Cinta Pertama Lies

9 1 1
                                    

Pagi hari telah datang menyapa untuk hari ini, semua orang memulai aktivitasnya kembali untuk berkerja di sesibuk inggris .jalan mulai ramai dengan lalu lalang kendaraan bermotor mulai memenuhi jalan termasuk juga para penjual kedai kedai kecil yang berpadu dengan gedung tinggi di berbagai sudut kota.

Seorang gadis remaja mengunakan seragam keluar dari dalam sebuah toko bunga bertuliskan 'romantic flower'ia keluar dengan penuh semangat,sebuah panggilan dari sang ibu mengema hingga keluar toko membuat gadis itu menghentikan langkah dan berbalik kembali saat itu jugalah sang ibu sudah berada di depannya dengan membawa sekotak bekal.
"Lies, kamu lupa membawa bekalmu, jangan sampai telat makan lagi lies". Sembari ibu mengingatkan anaknya yang selalu telat sarapan siang di sekolah.
"Iya ibu, aku berangkat dulu".dengan meenunjukan seyum cerianya di depan sang ibu.
"Ehh.., tunggu dulu lies, dasimu kurang rapi biar ibu benarkan dulu".sang ibu membenahi dasi yang sedikit berantak dan merapikanya hingga terlihat rapi.
"Nah, sudah rapi sekarang cepat berangkat ke sekolah".
"Makasih ibu".lies berlari menuju halte bus tak lupa ia melambaikan tangan kepada sang ibu.
Sudah lebih dari lima menit lies masih berlari dengan mengenggam kotak bekalnya hingga akhirnya ia sampai di halte.sedikit berdesakan lies tidak sengaja menubruk punggung seseorang pemuda dengan jidatnya, pemuda itu sontak kaget dan menoleh ke arah lies.mereka saling beradu pandang sedetik kemudian penumpang lain mendorong lies dengan kasar membuat tubuhnya oleng kedepan pemuda tadi, dengan sigap pemuda itu menangkap tubuh lies yang mulai jatuh tersungkur.
"Maa..af".tungkas lies kepada pemuda itu.
"Kamu tidak apa apa kan?". Tanya sang pemuda.
"Aku tidak apa apa, makasih telah menolongku".
Pemuda itu membalas perkataan Lies dengan senyuman yang tersunging di ujung bibirnya.di dalam bus semua penumpang mulai senyap tak ada sepatah katapun yang terdengar di dalam bus.Lies memulai mulai memperkenalkan diri.
"Sepertinya kamu juga sekolah di tempat yang sama denganku?". Tanya lies.
"Benar, memang aku satu sekolahan denganmu!". Jawabnya dengan santai sambil mengapai peganggan di atas kepalanya yang mengantung.
Bus yang kini di tumpangi Lies dan pemuda tadi membelok di sebuah tikungan sehingga membuat bus sedikit miring, penumpang di dalam di buat terkejut secara tiba tiba dan mulai panik jika bus yang tumpangi hilang kendali, penumpang yang berada di dalam bus mulai kehilangan keseimbangan terombang ambing bus sehingga semuanya berteriak histeris.
Lies yang sejak tadi hanya diam sambil menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh tiba tiba limbung membuat Lies panik seketika lalu berteriak keras, tanpa ia duga pemuda tadi menangkap pinggangnya serta memeluknya erat Lies yang sejak tadi panik seketika kikuk saat berada dekat dalam pelukan pemuda itu.samar samar ia mendengar degupan jantung pemuda yang tak betaturan itu begitu pun dirinya.

Akhirnya Lies mendorong pemuda tadi secara pelan namun pelukannya begitu erat membuat Lies begitu sangat sesak dan tak bisa pernapas.

"Lepaskan aku.."!
Lies meronta lirih pemuda tadi teryata sama sekali tidak mendengar teriakan lirih Lies sejak tadi karena begituh riuhnya penumpang lain yang sangat panik.

"He..heiii...?!, lepaskan aku ,kamu dengar"?? Tak ada respon sama sekali.

Lies yang mulai risih langsung mendorong pemuda tadi agar mau melepaskannya namun gerakkannya terhenti ketika rambut kepangnya tersangkut di sebuah nick name pemuda itu.

"Aww..sakit"! Teriak Lies kembali dengan memegangi rambut kepangnya .

"Sudah ku kira pasti akan begini".celotehnya sang pemuda tiba tiba dengan masih posisi memeluk gadis itu.

"Kenapa kamu tidak bisa diam"?!
"Hah.."?! Membuat pemuda itu terheran heran dengan tingkah Lies yang tak bisa diam.

"A..Aku cuma tidak biasa dengan posisi ini". Jawabnya kaku dengan terus merintih kesakitan karena kepangan rambutnya yang masih tersangkut.

"Diamlah..!, biar aku lepaskan rambutmu itu". Jawab pemuda itu dengan ekspresi kesal namun di sisi lain terlihat senyuman kecil yang tersunging di ujung bibirnya.
Sehingga Lies tak sempat melihat senyuman sekilas tadi karena posisinya yang masih tertunduk sambil memegangi rambut kepangnya.

Lies melirik sedikit keatas pemuda tadi entah mengapa hatinya berdesir hebat ketika hembusan teratur nafas pemuda itu menyentuh lembut telinga serta leher nya
Kepangan rambutnya yang sejak tadi tersangkut telah terlepas ,Lies mulai merapikanya sedikit agar terlihat rapi ia meraih pegangannya kembali yang tergantung di atas kepalanya , Lies menata posisinya kembali dengan berada di depan pemuda tadi, ia melirik kembali kearah pemuda yang ada di belakangnya ujung matanya sesekali terarah pada nick name yang tertulis' Dian Nicholas'.

Menyadari bahwa perempuan yang ada di depannya sibuk miliriknya penuh salah tingkah membuat Dian tersenyum geli.

"Dasar!, perempuan aneh..". Desahnya lirih.

Kepanikan yang terjadi tadi telah berubah dengan ketenangan ketika bus sudah kembali ke posisi semula dan kini bus sudah berhenti di sebuah halte depan sekolah.
Semua penumpang termasuk anak sekolah mulai turun dengan berdesakan agar bisa keluar lebih dulu.
Lies keluar bus sedikit belakangan sembari melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul 07:30 matanya melotot penuh kepanikan yang menjalarinya kembali.

"GAWAT.., Mampus kalau telat sekali lagi".

Lies menerobos penumpang lain menuju pintu keluar tanpa perduli jika ia harus berdesakan dengan para penumpang yang saling mendorong.waktu yang hampir mepet membuat Lies semakin kelabakan dengan di penuhi kekwatiran di benaknya.

Tanpa di sadari dari belakang pemuda tadi mengikuti Lies menuju pintu gerbang sekolah.
Waktu kian tak terkendali menyisakan beberapa menit yang semakin menipis Lies yang sedari tadi berlari kecil tak menyadari bahwa ada yang mengikutinya

Langkah Lies terhenti dan mulai menengok kebelakang pemuda tadi teryata masih mengikutinya

"Heiii, tunggu dulu kamu sejak tadi kenapa mengikutiku"?? Hah..?!
Tanya Lies dengan nafas ngos ngosan karena berlari sejak tadi.
Ia menujuk nunjukkan jarinya di depan pemuda yang bernama Dian itu.

"Heii, jawab aku"?! Tegasnya cepat.

Tapi Dian masih terdiam dengan posisinya tanpa bergerak sedikitpun.

"Tunggu dulu, jagan salah paham". Jawab Dian dengan penuh ketenangan sambil mengatur nafasnya pelan.

Lies yang masih di liputi pertanyaan di dalam benaknya membuat pikiranya tak karuan terlebih waktu yang hampir melesat sedikit demi sedikit tidak mengisakan waktu sedikitpun.

"Lalu, kenapa kamu masih ada di sini seharusnya kamu harus cari kelasmu sendiri, bukan malah mengikutiku begini".tangkasnya penuh kekesalan.

Wajahnya masih menunjukkan ekspresi kekesalan karena waktu yang hampir habis untuk masuk kelas tapi tanpa Lies sadari telunjuknya berada di depan wajah si pemuda tadi dengwn tidak sopannya lalu di gapainya telunjuk Lies dan mengenggamnya erat dengan posisi sama.

Lies begitu terkejut ketika telunjuknya di genggam erat membuat dirinya gelagapan.

"Aa..apa lagi yang kau lakukan"?

"Dasar cerewet...!!; turunkan telunjukmu itu tidak sopan". Timpal pemuda itu Dengan memasang wajah sedikit marah.

Raut muka Lies berubah menjadi merah padam akibat kelakuannya sendiri yang tidak sopan dengan menujuk nunjukkan jarinya di hadapan pemuda yang baru di kenalnya itu juga bicaranya yang begitu cerewet.

          * * *

IN THE NIGHT SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang