendekat. Mungkin hal itulah yang membuatku cocok disebut 'bumi'. Aku tidak tahu apakah kau mencintaiku atau tidak. Tapi aku berpikir, walaupun matahari mencintai bumi, dan bumi mencintai matahari, mereka tetap tidak bisa berdampingan. Mereka tidak boleh terlalu dekat. Karena 'bumi' akan mati.
Mungkin, aku hanya bisa mengamatimu. Mencoba merasakan kehangatanmu yang jauh.
Memang kau hangat padaku?
Tapi, aku sangat terobsesi denganmu. Aku ingin selalu berada didekatmu. Bisakah aku menjadi 'merkurius' ? aku hanya akan kering, dan itu tak mengapa bagiku. Namun, sayangnya kau tidak pernah mengijinkanku menjadi 'merkurius' itu.
Aku lelah. Aku lelah harus selalu memendam rasa ini. aku lelah harus berharap. Tapi aku tak bisa lepas dari ini. bisakah obsesiku terpenuhi? Sebentar saja. Toh, kita hanya tinggal 5 bulan bertemu. Selapas itu, hanya takdir yang berkuasa mempertemukan kita.
♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡
With love,Hwa_ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dawn in My Heart
RandomTerimakasih untuk bunganya, yang dengan ia mengangakan perih Tapi percayalah, Aku akan mengobatinya sendiri, sembari menunggu bunga lain yang akan kau hantarkan -jika kau sudi- ------- Tuangan keluhku ini, Sudikah kau membacanya? Atau, Bisakah aku...