Sehun terhentak, dia tersadar segera melepas pelukannya. Apa yang baru saja dia katakan, menyuruh Hayoung agar tidak melupakannya? Sehun pasti sudah gila. Apa yang ada di pikirannya hingga ia bisa berkata seperti itu. Perlahan Sehun menjauh dari Hayoung, pandangannya menerawang entah kemana, yang jelas Sehun tidak ingin melihat gadis di depannya ini sekarang. Gadis yang tiba tiba saja membuat perasaannya berantakan, gadis yang membuat jantungnya berdetak begitu cepat saat ini. Sehun mengambil ponselnya yang ia mode silent itu, ternyata ada 9 panggilan tak terjawab dari Irene sejak tadi malam. Sehun harus sadar, dia saat ini mencintai Irene, bukannya Hayoung, Hayoung hanya masalalunya, Sehun menekan dirinya untuk sadar akan hal itu. Perbuatan bodoh apa tadi? Mencium Hayoung lagi? Memberi harapan pada gadis itu lagi? Tidak, Sehun hanya perlu meminta maaf dan meyakinkan dirinya, bahwa dia hanya mencintai Irene saat ini, Sehun tidak boleh egois membuat banyak hati terluka karena sikapnya.
"Mianhae, Hayoung-ah."
Sehun berdiri dengan sigap, menatap mata Hayoung yang kini juga tengah menatapnya.
"Kenapa kau meminta maaf?"
"Aku tidak seharusnya seperti ini. Maaf, aku pergi sekarang."
Sehun berbalik hendak melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu, namun ucapan Hayoung menghentikan langkahnya,
"Ah ini menyakitkan."
Sehun menoleh, mendapati gadis itu menunduk dan menangis. Air mata gadis itu deras membasahi pipinya. Sehun ingin sekali memeluknya, namun tidak, ia tidak bisa, memeluk Hayoung sekarang hanya akan membuat luka Hayoung semakin dalam. Sehun harusnya tahu diri. Sehun melangkah keluar dari tempat itu.
Dia menjambak rambutnya sendiri keras. Apa lagi yang akan terjadi? Sehun benar benar tidak mengerti lagi apa sebenarnya yang hatinya inginkan. Jika ia berhenti dan berbalik, dia mungkin akan melukai Irene, namun jika dia tetap berjalan dan menggenggam Irene, tentu Hayoung juga terluka. Ini bodoh jika perasaanmu terbelah menjadi dua, namun kau tidak mampu untuk mengakuinya.
**
Hari hari berikutnya Sehun memilih untuk menyibukkan diri dengan latihan bersama member lain. Memikirkan Hayoung hanya akan membuatnya gila. Dia sudah berjuang untuk mendapatkan hati Irene, dan saat ini dia telah mendapatkannya, Sehun tidak mungkin meninggalkannya begitu saja kan? Jangan gila, Sehun mati matian membuktikan pada Irene bahwa dia mencintai Irene, tapi saat dia sudah mendapat cinta Irene, Sehun malah mencium lagi mantan kekasihnya dan membuat perasaannya sendiri berantakan. Dari awal Sehun sudah tidak ingin mengingat Hayoung lagi, karena dia sadar dia telah gagal menjaga Hayoung, namun putusnya hubungan mereka tidak membuat Sehun benar benar tidak berhubungan dengan Hayoung, keluarga mereka berdua masih membuat mereka terlihat masih bersama. Sehun tentu tidak ingin kehilangan keluarga yang selalu membuatnya bahagia dan nyaman itu. Dan untuk Hayoung sendiri, Sehun tentu ingin melepasnya, namun hatinya belum, atau mungkin tidak sanggup. Terlalu banyak kenangan indah yang tidak mungkin bisa mereka hapus. Masa masa bahagia hingga sulit telah mereka lalui. Sehun merasa menjadi laki laki paling jahat, ketika ia mampu jatuh cinta lagi dengan gadis lain.
Tapi apa?
Cinta datang dengan sendirinya, tidak bisa di hindari. Itulah perasaan Sehun pada Irene saat ini.
"Sehun-ah, fokuslah."
Kai menepuk bahu Sehun yang sedari tadi banyak melakukan gerakan yang salah.
"Aku akan istirahat dulu."
"Baiklah."
"Aku akan menemui Irene."
Sehun melangkah keluar dari ruang latihan. Dia mengetikkan jari di layar ponsel, seperti menulis pesan untuk seseorang. Kemudian kembali berjalan,
Sehun terduduk di salah satu sofa milik gedung agensi terbesar di Korea itu , melamun disana. Sehun tidak ingin di cap sebagai orang yang tidak profesional, dia ingin meninggalkan masalah pribadinya saat sedang latihan ataupun bekerja. Namun, bayang bayang Hayoung menangis masih menghantuinya beberapa hari ini.
Sehun tersentak, merasakan ada tangan menyentuh pundaknya, Sehun menoleh,
"Sudah selesai latihan?"
"Kau datang?"
"Sebenarnya kapanpun kau mau aku datang, aku akan datang."
Gadis itu tersenyum, cantik sekali. Tentu saja cantik. Dia adalah seorang Irene, idol yang tidak diragukan lagi kecantikannya. Membuat siapapun yang hanya melihatnya bahkan bisa dimanjakan dengan wajah cantiknya.
"Duduklah."
Sehun menggenggam tangan Irene, menyuruhnya untuk duduk.
"Apa kau sakit?"
"Ani. Aku hanya merindukanmu."
Sehun meletakkan kepalanya dipundak Irene, bersandar disana. Dan tangan Irene pun tergerak mengusap rambut Sehun, Irene tahu Sehun mungkin sedang lelah.
"Pembohong."
"ㅡㅡ apa makan malam dengan keluargamu berjalan lancar Sehun-a?"
"Hm?"
Sehun sedikit melirik Irene. Bagaimana Irene tahu?
"Aku mencarimu. Tapi aku hanya bertemu dengan Suho sunbae."
"Kau ke dorm exo?"
Sehun terlonjak kecil. Dia memperbaiki posisi duduknya. Menatap wajah Irene dengan tanda tanya di matanya.
"Hm. Tapi kau tidak ada."
"Dorm exo sangat jauh. Bagaimana bisa kau kesana sendirian? Kenapa mencariku?"
Selain karena dorm yang berjarak jauh, Sehun juga sedikit gugup karena ternyata Irene begitu ingin bertemu dengannya bahkan dirinya belum memiliki mobil sendiri. Sehun merasa Irene membutuhkan dirinya. Setiap member exo hanya pernah mengajak satu wanita saja ke dorm, seperti Baekhyun yang sering datang bersama Taeyeon, Chanyeol dengan Eunji, Kai dan Krystal. Namun berbeda dengan Sehun, Hayoung pernah datang ke dorm exo sebagai kekasihnya dulu, dan sekarang Irene mengatakan dia juga pernah mengunjunginya ke dorm.
"Entah. Aku hanya ingin bertemu denganmu."
"Jangan lakukan itu lagi. Jika kau ingin pergi ke tempat yang jauh, teleponlah aku dan aku akan menemanimu. Saat aku tidak bisa dihubungi, maka bersabarlah sedikit, tunggu aku."
"Aku bahkan tak tahu lagi, harus menunggumu sampai kapan."
**
Jangan lupa vote dan comment ya ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Girl
FanfictionI know I'm your ex girl. You can call me a bad girl // OHY - OSH Copyright © Jiyoungim 2017