Semua Hal Tentang Dirimu

8 0 0
                                    

Camelia berlari keci di atas gundukan salju yang ia menikmati permainannya bersamaan dengan Dian yang selalu mengikutinya dan menjahilnya dari belakang sedangkan Lies hanya berjalan pelan sambil melihat mereka yang tertawa riang .

Ia juga melihat berbagai pandangan di taman itu teryata banyak orang yang bermain sky di sana juga saling berpasangan membuat Lies agak sedikit iri pada mereka.

Ia mendengus sebal di krumunan   dengan masih terbuai dengan lamunannya tiba tiba lemparan bola salju mengarah padanya dan mengenai punggungnya,lamunannya pun buyar seketika, hingga Lies berteriak dengan keras membuat semua orang menatapnya aneh.

Serigai senyum muncul dari bibir seseorang laki laki di ujung tempat yang sedikit jauh yah itu
Dian dan gadis kecil di sampingnya tertawa cekikikan bersama melihat Lies.

"Awassss,kaliannn...sambil membawa bongkahan bola es Lies berlari menuju mereka berdua,refleks Dian mulai curiga dan memberikan kode pada gadis kecilnya sambil membukuk membisikan sesuatu di telinganya dan di balas anggukkan oleh anak itu.

Dian meluai memberi ancang ancang ketika Lies hampir sedikit mendekat sambil membawa bola es erat erat di tangan kanannya ." rasakan kalian berdua". Sambil melempar bola.

"Lariiii". Teriak Dian memberi code.
tiba tiba lemparan itu meleset karena kedua orang itu telah lari mendahului Lies .

Wajah Lies mulai memerah karena marah ulah yang di lakukan Dian membuat dirinya semakin emosi tak mau kalah karena balasannya meleset Lies pun berlarian mengejar mereka berdua hingga beberapa kali berputar putar dan terjatuh di atas salju mereka bertiga tertawa riang penuh kebahagian bersama mengikuti alur permainan .di sisi lain tersunginglah sebuah senyum lebar Lies yang di balas oleh Dian yang juga tersenyum tanpa mereka berdua sadari Lies dan Dian bergandengan tangan tanpa sadar karena telah larut dalam kebahagiaan.

                   $#$

Waktu menunjukan pukul 11:11 mungkin jika musim panas  akan terlihat cuaca sangat terik namun suasana di hari ini berbeda hawa yang di timbulkan semakin dingin dan membuat mengigil setiap area bagian tubuh.

Lies menyalakan mesin pemanas ruangan yang ada di pojokan yang dekat dengan vas bunga besar berbentuk porselin.
Setelah terasa hangat ia kembali ketempat semula sebuah meja kecil yang di kelilingi tiga kursi semua sisinya dan kini telah terisi dua mahluk yang masih asik saling bercanda dan tak lupa di tambah dirinya yang melengkapinya sambil menatap dan menelisik jauh.

"Mengapa aku harus bertemu mereka di hari seperti ini", dan juga...,,Lelaki ini,mengapa juga aku harus melihatnya dia berbeda dari yang biasanya .

Lies masih diam terpaku akan sosok di hadapanya ini Dian yang merasa di padang seintens itu membuat dirinya sedikit kikuk ia lalu memesan ramen tiga porsi kepada pelayan yang menghampirinya tadi. Setelah pelayan itu mencatat menu yang di pesan sang pelayan berlalu pergi.

" Apa yang kamu lihat!" bentaknya membuat Lies sedikit terkaget sekaligus salah tingkah karena ia ketahuan memperhatikan lelaki itu.

"Oahh,ti..tidak,tidak...aku hanya....

" hanya apa,menggagumi ketampananku ya sampai salah tikah begitu,akui sajalah kalau aku ini memang tanpan".  Jelasnya membuat Lies semakin memerah di buatnya

"Apa apaan,kamu ini dasar kepedean". Lies mengerutu namun di sisi lain ia juga menyukai ketampanan lelaki itu namun ia hanya tak menyukai sifatnya  yang terkadang aneh.keheningan melanda semua menjadi diam ketiganya tak ada yang angkat bicara sedikitpun dan akhirnya Dian yang memulainya.

" terima kasih untuk hari ini" jelasnya.

"Kenapa kamu berterima kasih padaku,seharusnya aku yang bilang begitu kalau bukan kamu yang ngajakin main mungkin aku hanya diam di cafe bersama anak kecil ini,paparnya.
" ehhh,tunggu bukankah kita tadi tidak sengaja bertemu jadinya impaskan kita tak perlu berterima kasih.lalu kamu habis darimana?"tanya Lies penuh selidik.

"Jagan jangan kau mengikutiku?"

Dian mendengar itu malah terkekeh geli akan pertayaan yang di utarakan padanya.

"Jagan kepedean siapa juga mengikutimu,aku tadi sedang ada satu urusan penting lalu mampir ketempat tadi karena aku butuh penghangat".

" Urusan apa??"

"Sepertinya kamu penasaran dengan kehidupan hingga bertanya seditail itu" jelas Dian sambil bersedekap melipat tangan di depan dada dan menegakkan duduknya .

Lies kini yang mulai di putar balikkan oleh Dian semakin salah tingkah lagi bingung ingin menjawab apa ,Lies mengabaikanya dengan melihat kearah lain seorang pelayan tadi datang dengan nampan yang terisi tiga porsi ramen berserta minuman Lies menyodorkan satu mangkok dengan sumpit anak kecil yang mendengarkan dia dan lelaki itu berdebat.

"Nahh,sekarang ayo kita makan". Ajak Lies kepada mereka berdua .

Dian melirik sekilas pada Lies dan mengarahkan pandangan ke arah lain ia melihat si gadis kecil itu masih sibuk dengan sumpitnya karena gadis kecil itu belum bisa memakai sumpit akhirnya Dian mengajarinya pelan pelan hingga anak itu bisa menggunakanya untuk mengapit mie.lalu  di depan mereka Lies tampak tersenyum senang melihat pandangan yang jarang ia lihat menurut pemikirannya seorang laki laki mungkin jarang dekat dengan anak tapi yang ini berbeda.

" bagai ayah dan anak saling menyayangi satu  sama lain sangatlah serasi".saat aku pikir kamu seperti apa yang ku pikirkan hingga yang aku lihat sekarang sangatlah berbeda.
Dirimu tulus...

           %&%

IN THE NIGHT SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang