13

32 6 9
                                    

Semua berjalan dengan lancar..
Kebahagiaan..
Kasih sayang..
Cinta..
Sampai akhirnya..

[Gdebuk] Aku pingsan saat ingin berjalan kedapur untuk mengambil air, sekilas aku lihat.. Semua orang yang ada di dalam rumah panik.. Ada yang mencoba membangunkan ku, ada yang menelpon ambulance, menelpon papah dan bunda

Sinar putih menerpa mataku saatt aku terbangun, dimana aku??

Hm.. Sepertinya aku mencium sesuatu.. Y.. Itu seperti bau obat.. Dimana lagi kalau bukan di rumah sakit, aku melihat ke sekeliling.. Namun tak ada siapa-siapa diruangan ini, oh.. Jahatnya mereka.. Membiarkan aku sendiri disini, bagaimana jika ada yang ingin menculik ku seperti di drakor itu?? Ah.. Hayalan ku terlalu tinggi, mana ada yang ingin menculikku aku tersenyum karna perkataan ku, saat aku menengok ke arah pintu, aku melihat papah, bunda dan hm.. Mungkin dokter (?) sedang berbicara, kurasa itu serius

"Saya ingin memberitahu sesuatu kepada bapak dan ibu dengan kondisi laila" ucap sang dokter
"Ada apa dokter?" tanya papah
"Sebelumnya.. Saya mau minta maaf karna harus berbicara disini bukannya dikantor saya karena.."
"Ada apa dokter dengan laila?" tanya bunda langsung memotong pembicaraan sang dokter tersebut, kemudian papah menyikut lengan bunda, mungkin kode kalau itu tidak sopan

"Baiklah.. Laila.. Mengidap penyakit ..." ucap dokter itu dan terdengar hingga aku, aku terdiam.. Apa?? Dokter itu bilang aku mempunyai penyakit ...?? Apa dia salah sebut nama?? Atau penyakit?? Apa itu benar aku?? Pantas saja.. Aku sering mengalami nyeri dada, batuk batuk bahkan hingga batuk darah.. Apa itu benar??

Bunda mungkin bisa jatuh jika tidak di pegang oleh papah, setelah itu aku tak bisa mendengar dan melihat mereka kembali, aku sibuk dengan pikiran ku sendiri.

5 menit kemudian bunda, papah, dan dokter itu masuk ke ruangan ku dan melihat aku tersadar

"Sayang.. Anak bunda udah sadar??" tanya bunda, dari nada bicaranya sepertinya bunda habis menangis, aku mengangguk, setelah itu dokter pun memeriksa keadaan ku, setelah semuanya baik baik saja dokter keluar dari ruangan dan menyisakan aku, bunda dan papah

Hening.. Hanya suara orang berjalan dan berbicara diluar ruangan ku, mungkin kami masuk ke dalam pikiran masing masing

"Kakak mau makan?" tanya bunda, aku menggeleng
"Apel?" tanya bunda, aku mengangguk dengan semangat, karna apel adalah buah kesukaan ku, apalagi saat sakit, bahkan aku bisa menghabiskan banyak apel, bunda pun memotong dan mengelupaskan kulit apelnya

Aku menatap bunda..
Bagaimana jika aku mati??
Aku meneteskan air mata ku dan segera mengusapnya dengan punggung tanganku, untungnya bunda maupun papah tidak lihat.. Jadi aku tidak akan ditanya macam macam

Aku memakan buah itu dan menghabiskannya sambil menatap bunda kembali

"Ada apa ka? Kenapa kok liatin bunda terus?" tanya bunda tersenyum, aku menggeleng dan tersenyum, walaupun dia bukan ibu kandungku tetapi dia wanita yang aku cintai, dia mau merawatku.. Menjagaku.. Dan lainnya, walaupun aku bukan anak kandungnya

Tiba tiba ada yang membuka pintu kamar dan datang lah salah satu pelayan di rumah ku dan adik laki laki ku yang masih ber usia 5 tahun, mungkin baru pulang sekolah.. Karna masih memakai seragamnya

Dia berlari kearah ku sambil menangis "kakak kenapa... Kok ada dirumah sakit..?" ucapnya sambil menangis, aku mengusap air matanya yang jatuh ke pipi, aku tersenyum
"Kakak gak kenapa kenapa sayang.. Jangan nangis.. Nanti makin jelek loh.." ucapku seraya tertawa, dia diam lalu cemberut setelah itu tertawa bersamaku

Aku masih tak percaya atas semua ini.. Bagai mana mungkin aku mempunyai penyakit itu.. Kenapa aku tak menyadarinya sejak awal?? Aku hanya berpikir itu sakit dada biasa.. Aku sama sekali tak berpikir sampai mempunyai penyakit

Ah.. Aku melupakan sesuatu
Apakah dokter itu bilang jika aku mengonsumsi obat tidur ke papah dan bunda?? Hm.. Kurasa iya.. Ntahlah aku tidak peduli, yang aku peduli in sekarang adalah.. Izha.. Ya.. Aku teringat kepadanya, apa dia mengetahui aku ada di rumah sakit? Atau.. Dia sedang menunggu aku membalas chat nya?? Ah.. Kepala ku pusing memikirkannya, sebaiknya aku tidur dan menyuruh seseorang membawakan hp ku besok

IZHA P.O.V
"Hai nalla.." sapaku di line
5 menit dia tidak menjawab..
Hm.. Mungkin dia sedang makan malam?? Ya.. Mungkin saja
1 jam.. Kemana dia?? Apa sedang mandi?? Diakan kalau mandi kebiasaan lama.. Y. Mungkin saja
3 jam.. Apa dia sudah tidur?? Jam 9 malam?? Kurasa tidak.. Dia tidak mungkin tidur jam segitu.. Hm.. Atau mungkin battery nya habis?? Y.. Mungkin saja ntah lah, lebih baik aku menunggunya lagi, jika dia tak menjawabnya sebaiknya aku juga tidur

"Ini sudah jam 6 pagi.. Kenapa dia tak menjawab bahkan membaca chat ku??" tanya ku pada diri sendiri, perasaan ku sejak tadi malam kenapa tidak enak ya.. Hm.. Apa aku sakit? Ah.. Sebaiknya tidur lagi saja

NALLA P.O.V
aku terbangun dari tidur ku dan mendapati bunda tertidur di sofa panjang rumah sakit, kurasa kepalaku sudah tidak pusing kembali

Tok.. Tok.. Tok..
Masuklah pelayan rumahku membawa tas yang mungkin berisi baju ku (?), dia tersenyum kepadaku, aku membalasnya
"Bi.. Bawa hp aku gak?" tanyaku
"Oh.. Iya non.. Bibi bawa" ucapnya yang membuatku lega, dia memberikan hpku kepadaku, dan aku segera mengecek, benar saja.. Ada 26 chat dari Izha sejak tadi malam hingga pagi ini, aku segera membalasnya

"Hai juga" balasku
"Mbb ya.."
Beberapa menit kemudian dia membalasnya
"Dari mana aja?" tanyanya
"Kemaren abis makan malem ketiduran.. Maaf ya.." aku meminta maaf bukan karna ketiduran tetapi aku meminta maaf karna aku sudah berbohong kepadanya, maaf kan nalla Izha..
"Oh.. Yaudah" jawabnya, dia tidak marah kan??
"Izha marah?" tanyaku
"Nggak sayang.. Ngapain Izha marah" oh.. Syukur lah.. Dia tidak marah
"Lagi apa?" tanyanya
"Tidur tiduran" jawabku
"Izha lagi apa?"
"Ngumpulin nyawa"
"Baru bangun?" tanyaku aku malah membayangkan wajah polosnya yang baru bangun tidur.. "Iya"
"Nalla ganggu ya.. Yaudah lanjutin aja tidurnya.."
"Nggak kok.. Nalla gak ganggu"
"Yakin?" tanyaku memastikan
"Iya sayang.." jawabnya
Setelah setengah jam aku dan izha berbicara bunda bangun dari tidurnya dan menuju ke kasur ku

"Kakak dah bangun?" tanya bunda
"Udah" jawabku
"Laper gak?", aku menggeleng
"Bunda mandi dulu ya.." ucap bunda dan pergi menuju kamar mandi, aku merasa bosan.. Boleh kah aku berjalan keluar ruangan? Ah.. Sudahlah jika aku keluar tanpa ijin aku akan menjadi narapidana yang kabur dari penjara dan dikejar kejar dengan banyak polisi

----------------

Kalian gak suka cerita ini ya??
Maaf ya.. Mungkin author gak jago bikin cerita.. Author bakal berusaha sebisa author supaya cerita ini seru

15+ vote next

Salam hangat nalla >.<

↪Return↩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang