Part 1

431 71 293
                                    

Perhatian!!
Sebelum membaca, saya sarankan untuk menggunakan backgroune warna hitam, supaya feel-nya lebih kerasa😊

Gelap.

Mati lampu, kah?

Aku tidak dapat melihat apa pun. Tempat ini benar-benar gelap total. Apakah mataku buta? Tanganku mencoba meraba daerah sekitar, dan yang kutemukan hanyalah "tanah lembap dan batu kerikil?" Di mana ini? Yang jelas ini bukan kamarku. Kegelapan ini juga bukan karena mati lampu. Lalu, bagaimana bisa aku berada di tempat ini?

Kuperhatikan keadaan sekitar, yang ada hanya kegelapan tak berujung, tidak ada sedikit pun cahaya di sini. Suasananya begitu hening, hanya hembusan napaskulah yang terdengar olehku. Aku mencoba untuk berdiri. Kuputuskan untuk mencari jalan keluar dari tempat ini.

Tempat ini begitu sunyi, sepi, pengap, dan ... mencekam. Aku sendirian di sini, terkurung dalam ruang hitam.

Keadaan ini membuatku kebingungan. Aku berusaha mengingat hal yang terjadi terakhir kali sebelum terdampar di tempat ini. Sayangnya, otakku sulit untuk mengingat. Berpikir saja hampir tak mampu, yang ada kepalaku terasa pusing dibuatnya.

Dengan sedikit kerja keras, akhirnya muncul gambaran di kepalaku, meskipun samar. Saat itu aku sedang bersama dengan teman-temanku di tempat biasa kami berkumpul. Kami membicarakan hal yang menarik, saling bercanda, tertawa, lalu ... hanya itu yang kuingat. Selanjutnya---blank, tidak mengingat apa-apa lagi. Tak kuingat hal yang telah membuatku berada di tempat asing ini, kepalaku terlalu pening untuk mengingatnya.

Aku berjalan perlahan. Kakiku sedikit ragu untuk melangkah. Tanganku kuangkat ke depan---mencoba meraba-raba apa pun yang ada di hadapanku---itu untuk mengantisipasi terjadinya tabrakan di tengah kegelapan total ini. Namun, tanganku hanya menggapai udara kosong, hanya ada ruang hampa di sana. Situasi ini membuatku merinding. Hal tersebut membuatku teringat dengan film horror yang pernah kutonton. Aku benar-benar membenci tempat sialan ini. Adakah seseorang yang bisa membantuku keluar dari tempat ini?

Sudah cukup lama kaki ini berjalan tanpa arah. Namun, tetap saja tak kutemukan cahaya sekecil apa pun itu. Rasanya seperti orang buta. Bedanya, orang buta masih bisa mengenali lingkungan mereka meskipun tidak bisa melihat, dan mereka tahu jalan yang harus mereka pijak. Sedangkan diriku? Tidak sama dengan mereka, aku seperti orang linglung. Berulang kali kakiku tersandung, bahkan terperosok ke dalam lubang. Kejadian itu membuatku semakin berhati-hati dalam melangkahkan kaki. Aku tidak tahu sudah seberapa jauh perjalananku, atau mungkin hanya berputar-putar di tempat yang sama? Entahlah.

Sebuah getaran mengejutkanku. Mata ini menangkap semburat cahaya yang berasal dari saku jaket yang kukenakan. Huhhh ... ternyata itu hanya ponselku. Aku pun mendesah lega, untunglah benda kecil itu masih bersamaku. Tunggu sebentar! Kenapa tidak terpikirkan sebelumnya? Oohh betapa bodohnya aku. Segera kuambil benda mungil itu. Sesaat mataku terasa silau saat menatap layar ponsel. Ada pesan masuk dari Farel, temanku. Rasa senang menyeruak keluar.

"Raya, kau di mana? Tolong aku!!"

Aku hendak meminta bantuan padanya, tapi mengapa ia juga meminta tolong padaku? Kuketikan jawaban,

"Aku di tempat antah berantah. Aku juga butuh bantuan di sini."

Kutekan send. Sialnya pesan tidak terkirim. Sinyal yang tadinya hanya terdapat satu garis kini sudah menghilang. Sungguh kukesal luar biasa. Kugumamkan umpatan kasar yang hampir tidak pernah kugunakan sebelumnya.

Another Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang