[03]

761 110 4
                                    

masih flashback

**

Sehun melangkah gontai menyusuri gedung SM ini. Berjalan menuju ruangan tempat dimana EXO dan artis lainnya berlatih dance. Perlahan Sehun membuka pintu yang tidak pernah di kunci itu, berjalan masuk ke dalamnya lalu menutupnya kembali. Sehun terduduk, menenggelamkan wajah di kedua lututnya. Pikirannya berantakan. Bagaimana dengan bodohnya dia mengucapkan kata berpisah semudah itu pada Hayoung. Entah mengapa hati Sehun hancur membayangkan bagaimana terlukanya perasaan Hayoung. Hayoung nya yang sudah menemani, memberikan cinta, dan selalu mendukungnya selama hampir dua tahun terakhir ini. Bagaimana bisa Sehun semudah itu membiarkan Hayoung pergi. Air mata Sehun mengalir. Bukannya berlebihan jika Sehun terluka dan menangis seperti ini, dia benar benar mengakhirinya? Hubungannya dengan Hayoung, gadis cantik dengan hati yang begitu lembut. Sikap manjanya yang selalu membuat Sehun tersenyum, perhatian yang terus menerus diberikan gadis itu, senyum yang menawan dan juga rambut harumnya, Sehun melepas gadis itu? Sehun pasti lupa bagaimana sulitnya dulu dia mengejar Hayoung. Bagaimana sulitnya dia berjuang untuk Hayoung. Hayoung memang kekanakan, tapi apa pantas Sehun mengucapkan kata kata kasar pada gadis itu? Sehun mengacak rambutnya frustasi. Sehun lelah. Kenapa hal buruk ini terjadi? Ia tidak bisa mengulang waktu? Sehun begitu menyesal telah mengakhiri semuanya, membuat gadis itu menangis, membuat gadis itu terluka. Sehun menyesal.

Ceklek

Sehun terlonjak kecil, terkejut karena ada seseorang yang membuka pintu. Dan seorang gadis berparas cantik tiba tiba terpatung di ambang pintu. Sama halnya dengan Sehun yang masih mengusap air matanya. Mereka sama sama terkejut.

"Irene?"

"Sehun-ah?"

Mereka benar benar kikuk setelah tersadar dari keterkejutan mereka. Sehun mencoba menghapus semua air matanya, walaupun masih nampak jelas jika ia barus saja menangis. Irene menatap Sehun seakan mengisyaratkan apakah ia boleh masuk atau tidak,

"Masuklah."

Irene berjalan mendekati Sehun yang saat ini menatap ke depan dengan wajah sendunya. Irene duduk tepat di samping Sehun. Ia melirik ke arah jam di dinding, ini sudah tengah malam.

"Kau baik baik saja?"

Ucap Irene tanpa melihat ke arah Sehun. Kini keduanya sama sama canggung menghadap ke arah depan.

"Hm, kau melihatku menangis."

"Sepertinya kau sedang stress. Aku harap tidak terjadi apapun di EXO."

"Tidak, EXO baik baik saja."

"ㅡㅡ aku yang sedang tidak baik."

Irene menoleh ke arah Sehun, membuat Sehun juga menatapnya.

"Apa ada masalah?"

Sehun menghela napas, mengusap wajahnya. Dia merasa menjadi orang yang sangat lemah. Air matanya ingin jatuh lagi. Seorang Sehun yang selalu berpenampilan tampan dan juga bersikap jantan berubah menjadi seorang yang lemah seperti ini. Sehun begitu terluka saat ini.

"Apa kau tahu bagaimana beratnya kehilangan seseorang yang kau sayangi? Yang lebih membuatku sakit adalah kenyataan bahwa aku melukainya begitu dalam."

Irene menatap Sehun yang air matanya jatuh lagi,

"Kau bisa bercerita padaku, Sehun-ah."

Entah mengapa tangan Irene justru tergerak untuk menepuk bahu laki laki yang lebih muda darinya itu, menenangkan Sehun.

"Aku kehilangan Hayoung. Bagaimana cara untuk memutar waktu kembali? Dia melakukan hal yang aku benci karena aku tidak bisa menjaganya. Dia memang kekanakan. Aku berteriak dan mengucapkan kata kata kasar padanya. Hatiku sakit saat melihatnya menangis. Aku mengakhiri semuanya begitu saja. Aku sangat bodoh."

Ex-GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang