03

620 73 14
                                    

Ini sudah 15 putaran lapangan bola jiyong berlari . Memang cuaca tak terlalu panas tapi jika berlari tanpa henti dilapangan bola bisa membuat cuaca terasa sangat panas oleh jiyong .

Ia mendapat hukuman dari dosennya berlari dilapangan bola sebanyak 30 putaran . Jiyong tak membantah sedikit pun karena ia mengakui ini memang salahnya karena bertengkar diarea kampus .

Dengan keadaan jiyong yang sudah kelelahan karena berlatih untuk festival sekolah , berlari dilapangan akan membuat keadaan jiyong semakin memburuk .

Kepalanya terasa berat . Keringatnya juga tak berhenti mengalir dan suhu tubuh jiyong benar-benar diatas rata-rata normal . Ia butuh taeyeon sekarang . Ia butuh genggaman tangan sahabatnya itu .menurutnya itulah satu-satunya obat terbaik untuk jiyong .

Tapi sampai sekarang bisa dibilang kalau taeyeon juga menghukumnya dengan mengabaikannya . Jiyong sangat tau wanita itu . Ia akan sangat marah saat jiyong membahayakan dirinya sendiri . Walaupun dengan alasan dirinya , taeyeon.

Jiyong sudah tak kuat lagi untuk berlari . Ia berhenti dengan posisi sedikit membungkuk menopang tubuhnya dengan tagan dilututnya .

Jiyong memandang gedung tinggi dihadapannya . Ia ingin sekali bertemu dengan taeyeon sekarang dan berbaikkan .

Jiyongpun merogoh sakunya . Ia mengambil kertas kuning dan pulpen . Ia mulai menulis . Memangil seseorang yang lewat dan memintanya mengantar kertas itu kesesorang yang dikirimi nya surat .
.
.
.
Taeyeon berjalan dengan gontainya. ia berencana akan ke kelasnya . Hatinya sedang sakit sekarang . Moodnya tiba-tiba menjadi buruk saat melihat jiyong dan hyorin .

Entah kenapa ia ingin sekali marah dan menangis sekarang . Iapun berencana akan pulang setelah mengambil tasnya dikelas tapi langkahnya terhenti oleh sepasang kaki yang berdiri didepannya .

Taeyeon mendongak mendapati wajah tampan yang tersenyum sendu kearahnya bersamaan dengan jatuhnya tetesan air mata taeyeon .

"Oppa ~~" rengek taeyeon .

Lelaki itu lansung membawa taeyeon dalam pelukkannya .
"Gwaenchana .. kamu bisa cerita ke aku . Menangislah ." Leeteuk mengelus lembut punggung taeyeon .
.
.
.

"Udah ?" Tanya leeteuk memastikan .

Mereka telah duduk di kursi taman dibelakang kampus .

Taeyeon tersenyum sendu sambil mengangguk .
"Gomawo oppa ." Lanjut taeyeon .

"Mwo ga (untuk) ?" Leeteuk penasaran .

"Sudah menemaniku menangis . " ucap taeyeon sambil mengusap hidungnya yang memerah .

"Tidak perlu .. aku malah senang bisa melihatmu menangis dan itu sangat mengemaskan ." Jelas leeteuk tersenyum senang mengusak gemas surai hitam taeyeon .

Taeyeon tertawa kecil dan mengeleng tak percaya pada leeteuk .
"Apanya yang mengemaskan ? Aku sangat buruk saat menangis . Dan kau tau oppa __? "

"Hemm ?" Leteeuk bergumam .

"Aku menjadi cengeng saat melihat wajahmu ." Lanjut taeyeon diiringi dengan tawanya .

Leeteeuk merengut lucu tak terima dengan perkataan taeyeon .

"Ommo .." taeyeon geli melihat wajah yang dibuat buat imut oleh leeteuk . Setelahnya mereka tertawa bersama .

"Mm .. jadi apa ini masih tentang jiyong ?" Leeteuk kembali bertanya .

Taeyeon mengangguk ." Aku rasa ada yang salah dengan perasaanku oppa . Aku tak tau harus bagaimana ?"

"Cobalah jelaskan apa yang kamu rasakan !! " perintah leeteuk .

Memory MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang