Maafkan aku yang sudah lama tak update dan seakan tak bertanggung jawab dengan ff ini jadi aku ingin memintak maaf lagi pada chingu-chingu yang setia menunggu .
Dan terimakasih untuk semua dukungan yang sudah diberikan bahkan ada beberapa yang mengirim pesan yang sangat memotivasi untukku menyelesaikan cerita ini .
Maaf dan terimakasi chingu😍😍😍😍
Saranghae💖💖💖
. . . . . . . . . . . . ."bahkan kau tak mengatakkan hal sepenting ini pada ku . apakah penting seorang penyanyi mempunyai pasangan atau tidak jika karyanyalah yang harus disukai ?" lirih jiyong meninggalkkan taeyeon dengan tangisnya.
"oppa !! kau mau kemana ? " teriak taeyeon yang tak digubris oleh jiyong .
. . . . . . . . . . . . . . . . .
Taeyeon terbangun dengan mata sembabnya sisa tangis nya semalaman . Ia bangun tanpa melakukan apapun hanya duduk termenung diatas ranjangnya yang terasa dingin tanpa suaminya . Kwon jiyong yang memilih pergi setelah pertengkaran mereka .
Tanpa aba-aba air mata taeyeon kembali jatuh membasahi pipinya . Ia bagai tak bernyawa saat mengetahui jika jiyong meninggalkannya karena sebuah mimpinya yang sudah ia usahakan selama ini . Bukankah dunia tak adil ketika ia dipaksa untuk memilih pada kedua hal berharga dihidupnya.
Mungkin sebagian orang taeyeon memang egois karena mengiyakan syarat itu saat taeyeon dengan jelas sudah memiliki suami . Tapi bagi taeyeon itu sama berharga baginya .
Taeyeon masih menangis saat seseorang membuka pintu kamarnya dan terlihat Ny.kim dengan wajah kwatirnya melihat anak perempuannya hancur karena ketidakadilan dunia padanya .
"Taeyeon ah ..." lembut Ny.kim sambil mengelus kepala taeyeon yang menunduk sambil memeluk lututnya.
Taeyeon tak menjawab tapi hanya mengangkat wajahnya dan memandang eommanya .
"Eomma ... jiyong oppa meninggalkanku" isak taeyeon kembali deras . Tak sanggup memikirkan kenyataan hidupnya
Ny.kim mengeleng dengan cepat sambil memeluk taeyeon.
"Ani .. jiyong tak akan meninggalkanmu . Hanya saja jiyong butuh waktu untuk memikirkannya "Taeyeon kembali mengeleng dan tangisnya menjadi-jadi ..
"Tidak eomma .... aku tak pernah melihat jiyong oppa marah seperti itu padaku . Aku takut eomma . Aku takut jiyong oppa meninggalkanku tapi itu mimpiku eomma . Tidak bisakah aku bersikap egois sekali saja"Ny.kim hanya menguatkan pelukannya tak mampu lagi untuk menjawab pernyataan taeyeon . Melihat anaknya seperti itu membuatnya sama hancurnya dengan taeyeon . Sangat menyakitkan.
.
.
.
"Anyeonghaseo .. sajangnim" sapa jiyong melalui handphonenya"...."
"Aku setuju "
"...."
"Iya .. setuju dengan tawaranmu . Aku akan debut bersama mereka" jelas jiyong
"...."
"Oke .. aku akan kesana secepatnya."
Jiyong menutup panggilannya . Ia meremas kuat handphonenya seakaan ingin menghancurkannya.
Wajahnya jelas tampak sedang marah . Ia tak habis pikir dengan istrinya . Mana mungkin ia bisa meninggalkan taeyeon hanya karena mimpi taeyeon menjadi idol . Tidakkah taeyeon mencintainya . Apakah ia saja yang menjadi satu-satunya orang yang mencintai disini .
Jiyong mulai mengendarai mobilnya lagi . Menuju agensinya . Ia menyetujui tawaran sajangnimnya ia rasa itu jalan yang tepat setelah memikirkan hubungannya dan taeyeon .
Bukan maksudnya untuk balas dendam pada istrinya . Hanya saja ia butuh pelampiasan kemarahannya . Ia akan hanya memikirkan pekerjaan dan menyibukan diri agar meghilangkan pikiran dan perasaan yang melukainya terlalu dalam .
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Me
Fanfiction"Tubuhku tak pernah lupa harus bersikap seperti apa padamu tae" - kwon jiyong "Jangan lagi mengenggamku dan memeluk perempuan lain sekaligus oppa lepaskan lah genggamanmu!!" - kim taeyeon "Tidak bolehkah aku bersikap egois sekali saja tuhan ." -choi...